Surga Cinta Impian

Suasana makan malam menjadi tidak senyaman saat pertama kedatangan mereka. Tuan Hudson sedikit canggung begitu juga dengan Oliver yang berubah menjadi semakin dingin.

Sesekali nyonya Bella dan Tasya ikut berbicara untuk mencairkan suasana. Namun sepertinya kekakuan di antara mereka sulit untuk diluluhkan.

Makanan penutup sudah dihidangkan di hadapan mereka. Tuan Hudson mengucapkan permintaan maaf yang kesekian kalinya sebelum acara makan malam mereka benar-benar berakhir malam ini.

"Sekali lagi kami sungguh-sungguh mohon maaf pada anda dan istri. Yang pertama karena tidak bisa hadir pada acara pernikahan kalian kemarin. Dan yang kedua karena sikap tidak sopan anak saya tadi."

"Saya menerima permintaan maaf anda tuan."

"Tuan Oliver, sebagai tambahan kado pernikahan kali ini izinkan saya memberikan anda kamar khusus untuk bulan madu kedua kalian di hotel kami." walaupun saat resepsi pernikahan kemarin tuan Hudson sudah mengirimkan hadiah fantastis untuk mereka. Namun rasanya beliau tetap ingin menambahkan hadiah lagi sebagai permintaan maaf tambahan atas kejadian tidak mengenakkan malam ini.

Oliver dan Tasya saling pandang. Mereka tidak menyangka jika malam ini diberikan kesempatan untuk menikmati honeymoon lagi di hotel mewah milik tuan Hudson.

"Tau begini kan bawa baju ganti buat nginap," pikir Tasya.

"Segala keperluan kalian akan disiapkan oleh asisten saya sebentar lagi. Tuan Oliver dan nona Tasya bisa lebih dulu menuju kamar istimewa di hotel kami." tambah tuan Hudson seakan mengerti isi kepala Tasya dari raut wajahnya.

"Eih, ketahuan ya kalo tadi aku mikirin baju ganti?" batin Tasya lagi malu-malu.

"Terimakasih tuan Hudson. Kami menghormati hadiah anda." jawab Oliver sedikit lebih hangat, nada bicaranya tidak sedatar tadi.

"sama-sama tuan Oliver. Kami mengerti bahwa kalian masih pengantin baru. Seharusnya menikmati lebih banyak masa-masa bersama pasangan. Tapi yang namanya pekerjaan memang tidak bisa ditinggalkan terlalu lama. Bisnis harus tetap berjalan bukan?" ucapnya diselingi tawa yang khas.

Makan malam benar-benar berakhir menjelang pukul 21.00. Saat ini Tasya dan Oliver diantarkan menuju ke lantai teratas hotel termewah di kota ini. Dengan kamar presidential yang ditata khusus malam ini untuk pengantin baru atas perintah pemilik hotel.

Tidak lama kemudian terdengar ketukan di pintu. Sesuai dugaan mereka, asisten tuan Hudson mengantarkan beberapa pasang pakaian untuk Oliver dan Tasya serta minuman beralkohol untuk dinikmati mereka malam ini.

"Kamu masih marah soal kemarin sayang?" tanya Tasya.

"Kurasa tidak perlu lagi. Karena semuanya sudah lewat dan momen indah ini harusnya kita nikmati dengan nyaman." jawab Oliver lembut kali ini.

Ia benar-benar memanfaatkan suasana romantis yang diciptakan. Tasya menuang wine yang diberikan ke dalam gelas masing-masing. Denting gelas yang mereka satukan sebelum melakukan love shot terdengar merdu.

Malam semakin larut, minuman yang mereka nikmati pun hampir habis. Obrolan sudah semakin ke mana-mana. Dan kini tubuh mereka sudah tampak panas dari dalam.

Oliver telah melepas atasannya. Begitu juga dengan Tasya yang kini makin berani merangkul suaminya seraya duduk di pangkuannya. Bibirnya meraba halus di sekitar tengkuk leher sang suami.

Tangan Oliver meraba bagian dalam paha sang istri dan terus naik hingga ke pangkalnya. Sesuatu yang menonjol di bagian bawah tubuhnya terasa semakin sesak dan mengeras tak tertahankan.

Gesekan jemarinya di bagian dalam tubuh Tasya juga sudah semakin liar. Kini bagian bawah Tasya sudah sangat basah seiring gelenyar kuat yang ia tahan dari dalam dirinya. Gerakan tubuhnya semakin liar di atas tubuh Oliver.

"Aku mau kamu malam ini sayanghhh...."

TBC.....