NovelToon NovelToon
Pendekar Pengendara Petir

Pendekar Pengendara Petir

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi
Popularitas:13.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: KidOO

Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.

Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.

Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.

"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB — 006

Pemuda yang sejak tadi duduk di pojok kiri warung itu dalam sekejap menjadi pusat perhatian.

Pemuda itu berusia sekitar tujuh belas tahun, pemuda dengan roman wajah yang tampan, mata cerah, hidung mancung, dan juga didukung oleh bibir yang tipis sedikit berwarna kemerahan.

Kerutan di dahi pemuda tersebut, menandakan penderitaan dan pengalaman hidup yang keras, sedikit menambah kesan paras lebih tua dari umurnya, rambut gondrong sebahu dibiarkan terurai.

Sedikit naif dengan santai dia berkata, “Huh! Kalian berkelahi tanpa sebab dan akibat. Hanya Mengganggu selera makan ku, kalau mau berkelahi, keluar sana! Jangan di dalam warung. Merusak pemandangan saja! ....”

Setelah berkata-kata seperti itu, dengan santai pemuda tersebut kembali minum teh yang telah disediakannya sejak awal.

Si Kakek Jubah Ungu yang sejak tadi acuh tak acuh tertawa terbahak-bahak, raut wajahnya jelas menunjukkan suasana hati yang menjadi senang. Dia beranjak bangkit dari tempat duduk, dan menghampiri si pemuda, lalu dia berkata, “Bocah! Kau sangat memenuhi seleraku, keberanian mu patut ku acungi jempol.”

Tanpa permisi Kakek Jubah Ungu tersebut langsung duduk di meja yang sama dengan si pemuda, kemudian dia melambaikan tangan pada si gadis yang sejak tadi duduk bersamanya. “Mei 'er! Kamu juga harus ikut duduk di sini bersama Kakek.”

Kepribadian kakek itu sangat esentrik, tidak hanya duduk tanpa permisi, ia juga mengundang cucunya untuk ikut duduk. Dengan hadirnya Kakek Jubah Ungu di meja sang pemuda, pria muka codet menahan amarah.

“Orang tua gagah! maaf kalau junior ini menyinggung mu. Junior punya mata yang buta, belum mengenal, Senior adalah? ” ucap pria muka codet, ucapan ini dengan nada bertanya, karena si Codet tidak mengenal kakek tua itu.

Untuk tingkat kultivasi kakek itu sendiri, si Muka Codet tidak dapat memperkirakan. Mungkin di tingkat kultivasi Ranah Langit Tahap Menengah, atau Ranah Langit Tahap Awal, atau bahkan di Ranah Surgawi Tahap Puncak. Yang jelas dia tidak bisa mengukurnya.

“Aku hanyalah orang tua tanpa nama, sudah sangat lama ... bahkan! Aku sendiri tidak ingat namaku ... yang kutahu, orang-orang memanggilku, Kakek Zhou,” jawab si Kakek, jawaban yang mendatangkan perasaan ketar-ketir di hati dua penjahat tersebut.

Sepasang Iblis Tengkorak yang mendengar sebutan Kakek Zhou, wajah mereka tampak pucat, dalam hati mereka menerka. “Apakah Zhou yang itu? ....”

Mereka ingat tiga puluh tahun lalu, seorang pendekar bermarga Zhou, sangat terkenal dengan kesadisan tanpa ampun, Pendekar Sadis julukannya. Kalau ada yang berani menyinggung, maka dapat dipastikan ia akan berakhir di jalan Neraka.

Setelah tiga puluh tahun, tidak pernah terdengar ke mana dia menghilang, bagaikan ditelan Bumi.

Pria muka codet dalam sekejap sudah memperkirakan untung dan rugi. Pihaknya sendiri, si Kingkong Besar sudah terluka dalam, kalau terjun ke pertempuran hanya akan memperbesar dan memperparah luka.

Dari pihak lain, si Gadis! dengan masuknya si Pemuda dan kalau dihitung Kakek Zhou, yang walau belum membela satu pihak pun, hari ini dia dan kambratnya, tidak akan bisa keluar dari tempat itu hidup-hidup.

“Orang tua! Memandang wajahmu kali ini, bocah perempuan dan laki-laki ini kami lepaskan, Kami undur diri.” Dengan menahan amarah beserta rasa malu, kedua Iblis Tengkorak meninggalkan warung tersebut.

Kakek Zhou tidak peduli, juga terlalu acuh pada kedua Iblis tersebut. Baginya, bocah laki-laki yang berpakaian putih ini lebih menarik. Dalam sekilas pandang ketika si Pemuda melempar tulang ayam, Kakek Zhou melihat kerlipan cahaya keperakan di sekitar jari si Pemuda.

Setelah hidup seratus tahun lebih, Kakek Zhou belum pernah melihat jenis kultivasi yang menghasilkan efek cahaya keperakan itu. Ini jenis kultivasi elemen yang unik, ya! Itu adalah, elemen petir.

Pada umumnya para kultivator, berkultivasi dengan dua jenis elemen, panas dan dingin. Elemen panas lebih mengarah ke unsur api secara umum dan elemen dingin lebih mengarah ke jalur es. Belum ada yang sespesifik, elemen petir.

Oleh karena itu, timbul niat Kakek Zhou untuk mengenal dan mengajak bocah ini masuk ke sektenya. Kalaupun tidak memungkinkan setidaknya bisa bersahabat dengan pemuda ini.

Murong Qiu, berjalan menghampiri mereka. “Terima kasih atas bantuan saudara tadi!”

Kemudian dia memalingkan wajah ke arah Kakek Zhou. “Terima kasih juga buat Kakek, yang ikut membantu! Kakek Zhou dan saudara laki-laki, perkenalkan aku Murong Qiu, Putri dari Penguasa Kota Xia Yu. Izinkan aku mengundang para senior untuk menikmati makan dan minum di warung ini.” Lanjutnya, sedikit membungkuk sambil meletakkan tangan kanan di depan dada.

Tanpa menunggu jawaban dari keduanya, Murong Qiu ikut duduk dalam kelompok tiga orang itu. “Paman bawakan kami hidangan terbaik, jangan lupa untuk memasukkan tagihan dan juga kerugian hari ini dalam daftar pembayaran ku paman ya!”

Ucapan ini juga membuktikan kebaikan hati dari Nona Putri Penguasa Kota itu.

Murong Qiu menatap pemuda beserta gadis kecil di samping Kakek Zhou, kemudian dia bertanya, “Saudara siapakah? Aku belum pernah melihat saudara sebelumnya. Adik yang ini juga siapakah?”

Orang yang mendengar cara dia bertanya akan tersenyum. Cara dia bertanya sungguh kaku dan bernada menyelidiki.

Orang-orang di kelompok ini tidak ada yang peduli dengan cara Nona Murong bertanya, Mungkin karena statusnya sebagai Nona Muda Putri Penguasa Kota.

Pemuda itu belum menjawab pertanyaan si gadis, dia seakan-akan tanpa minat sama sekali. Sifat unik ini sudah ditunjukkan sejak awal, sambil menikmati sisa-sisa tehnya. Pemuda bersetelan putih-putih ini bangkit kemudian sedikit membungkukkan badan.

Dengan sopan dia menjawab, “Junior hanya pelancong yang ingin melihat-lihat keramaian, Junior ini bernama Gou Long. Junior mohon bimbingannya dari senior-senior di sini.” Dia tidak bertele-tele dan tidak menjelaskan secara rinci.

Ya! Pemuda ini memang Gou Long, lima tahun lamanya dia menetap di jurang Lembah Gunung Petir. Gou Long, berhasil melatih kultivasi sampai pada Ranah Bumi Tahap Puncak. Sebelum dia berlatih Kitab Dewa Obat Tangan Sakti, kultivasinya memang sudah pada Ranah Prajurit Tahap Akhir.

Berkat kitab tersebut, kultivasinya meningkat drastis. Dia tidak membutuhkan sumber daya seperti kultivator umum, darah dan juga tulang perak magnet, serta Array besar pemanggil petir mempercepat jalan kultivasi, Gou Long. Sayangnya, Ilmu Pukulan dan Ilmu Pedang, Gou Long termasuk kategori biasa-biasa saja.

Kitab yang dipelajarinya, tidak mengajarkan kedua ilmu itu. Gou Long turun gunung dengan niat menuntut balas pada pembunuh ayah bundanya, kemudian mencari rahasia dibalik Kitab Lima Yang. Dia belum lupa, setiap detail kejadian yang menyebabkan kematian orang tuanya sejak awal hingga akhir.

Untuk seorang pemuda yang berusia tujuh belas tahun, berhasil berkultivasi hingga Ranah Bumi Tahap Puncak, merupakan pencapaian yang luar biasa. Juga jangan lupakan, Teknik Alkimia.

Kitab Dewa Obat Tangan Petir, pada dasarnya memang Kitab Alkimia. Gou Long berhasil meyakinkan Teknik Alkimia sampai pada Tingkat Langit, walaupun dia belum bisa menghasilkan pil Tahap Langit Tingkat Tinggi. Bisa menghasilkan pil Tahap Langit Tingkat Rendah sudah bisa memperoleh pengakuan sebagai Alkemis Tingkat Langit.

Sementara itu, bocah perempuan yang berpakaian merah juga mengikuti tindakan Gou Long. “Junior cucu luar dari Kakek Zhou, Junior bernama Hua Mei, untuk ke depan, bimbingan dan pelajaran dari Qiu Cici dan Long Gege akan sangat adik perhatikan.” Bocah itu langsung mengakrabkan diri, sifat yang terbiasa dilihatnya dari kakek Zhou.

Bocah perempuan yang berumur enam belas tahun, wajahnya cantik dengan kulit seputih susu, hidung mancung, dan bibir tipis berwarna merah. Raut wajah kebulatan dengan bentuk seperti love, membuat tata letak rambutnya tertata dengan rapi.

Mata yang cerah dengan pupil berwarna kebiruan, sangat jarang ada gadis yang memiliki pupil biru seperti ini. Siapa pun yang memandang, pasti akan terpesona.

Gadis kecil itu baru berhasil berkultivasi di Ranah Raja Tahap Akhir. Gou Long yang cuek, melihat roman wajah gadis ini ikut terpesona walau hanya sesaat.

1
Relimawati Sihombing
mantap
Marli Ana
Luar biasa
Rita Boru Hasibuan
Kecewa
Rita Boru Hasibuan
Buruk
Rita Boru Hasibuan
gou long keren .
Izuddin Nur
baru cerita awal udah kalah jagoan
Nendi Yulianto
ntapss/Angry/
Izuddin Nur
mantap ceritanyab thot
Umi Fatonah
Leng kun x ya
Umi Fatonah
pantesan jarang kelihatan di eralase toko ternyata khong guan dah jadi master artefak 😂😂😂😂
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor ceritanya bagus aku suka cerita seperti ini.
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor
Rita Boru Hasibuan
orang tua pasti akan selalu melindungi anaknya.
Bunda Fairel
Luar biasa
Umi Fatonah
haaiiis kwnapa sih thor setiap perkataan harus di awali dengan tertwa hahahaha kesanya gk etis banget
Umi Fatonah
Luar biasa
Umi Fatonah
hahahaha ....seru seru
Bob virley
Luar biasa
Umi Fatonah
😂😂😂😂
Umi Fatonah
iya ntar klo aku laper kumakan aja siomey nya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!