NovelToon NovelToon
Falling In Love Again After Divorce

Falling In Love Again After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Cerai / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Sean Montgomery Anak tunggal dan pewaris satu-satunya dari pasangan Florence Montgomery dan mendiang James Montgomery yang terpaksa menikahi Ariana atas perintah ayahnya. Tiga tahun membina rumah tangga tidak juga menumbuhkan benih-benih cinta di hati Sean ditambah Florence yang semakin menunjukkan ketidak sukaannya pada Ariana setelah kematian suaminya. Kehadiran sosok Clarissa dalam keluarga Montgomery semakin menguatkan tekat Florence untuk menyingkirkan Ariana yang dianggap tidak setara dan tidak layak menjadi anggota keluarga Montgomery. Bagaimana Ariana akan menemukan dirinya kembali setelah Sean sudah bulat menceraikannya? Di tengah badai itu Ariana menemukan dirinya sedang mengandung, namun bayi dalam kandungannya juga tidak membuat Sean menahannya untuk tidak pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kue Mbak Ari

Ponsel Ariana berbunyi berkali-kali bukan dari Sean, bukan dari kenalan lama melainkan dari nomor-nomor baru yang tidak ia kenal.

Semua bertanya hal yang sama:

“Ini bener tempat yang jual kue yang viral di TokTok itu?”

“Saya lihat di TokTok, kelihatannya enak Mbak. Bisa pesan juga nggak?”

“Ini ‘Kue Rasa Rumah’ yang direview sama food blogger itu bukan?”

Ariana masih kebingungan sampai Bu Ajeng datang sambil membawa ponselnya dengan tergesa-gesa. “Risa liat deh. Kue Mbak kamu masuk Toktok!”

Di layar kecil terlihat video berdurasi 30 detik menampilkan kue cokelat Ariana. Seseorang pelanggan lama mengunggahnya dengan caption ‘‘Kue Mbak Ari’ hidupnya manis, semanis kuenya’.

Risa menjerit kecil sambil melompat.

“Mbak… Mbak… FYP!!”

Ariana hanya bisa menatap layar itu setengah bingung, tapi ada rasa senang juga. Habisnya wajah Risa juga kelihatan sangat bahagia.

“Mbak bahkan nggak punya akun TokTok.”

“Bentar lagi punya Mbak,” sahut Risa cepat.

Orderan datang bertubi-tubi, diantaranya bahkan ada yang dari luar kota. Ariana harus menolak banyak, karena oven kecilnya tidak sanggup mengejar pesanan.

”Eh, kamu ngapain Ris?” Ariana menurunkan sendok kayu dari adonan saat melihat Risa menunduk serius di sudut dapur sambil memainkan ponsel.

“Bikin akun,” jawab Risa cepat tanpa mengangkat wajah.

“Akun apa?” Ariana menghampiri, sedikit curiga.

“Toktok,” jawab Risa bangga.

“Untuk apa?”

“Ya akun untuk kue Mbak Ari dong. Nih liat, udah jadi!”

Di layar ponsel Ariana melihat username baru @kueMbakAri

Foto profilnya gambar tangan Ariana sedang mengikat kotak kue ulang tahun, wajahnya tidak terlihat. Ariana terkekeh melihat Bio yang Risa buat ‘Kue rasa rumah, bikinnya dari hati’

“Ris... apa kita benar-benar butuh ini?” Ariana memiliki sedikit keraguan. Ariana bukan ingin menolak rejeki, tapi… muncul di sosial media akan membuatnya mungkin berurusan lagi dengan orang-orang di masa lalu.

“Butuh dong Mbak. Lagian biar nggak ada orang lain ngaku-ngaku kue buatan Mbak Ari. Kan udah viral, sayang kalau nggak dimanfaatin dengan baik.”

“Tapi aku nggak suka dilihat orang banyak.”

“Videoin kuenya aja, aku bisa editin yang estetik buat Mbak.”

Risa mengangkat ponsel, mengarahkannya ke loyang yang baru keluar dari oven.

“Kalau kamu cium wanginya, kamu langsung ingat rumah.” bisik Risa mengetik caption di postingan barunya.

Ariana menggelengkan kepala. “Kamu jago banget sih ngomongnya.”

“Iya dong Mbak, Risa…” Ujarnya berbangga diri.

“Tapi janji jangan unggah wajahku ya Ris.”

“Janji.”

Sore itu, video pertama dari akun @kueMbakAri diunggah

Video itu meledak lagi. Komentar-komentar positif datang membanjiri.

“Aduh captionnya nyesss bgt di hati.”

“Please info lokasinya di g*gle m*p dong!”

“Ada yang mau bareng ke rumah Mbak Ari?”

‘Mbak Ari.’

Sederhana, tapi bagi Ariana itu terasa cukup. Hanya Mbak Ari, bukan Montgomery.

Siang menjelang sore. Wangi mentega dan gula memenuhi seluruh ruang kecil rumah itu seperti biasa. Yang berbeda dari biasanya adalah langkah Ariana lebih lambat dan napasnya menjadi  lebih pendek.

“Mbak mending duduk dulu deh,” Risa berkata sambil membawa bangku kecil ke dekat oven.

Ariana memaksa senyum. “Masih kuat, bentar lagi mateng Ris”

“Tapi kakinya Mbak udah kayak bantal… bulet.” Risa menunjuk pergelangan kakinya yang membengkak.

Ariana baru menyadarinya saat itu, sendalnya terasa sempit sekarang. Ia terduduk perlahan. Punggungnya bersandar ke dinding. Peluh mengalir dari pelipis.

Beberapa menit kemudian, pintu pagar diketuk. Tak lama kemudian Bu Ajeng masuk dengan keranjang berisi sayuran dan bungkusan daun pisang.

“Aku bawain lauk, sekalian liat kondisi kalian. Eh Ariana… kamu kenapa pucat begitu?”

Ariana menjawab pelan “Cuma sedikit kecapekan Bu, kakiku juga bengkak.”

Tanpa banyak bicara Bu Ajeng mengambil bantal di ujung sofa lalu meletakkannya di bawah kaki Ariana. Tidak lupa diberi alas sarung supaya tidak langsung menempel ke lantai.

“Angkat kakinya sedikit, nggak usah malu.”

“Saya nggak papa Bu…”

“Ariana,” suara Bu Rena pelan tapi tegas. “Kakimu bengkak karena terlalu banyak berdiri. Jangan bilang nggak papa.”

Ariana tak mampu menjawab.

Bu Ajeng mulai memijat perlahan bagian pergelangan kakinya dengan penuh perhatian.

“Mulai besok kamu kasih ibu catatan siapa yang ambil kue pagi biar Ibu bisa bantu bungkusin. Yang bisa diantar Ibu bantu antar. Jangan semua kamu yang kerjakan.”

“Tapi ini…”

“Arianaaa…” Bu Ajeng tidak memberikan kesempatan Ariana untuk melanjutkan perkataannya.

Air mata Ariana jatuh, tapi ia cepat mengusapnya. Ia mengangguk pelan, patuh.

“Terimakasih ya Bu.”

“Kamu nggak perlu sungkan, anggap kita ini keluarga.”

Bu Ajeng menepuk lembut lengan Ariana.

Dari luar, suara pelanggan terdengar memanggil dari pagar.

Risa lari membukakan, gadis kecil itu sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Membungkus pesanan, mengucapkan “Terimakasih sudah memilih rumah kami, jangan lupa koreksi rasa dan kembali mencoba lagi.” Tidak lupa meminta bayaran sesuai catatan di buku kecil milik Ariana.

***

Rapat divisi keuangan selesai lebih lambat dari jadwal. Sean tetap duduk di kursinya, membuka berkas demi berkas yang perlu dibahas saat meeting nanti.

Seorang staf mengetuk pintu dan masuk membawa nampan besar.

“Ini cemilan pesanan dari luar Pak. Disarankan Bu Linda untuk tamu sore nanti.”

Sean tak mengangkat wajah.

“Taruh saja di meja.”

Staf itu keluar, ruangan kembali hening. Sean mengangkat kepalanya lalu mengerutkan alis.

Aroma ini… tidak asing.

Sean melangkah ke meja di mana beberapa kotak kue berlabel cokelat polos diletakkan.

Tidak ada merek, hanya stiker kecil dengan tulisan tangan.

“Terimakasih sudah memilih rumah kami, jangan lupa koreksi rasa dan kembali mencoba lagi. Salam hangat, @kueMbakAri.”

Tangannya ragu-ragu menyentuh kotaknya, ia mengambil satu potong. Sean mencium lebih dekat, matanya memejam sebentar mencoba menelaah aroma di masa lalu. Tanpa sadar, ia menggigitnya. Lembut dan idak terlalu manis. Ada rasa asin yang datang pelan-pelan seperti ditahan.

Sean berdiri dalam diam.

Ia membuka ponsel miliknya, mengetik pesan singkat ke asisten pribadinya:

“Kue ini kamu pesan dari mana?”

Jawaban datang cepat.

“Pesan online Pak, dari akun Toktok @kueMbakAri. Viral banyak yang review.”

Tangannya terhenti di atas laya lalu menatap sisa kue di tangannya. Kotak kue itu sudah habis satu.

Sean duduk di ruang kerja pribadinya. Di depan laptop dan berkas-berkas itu tak lagi menarik perhatian.

Pikirannya masih tersangkut di satu kalimat kecil ‘kueMbakAri’. Tangannya terdorong untuk mendowload aplikasi yang bahkan tidak pernah terlihat di layar ponselnya lalu membuka akun itu tanpa niat pasti. Hanya memuaskan rasa ingin tahu yang datang tiba-tiba.

“Kue rasa rumah, bikinnya dari hati.” gumam Sean.

Video terbarunya baru diunggah lima jam lalu. Ujung jarinya menekan play tanpa disadari. Hanya potongan tangan yang perlahan mengoleskan selai ke permukaan sponge cake diiringi musik piano klasik. Sean menatap layar tanpa berkedip.

Gerakan itu…

Tangan itu…

Sean yakin pernah melihatnya di masa lalu. Ia yakin, tapi ia juga ragu.

Ia memutar ulang videonya. Sekali. Dua kali. Lima kali. Setiap detik diamati dalam diam dan penuh ketelitian. Ponselnya berada dalam genggaman sejak lima belas menit terakhir. Layar masih menyala, memperlihatkan video yang ia tonton berulang kali. Sebuah tangan menyendok krim putih dari mangkuk, lalu mengoleskannya di antara dua lapisan cake.

Sean tidak tahu sejak kapan jemarinya berhenti di tombol ‘Save to galeri’

Klik.

Video itu benar-benar tersimpan dalam galeri. Terselip di antara foto-foto laporan proyek, data pabrik dan notulen meeting.

1
Anonymous
so iye lu sean
Asriani Rini
Jangan jabgan keoindahan org. Tua Risa ulanh Resa sengaja ingin menjauhkan mereka dari Arians
annis
loooohhh... kok bersambung thoor.. 🙁
annis
ya Allah.. ya Allah... 🥺
Ratih Tupperware Denpasar
semangat ariana, smg bayinya sehat2
Mundri Astuti
si sean bener" ya
Ratih Tupperware Denpasar
sekarang kamu meeasa terhina, sebelum2nya tindakanmu ke ariana apa ga menghina dia? nikmati aja kesombonganmu sean, sdh bagus papamu memcafikan istri yg baik malah kamu sia2kan... hanya krn ariana miskin dan ga dipoles mau up kamu merndahkannya... dasar bod 0h kamu
Purnama Pasedu
ariana bersama Sean,aman dari teror Clarisa dan nyonya
hartiva lattang
sean semangat utk mempertahankan ariana. buktikan klo qm berubah
Ratih Tupperware Denpasar
menyesal ya kamu sean? walaupun terlambat jaglah calon anakmu jangan sampe ibumu dan clarisa menyakitanya lagi
Atika Sari
sejauh ini masih bisa dibikin greget,tokoh cewknya ga menye2,klo bsa bkin sean bersaing sma pak letnan,biar seru
Ulla Hullasoh
semangat Thorrr
Ulla Hullasoh
semangat Arianaaaaa
Ulla Hullasoh
Ariana pantas bahagia dengan irang yg lbh segalanya dari sean
Ulla Hullasoh
kasian Ariana
hartiva lattang
kak buat ariana dan sean balikan yaaa. memulai rt lahi bersama
tp sebelumx buat Sean setengah mati mengejar kembali ariana
Purnama Pasedu
meneror ariana tahu
Ratih Tupperware Denpasar
sean memang pria b0d0h bin tolong ini pasti turunan dari mak nya
Anonymous
ayo ka up lagi seru nih cerinta nya
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary Of El Dorado
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!