NovelToon NovelToon
Istri Siri Tuan Dokter

Istri Siri Tuan Dokter

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahkontrak / Dokter / Tamat
Popularitas:38.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: AmiRas

Kinar menerima tawaran menikah dari sang dokter untuk melunasi hutangnya pada pihak Bank. Sedangkan, dr. Raditya Putra Al-Ghifari, Sp. B menikahinya secara siri hanya untuk mendapatkan keturunan.

Awalnya Kinar menjalaninya sesuai tujuan mereka, tapi lambat laun ia mulai merasa aneh dengan kedekatan mereka selama masa pernikahan. Belum lagi kelahiran anak yang ia kandung, membuatnya tak ingin pergi dari sisi sang dokter.

Kemanakah kisah Kinar akan bermuara?

Ikuti Kisahnya di sini!

follow ig author @amii.ras

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AmiRas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang Operasi

Sudah berjalan selama dua bulan pernikahan sembunyi-sembunyi ini. Mereka tinggal di tempat yang sama, tapi tak pernah mengobrol atau pun bertegur sapa. Ya, Dokter Radit itu begitu dingin dan tak bisa didekati. Kinar tentu sungkan untuk memulai obrolan. Mereka hanya berbicar sedikit. Seperti apabila lelaki itu bertanya apa ia ada shift malam, maka Kinar akan menjawab. Jika ada shift malam biasanya lelaki itu akan ikut mengantarnya bersama Pak Beni, lalu lelaki itu akan pulang ke rumah orang tuanya sebentar.

Kinar sedang sibuk dengan handphonenya ketika Suster Lina berjalan tergopoh ke arahnya. Ia duduk di bangku besi depan ruang vip satu. Menoleh pada rekannya.

"Suster Kinar!" panggil Suster Lina dengan napas terengah karena berlarian.

"Ada apa, Suster Lina?" tanya Kinar, menyimpan ponselnya di kantong bajunya.

"Kita ke ruang operasi sekarang!" ucap Suster Lina cepat.

"Hah? Ngapain?" tanya Kinar bingung.

Mau ngapain juga mereka ke sana? Kinar suka merinding kalau berada di ruangan itu. Dih, apalagi sekarang mereka dapat shift malam.

"Urgent, Suster Kinar! Pak Dokter butuh suster jaga buat menemani operasi karena beberapa suster yang lain juga sibuk," ucap rekan Kinar itu.

"Ya sudah, Ayo!"

Kinar tak bisa menolak tentunya. Meski ia suka ngeri sendiri di ruang operasi seperti itu, ia tetap harus menjalankan tugas.

Kedua perempuan itu berjalan setengah berlari menuju ruang operasi. Suster Lina membuka pintu begitu mereka sudah sampai di sana.

"Permisi, Dok! Kami suster jaga yang diminta Dokter Wina untuk bantu," ucap Suster Lina pada 3 orang dokter di sana.

Kinar tak tahu kebetulan macam mana lagi ini. Di ruang operasi itu ada Dokter Radit, Dokter Ardi, dan dokter Rini. Tiga orang dokter itu tampak sedang bersiap. Dokter Radit hanya menatapnya datar. Sedangkan Dokter Ardi melempar senyum ramah nya seperti biasa.

"Silakan kalian bersiap!" sahut Dokter Rini, yang telah siap dengan baju hijau steril nya.

Suster Lina dan Kinar mengangguk. Segera masuk ke ruangan itu dan mengenakan stelan steril serta masker. Oh, dan Kinar gugup sekali. Ini pertama kalinya ia masuk ke ruang operasi, dan akan melihat proses jalannya operasi itu sendiri. Memikirkan darah dan sebagainya membuat Kinar bergidik.

Ruangan operasi itu tampak mencengkam. Apalagi semua orang di sana tampak fokus dan tak ada obrolan sama sekali. Hanya pendeteksi detak jantung pasien yang terdengar jelas mengisi heningnya.

"Gunting!" ucap Dokter Radit mengulurkan tangan.

Kinar yang berdiri di samping lelaki itu segera menyerahkan benda yang diminta sang dokter.

"Tekanan jantungnya, Dok!" ucap Radit lagi pada Dokter Rini kali ini.

"Jahit!" Kali ini titah itu ia berikan pada Dokter Ardi.

Kinar yang melihat semua itu menggigit bibirnya dengan tangan gemetar memegangi meja berisi peralatan operasi. Ia tak tahu kenapa mual dan desakan ingin memuntahkan sesuatu itu mendesak ingin dikeluarkan. Hal itu telah ia rasakan ketika Dokter Radit membedah bagian perut pasien.

"Suster Kinar!" tegur Radit dingin. Rupanya Dokter itu sadar jika suster di sampingnya itu tampak tak fokus.

"Jika Anda tak bisa bekerja dengan baik, lebih baik Anda keluar dari pada mengganggu konsentrasi saya!" ucap Dokter Radit lagi dengan tangan dan mata masih fokus pada pasien.

"Ma--maaf, Dok!" ucap Kinar menunduk. Dirinya begitu malu ketika Dokter Ardi, Dokter Rini, dan Suster Lina yang berada di seberang brankar menatapnya.

"Kinar, fokus ini operasi bukan main-main!" bisik Suster Lina yang berdiri di ujung brankar di sampingnya.

Kinar mengangguk. Kembali fokus dan mencoba menahan desakan mual itu. Wajahnya bahkan sudah memucat disertai dengan keringat dingin di pelipisnya. Oh,ini tak bisa ia lakukan. Perutnya terasa diaduk-aduk, membuat desakan ingin muntah itu mencapai tenggorokan.

"Keluar!" suara dingin Dokter Radit menyentak semua orang di ruang itu. Dokter Radit menatap tajam Kinar dengan menunjuk pintu keluar.

"Ta--tapi, Dok!" ucap Kinar bergetar dengan mata berkaca-kaca. Kedua tangannya saling meremas menahan desakan ingin muntah itu.

"Huek!"

Oh Kinar hampir memuntahkan isi perutnya, untungnya ia masih memakai masker. Desakan itu masih ia tahan. Tentu saja hal itu disaksikan 4 orang di sana.

"Keluar dan carikan suster lain!" ucap Dokter Radit dingin tak terbantah.

Kinar mengangguk. Keluar dari ruang operasi di bawah pengawasan tatapan 4 orang di sana. Radit dengan tatapan menajam, Dokter Ardi dan Suster Kinar dengan tatapan kasihan, dan Dokter Rini dengan tatapan kesalnya karena Kinar telah mengganggu jalannya operasi.

Kinar berjalan dengan langkah gontai menyusuri koridor rumah sakit. Kebetulan, ia berpapasan dengan Suster Liona, sehingga ia bisa meminta suster itu menggantikan dirinya di ruang operasi.

Kinar langsung berjalan tergopoh menuju toilet saat desakan ingin muntah itu kembali ia rasakan. Membuka pintu toilet dengan cepat, Kinar langsung mendekati wastafel dan memnutahkan isi perutnya di sana. Namun, nihil tak ada yang ia muntahkan, hanya cairan bening kekuningan yang keluar. Hampir dua menit Kinar mencoba mengeluarkan isi perutnya, tapi tetap tak ada yang keluar.

"Aku ini kenapa, sih? Masuk angin deh, kayaknya!" gumam nya menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. Wajah nya pucat dengan mata berair. Oh, pengalaman pertamanya di ruang operasi begitu buruk sekali. Padahal sebelum masuk ke ruang itu ia sudah berharap banyak akan berhasil. Nyatanya ia gagal di saat operasi setengah jalan.

Kinar keluar dari toilet. Berjalan lesu kembali ke ruang vip satu. Mengecek keperluan pasien di ruang itu.

"Permisi, Bu!"

Kinar membuka pintu. Melihat perempuan paruh baya yang kala itu menegurnya saat ia shift malam, ternyata pasien ruang vip satu.

"Belum tidur, Bu?" tanya Kinar mendekati brankar. Melihat cairan infus yang masih penuh. Wanita baya ini sudah hampir dua bulanan di rawat di sini. Ia penderita kanker paru-paru di umurnya yang telah senja.

"Belum ngantuk, Suster," jawab ibu Maria--perempuan baya itu dengan buku di pangkuannya.

Kinar mengangguk, "mau saya kupaslan buah?" tanya Kinar duduk di kursi brankar. Jam dinding masih menunjukkan angka jam setengah 9 malam. Mungkin karena itu Ibu Maria belum tidur.

"Boleh, sus kalau gak keberatan."

Kinar tersenyum. Mengupas apel yang ada di meja nakas.

"Habis kena semprot Pak Dokter ya, sus?"

Pertanyaan Ibu Maria itu kontan saja membuat Kinar menggangguk lesu. Oh iya saat malam itu ketika Ibu Maria melihat nya yang berpapasan dengan Dokter Radit, Kinar tidak mengatakan jika ia dan Radit suami istri. Ia hanya mengatakan jika mereka hanya dekat sebagai sesama rekan kerja.

"Tadi saya ditugasin di ruang operasi, terus saya gak fokus jadi diusir deh sama Dokter es itu," ucap Kinar dengan wajah merengut.

Ia sudah akrab dengan Ibu Maria sejak malam itu. Ia suka berbagi cerita dan Ibu Maria teman bercerita yang asik. Ia akan mendengarkan terlebih dahulu teman ngobrolnya bicara, baru setelah itu memberika pendapat dari sudut pandangnya.

"Kalau gak dapat Dokter es itu... Suster mau gak sama anak saya? Dia... Fokter juga di rumah sakit ini!"

Bersambung....

1
Tamirah
Waduh raja tega benar ya mertuamu ngerjain kamu Kinar,....tapi gak papa toh habis gelap terbitlah terang...😄😄😄
Tamirah
Kalau readers sih mau nya jual mahal dulu tunggu Si Radit termehek-mehek.Wes gak sesuai ekspektasi..... Payah kamuu Kinar .
Tamirah
waduh Kinar kamu kok gampang banget meleleh' , apa Kamu kangen sama sentuhannya.Gak usah gengsi sama sama menahan hasrat wesss angelllll.
Tamirah
Cuek aja Kinar, anjing' menggonggong kapilah berlalu.
Tamirah
Kinar buat Radit bertekuk lutut,Kamu bisa balas sakit hatimu dimulai dari rumah mertua mu.
Tamirah
Tunggu aja kamu Radit seorang wanita kalau sudah disakiti sampai ketingkat paling bawah dia akan berubah menjadi monster 😂😂😂😂
Tamirah
Setelah ada kelahiran anak mereka tentu akan ada konflik sesuai kesepakatan awal. Bisa di tebak mereka gak akan berpisah.
Tamirah
Radit memberikan 🏡 sebagai kompensasi,lak sistim Barter Kinar dapat 🏡 Radit dapat anak.Aduh kasihan Kamu Kinar.
Tapi gak papa suster Kinar kamu sudah ditunggu jandanya sama dr Ardi.....!
Tamirah
Tuh mertua yg luar biasa,gak sekedar nuduh tapi dia cari tahu dan menyimpulkan bahwa putra nya sudah.......?????
Tamirah
Ternyata dr Ririn sdh tahu kalau Kinar dan dr Radit ada hubungan,Betul ada kata kata bijak,sepandai pandai nya bangkai ditutupi akan tercium juga.
Tamirah
Resiko kalau ada yg nyinyir padamu' Kinar ,orang orang tahu nya kamu blm nikah tapi perutmu sdh blenduk.
Tamirah
Sekilas Kinar udah dapat Restu dari Kanjeng Ratu alias mertua...🤭🤭🤭
Tamirah
Yang baca juga gregetan sama Radit,enak aja perhatian yg belebih tapi demi anak yg dikandung nya saja . Gak perduli dgn perasaan istri sirinya yg memendam rasa kecewa.
Tamirah
Nih mulai ada konflik.Judul Novel nya diganti aja Thor menjadi** Meminjam Rahim Suster Cantik**. atau kontrak rahim perawat Cantik. Kan hanya butuh anak saja tanpa ibunya ,setelah lahir anaknya,ibunya dibuang .
Tamirah
Biasa nya novel yg awal nya pernikahan karena kesepakatan ujung ujung gak jadi pisah alias cerai.Yang terjadi justru sang laki termehek mehek sama sama istri nya.....!!!!
Tamirah
Nah tahu kalau Kinar hamil bingung sendiri gimana mau menutupi sekandal mereka walau sdh halal.
Tamirah
Ya nama saja sdh beristri walau istri siri,tapi kalau ada orang yg menyukai istrinya tentu sang suami berubah jadi singa garang alias cemburu makanya diresmikan dan dipublikasikan.wes angelllll....!
Tamirah
salah ngetik harus nya dr Radit gak peka...🤭🤭🤭
Tamirah
Kalau lihat gejalanya Kinar itu hamil.Hanya saja Dr Radit yg peka.yg nama wanita kalau sudah nikah tahu tahu sering mual,entah itu bau parfum bau keringat bau masakan itulah pemicunya, beda mual nya sama penyakit asam lambung,,,!!
Tamirah
Gampang banget punya hutang lunas,tapi syarat nya mau dinikahi.Dari pada ribet mikir diterima aja gitu aja repot....! Apa lagi nikah nya sama dosen ,di dunia nyata juga para wanita gak mungkin nolak brooo...😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!