Tuan D seorang Pangeran dari bangsa Drakula, ia harus menikah dengan seorang gadis dari bangsa manusia yang lahir di Bulan Purnama.
Hingga pada suatu malam, Tuan D bertemu dengan Liana. Seorang gadis cantik yang kebetulan juga lahir di bulan purnama. Saat itu Liana tengah berlari dari kejaran dua orang penjahat yang hendak membunuhnya.
Tanpa berpikir panjang, Liana meminta pertolongan dari Tuan D, karena tidak ada orang lain yang ditemuinya pada malam itu.
Akankah Tuan D mau membantunya? Adakah Syarat yang Tuan D berikan pada Liana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sulit Bersikap Lembut
Astaga nyeberang aja santai banget sampe gak liat kiri kanan. Tolong aku masih ingin hidup.
Saking takutnya Liana memejamkan matanya. Dirinya hanya bisa pasrah mengikuti pria yang terus menggandeng tangannya saat menyeberang. Namun arah jalan mereka kini berbelok. Liana merasa dirinya sudah sampai di seberang. Ia pun membuka matanya perlahan. Benar saja mereka sudah sampai di seberang dengan selamat.
Liana berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria yang berjalan di sampingnya. Namun sia-sia, genggaman itu sangat erat seperti sedang terekat dengan lem.
Langkahnya begitu besar aku tak dapat menyamainya.
Tak berapa lama Tuan D melangkah mensejajarkan langkah kecil milik wanita itu.
"Apakah dia bisa membaca pikiranku?" Gumam Liana.
Pria itu membawanya menuju mobil yang terparkir 5 meter di depan. Namun kedua mata Liana terbelalak ketika mendapati Ayahnya sedang keluar kafe dan menerima panggilan di ponselnya, tepatnya dia berdiri di depan kafe yang terparkir mobil Tuan D di depannya.
Itu Ayah, bagaimana jika dia melihatku dengan Pria ini. Ayah seorang yang kepo, sedangkan aku belum begitu mengenalnya. Bagaimana nanti aku menjawab semua pertanyaan Ayah. Terlebih Tuan D tidak boleh tahu siapa keluargaku. Aku takut dia akan berbuat macam-macam dengan keluarga ku. Meskipun keluargaku sangat jahat padaku. Tapi aku tidak sejahat mereka.
Liana menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik punggung Tuan D. Ia menarik pakaian belakang Tuan D dan membenamkan wajahnya di punggungnya.
Tuan D yang telah mendengar perkataan Liana dari dalam hatinya, tersenyum kecil. Ia berbalik dan menatap Liana.
"Kenapa kamu bersembunyi dibelakang punggung ku?" Tanya Tuan D berpura-pura tidak tahu.
"Tolong sembunyikan aku!" Jawab Liana yang salah tingkah.
"Akan aneh jika kau berdiri ditengah trotoar seperti ini"
Liana melihat sekelilingnya dan sejenak berpikir. Benar perkataan Tuan D. Tidak mungkin dia berdiri ditengah jalan. Pemakai jalan pasti akan merasa terganggu.
Tuan D lantas membawa Liana ke tepi trotoar dan memeluknya. Liana berusaha melepaskan pelukan itu.
"Tenanglah, bukankah kamu yang minta untuk menyembunyikan mu?" ucap Tuan D.
Liana mengintip apakah Ayahnya masih berdiri disana.
"Astaga Ayah masih di depan kafe itu, mau tidak mau aku bersembunyi di pelukan Tuan ini," gumam Liana seraya mengerucutkan bibirnya.
Tuan D mengambil kesempatan dengan memeluknya erat. Hingga Liana dapat mendengar detak jantung Tuan D yang berdetak tidak beraturan
Suara apa ini? Bukankah pria ini Drakula? kenapa dia memiliki jantung yang sehat, bahkan berdetak sangat kencang. Dia juga bisa berjalan di terik matahari
Sebenernya pria ini siapa? Jika benar Drakula mengapa dia bisa berjalan di terik panas matahari? Kenapa dia mempunyai bayangan? Dan kenapa dia tidak membawaku terbang kenapa harus berjalan dan memakai mobil? Apakah dia sungguh Drakula?
Beribu pertanyaan Liana dapat di dengar Tuan D dan membuatnya menahan tawanya. Liana sungguh unik, pantas saja aroma darahnya begitu berbeda dengan wanita-wanita yang ingin dijodohkan oleh Ibunya untuk dirinya.
Liana begitu menarik, meski dirinya bukan wanita anggun feminim dan berparas cantik. Tetapi wajahnya yang manis dan sifatnya yang polos dan baik membuatnya terlihat cantik.
"Mau berapa lama kita seperti ini?" Tanya Tuan D.
Gadis itu mengintip lagi apakah masih ada Ayahnya di sana, ternyata sudah tidak ada. Liana lalu mendorong tubuh Tuan D yang jelas-jelas memanfaatkan momen itu.
"Terima kasih, tetapi Anda harus membayarnya. Seenaknya saja mengambil kesempatan seperti itu," ucap Liana tanpa sadar.
"Hah apa? Aku hanya menuruti apa mau mu," ucap Tuan D seraya menatap tajam.
Gadis itu seketika menunduk dia lupa akan dirinya. Liana tak berani berkata lagi. Tuan D kembali menggandeng tangan Liana dan berjalan menuju mobilnya.
"Anda mau membawaku kemana?" Tanya Liana seraya masuk ke dalam mobil sedan milik Tuan D.
"Berhentilah berbahasa formal," ucapnya tanpa menjawab pertanyaan Liana kemudian melajukan mobilnya.
Liana dongkol ingin rasanya dia marah-marah dengan pria dingin ini. Namun ia hanya bisa berkhayal, di dalam khayalannya Liana menonjok muka Tuan D hingga babak belur. Dan menusukkan paku ke jantung hatinya kemudian Tuan D tewas. Liana tertawa terbahak-bahak. Namun itu hanya khayalan.
Tuan D menatap Liana yang tertawa tiba-tiba.
"Ehem," Tuan D berdehem untuk menghentikan tawa Liana tapi tak di hiraukan wanita itu.
"Ehem Ehem," Tuan D kembali berdehem Liana tetap masih dalam khayalannya.
Tuan D menjentikkan jarinya ke jidat Liana.
Cetuk.
"Ahh sakiiit!" Pekik Liana yang tersadar.
"Sudah puas dengan lamunanmu? ingin membunuhku rupanya?!" Sahut Tuan D yang kemudian menepikan mobilnya.
"Kau harus di beri pelajaran! Aku tidak suka kau mendekati pria lain selain diriku." Timpalnya lagi dengan sedikit nada tinggi.
Liana tak mengerti apa yang di maksud Tuan D, "Aku tidak mendekati pria lain," jawab Liana.
"Pria yang bernama Lee itu," ucapnya singkat.
"Dia hanya mahasiswa baru dan kita hanya teman,"
Aihh kenapa aku memberi penjelasan padanya seperti itu. Itu tandanya aku menerima keberadaannya.
Sorot mata Tuan D membuatnya ketakutan. Terlebih lagi pria itu tiba-tiba menghentikan mobilnya. Tuan D mendekatkan tubuhnya ke hadapan Liana.
"Tu-tuan D ma-mau apa? Kenapa Tuan mendekat seperti itu? atau jangan-jangan ingin menghisap darah dari leherku. Tidak! Ku mohon bukan kah aku pernah bilang, aku tidak ingin menjadi Drakula," ucap Liana seraya memejamkan matanya dan menutupi lehernya dengan kedua tangannya.
Ceklek
Tuan D mengkaitkan seat belt yang belum terpasang. Liana merasa lega. Napasnya sempat terhenti dan sekarang dia mengatur napasnya. Setelah itu Tuan D kembali melajukan mobilnya.
Lagi-lagi Tuan D tidak menjawab ucapan Liana. Entahlah pria ini sengaja tidak mau menjawab karena malas bicara atau sedang sariawan atau dia ingin terlihat cool dan misterius. Seperti layaknya film Drakula yang selalu menonjolkan sifat maskulin, dingin, penuh misteri dan menyeramkan.
Sesekali Tuan D menatap Liana yang melihat pemandangan dari luar kaca jendela. Sebenarnya ini kali pertama ia mengencani seorang manusia. Ia tidak tahu seperti apa kencan sesungguhnya. Bahkan bersikap romantis dan menjadi lembut sangat susah untuknya.
"Apakah aku menakuti mu Lian? Apakah kau memiliki perasaan untukku jika bukan karena perjanjian. Apakah kau ingin kebebasan? tapi aku sulit melepaskan mu." batin Tuan D.
Liana merasa dirinya sedang di perhatikan, ia menoleh dan mendapati Tuan D sedang memperhatikan dirinya. Dengan cepat Tuan D berpaling dan fokus menyetir menatap kearah depan.
Apakah dia baru saja memperhatikan aku?
Ponsel pintar milik Liana terus berdering. Rupanya Tri terus menghubunginya. Ia begitu khawatir dengan sahabatnya. Agar tidak berisik, ia pun menggantinya dalam mode silent.
Tak berapa lama Liana sampai di depan rumahnya. Pria ini ternyata hanya ingin mengantarnya pulang.
"Hemm saya, eh aku sempat berpikiran yang bukan-bukan, terimakasih sudah mengantar pulang," ucap Liana yang langsung ingin keluar dari dalam mobil itu.
Tuan D meraih tangan Liana. mencegahnya untuk tidak keluar dulu.
"Kenapa lagi?"
Suasana hening terjadi, seperti ada suara mengheningkan cipta. Tuan D lupa dengan apa yang ingin dia katakan.
"Jangan lupa makan siang ya?" ucap Tuan D dengan senyuman. Dia gagal melontarkan maksud ucapannya kali ini. Seperti ada burung gagak yang berkicau.
Sebenarnya yang ingin ia katakan adalah kenapa Liana tidak mengajaknya masuk ke dalam.
"Tenang saja, aku tidak ingin mati, jadi aku tidak akan lupa untuk tidak makan," ucap Liana sebal.
Tuan D kesal dengan jawaban Liana. Betapa susahnya dia berbicara bahkan untuk tersenyum saat itu. Dengan kasar ia pun mencumbu bibir ranum Liana.
Cupp
Liana terkejut dengan spontan ia mendorong Tuan D dan menamparnya keras.