remaja cantik namun sederhana yang mencintai seorang murid baru yang sangat tampan. dirinya mencintai dalam diam, karena dirinya yang sadar diri. walaupun begitu, ternyata pria itu merasakan kalau gadis cantik itu menyukainya , dan malang untuk si gadis.karena cintanya tetap tidak terbalaskan. dan semakin tragis buat si gadis, setelah pria itu tahu kalau wanita yang punya rasa padanya itu ternyata adik dari musuhnya .bahkan seakan-akan nasib buruk itu selalu berpihak pada gadis itu. karena pada akhirnya pria itu malah menjadi saudara tirinya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vatic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai dekat
Adelle langsung berjalan ke tempat Nathan, karena dia yang benar-benar lupa kalau dia sudah menyuruh orang untuk menjaga temannya itu.
" Terima kasih , sudah mau menjaganya! " ucap adelle pada Nathan sambil membungkuk.
" Kenapa kamu menangisinya sampai seperti itu, dia hanya pingsan !, dan sekarang dia sedang tidur." Nathan kembali mengulang.
" Hmm,, mungkin dia kelelahan! " jawab adelle yang kembali menahan tangis .
" Apa kamu teman kerjanya? " tanya Nathan pada adelle. dia melihat kalau sepertinya adelle terlihat lebih dewasa dari pada yelse.
" Iya,, saya adalah teman kerjanya. ! " jawab adelle.
" Dia masih sekolah kenapa sudah bekerja? " tanya Nathan yang mulai penasaran.
Adelle menatap sendu pada yelse yang masih terpejam. "dia bahkan sudah bekerja sejak masih SMP.! " jawab yelse seolah kembali ke masa pahit yelse. " dia adalah anak yang sangat malang.! " lanjutannya.
" Kalau begitu aku pergi dulu! " pamit Nathan pada adelle.
" Iyya,,, Terima kasih! " adelle kembali mengucapkan itu pada Nathan. setelah itu Nathan benar-benar pergi. karena dia sebenarnya sudah menunda lama untuk kegiatan yang telah di janjikan.
Dan setelah dia sampai dia benar-benar di sambut oleh beberapa orang di sana " kamu dari mana nath,, ! kamu bahkan sudah telat satu jam lebih! " kata salah seorang rekannya.
" Aku dari rumah sakit.! " jawab Nathan santai.
" Apa kamu sedang sakit? " tanya temannya yang lain.
" Bukan,,, orang lain,,, ayo sekarang kita mulai! " kata Nathan sambil bersiap.
Motor besar yang di kendarainya sudah bersiap di tempatnya. tampak dia dan seorang lagi saling memutar gas motor masing-masing. tatapan keduanya terlihat saling membunuh. dia adalah musuh utama Nathan yaitu Calvin kakak yelse.
Setelah bendera di angkat keduanya langsung melaju kencang dan mencari kesempatan untuk saling mendahului. semua orang bersorak menyemangati kawan masing-masing. hingga akhirnya Calvin yang menang.
Mereka berdua memang lawan yang imbang. namun karena besarnya taruhan kali ini, membuat semua teman-temannya Nathan merasa sangat rugi. lain dengan Nathan yang masih tampak biasa , Nathan tidak mempermasalahkan uang taruhannya yang hilang ,tetapi karena kekalahannya yang tidak bisa dia Terima.
Tanpa basa-basi dan tanpa mempedulikan teman-temannya, Nathan pergi dari sana. dia langsung melaju pergi tanpa memperdulikan siapapun.
" Nathan,,, nath! " panggil teman dekatnya. namun Nathan terus melaju tanpa peduli.
Pagi ini mood Nathan sangat tidak bagus. karena efek kekalahannya semalam , namun dia tetap berangkat ke sekolah.
Ketika Nathan memasuki ruang kelas tatapannya langsung ke bangku kosong tempat duduk yelse. dia berpikir kalau mungkin yelse tidak berangkat karena dirinya yang masuk rumah sakit kemarin.
Namun anggapan Nathan itu salah. seperti biasa yelse masuk ketika guru hampir datang. dan itu benar-benar membuat Nathan menatap tidak percaya.
" Selamat pagi semua?! " sapa guru yang baru masuk. semua murid menjawabnya. kemudian kegiatan belajar mengajar di mulai.
Yelse tampak sangat serius seperti biasanya. dan Nathan selalu mencuri pandang dari yelse. wajah gadis itu masih terlihat sangat pucat. " dia sudah sangat pandai , istirahat sehari tidak akan mengurangi kecerdasannya. tapi kenapa dengan wajah yang begitu pucat dia tetap memaksakan untuk sekolah! " batin Nathan.
Hingga waktu istirahat tiba dan semuanya keluar. Berly yang memang sudah menahan marah langsung membawa teman se gengnya untuk mendekati yelse.
Yelse terlihat sangat santai, seakan tidak melihat lima orang yang sedang Mengerumuni dirinya. "apa kamu benar-benar ingin melawanku,,, hah,,!" ucap Berly dengan mencengkeram rahang yelse. sampai gadis itu mendongak dan terpaksa melihat ke Berly.
Tatapan Berly pun semakin mengerikan " apa peringatan waktu itu tidak cukup bagimu! " lanjut Berly dengan suara yang penuh penekanan. namun yelse tetap diam seperti biasanya.
Nathan yang tidak begitu tahu tentang masalah antar keduanya merasa sangat geram. Berly di anggapnya sangat keterlaluan pada yelse. namun dia tetap diam,
" Akhh..! "
Nathan langsung melihat ke arah keenam orang itu ketika dirinya mendengar rintihan yelse. dia melihat wajah yang menahan sakit di wajah cantik nan pucat itu. Nathan juga melihat tangan berly yang mencengkeram begitu kuat di rahang yelse.
" Lepaskan atau ku patahkan tanganmu! " kata Nathan tanpa melihat ke wajah Berly. karena tatapannya masih fokus menatap ke tangan Berly yang berada di rahang yelse.
Mendengar suara Nathan, sontak Berly langsung menghentakkan tangannya untuk melepaskan cekalannya pada rahang Yelse. dia semakin terlihat marah saat Nathan membelanya.
" Awas kamu ya,,! " ancam Berly dengan suara yang terdengar menyeramkan. namun yelse hanya menanggapinya dengan memejamkan mata saja.
Setelah segerombolan Berly pergi. Nathan mendekat pada yelse. namun yelse tampak tidak menghiraukannya. karena yelse yang memang ingin tidur.
Nathan melihat yelse yang sudah meletakkan kepalanya di atas lengannya. dia juga sadar kalau yelse tampaknya tidak memedulikan dirinya yang berada di sampingnya. namun Nathan masih tidak berniat beranjak.
" Kenapa kamu selalu diam ketika dia bersikap arogan padamu? " tanya Nathan pada yelse.
Yelse masih diam dan tidak berniat menjawab pertanyaan Nathan. Nathan masih melihat kalau mata yelse terpejam, namun dia tahu kalau yelse pasti belum tidur.
" Apa kamu tidak berniat melawan mereka?! " Nathan kembali bertanya.
" Atau memang kamu lebih suka diam dan di tindas seperti itu.! kamu sama sekali tidak bisa menghargai harga diri kamu sendiri! " ucap Nathan yang mulai sedikit geram karena yelse yang seakan tidak mendengarkan dirinya.
Padahal yelse menahan tangis mendengar pertanyaan dan ucapan Nathan tentang dirinya. "apa kamu memang begitu lemah!? "
Yelse langsung mengangkat dan memutar kepalanya untuk membalas tatapan Nathan padanya . "jika aku kuat pun tetap saja aku tidak akan pernah menang dari mereka! " jawab yelse dengan suara yang bergetar dan mata yang terlihat menahan tangis.
Nathan terpaku sejenak melihat reaksi yelse. bahkan Nathan melihat dengan jelas nafas yang tersengal dan juga bibir yang terlihat bergetar. tatapan tajam mata yelse membuatnya ikut merasakan sakitnya gadis di depannya.
Tess...
Setetes air mata yelse akhirnya keluar. padahal sedari tadi dia coba menahan matanya agar tidak berkedip dan menetes. namun tetap saja itu tetap keluar.
" Lalu apa kamu akan terus diam saja seperti ini!" tanya Nathan lagi.
Yelse menunduk sambil terisak " aku hanya ingin fokus belajar. dan ingin menjadi lulusan terbaik di sini. agar aku bisa memperbaiki hidupku. dan hanya dengan diam dan mengalah aku bisa menyelesaikan sekolahku.! " jawab yelse dengan lirih.
" Kamu bahkan baru beberapa bulan di sekolah ini. masih perlu dua tahun lebih untuk lulus! " balas Nathan.
Yelse kembali mendongak menatap Nathan. kali ini Nathan benar-benar melihat mata yang sangat basah " apa menurut kamu saya bisa melawannya. perlawanan ini bukanlah soal fisik , bukan soal itu! " ucap yelse dengan sangat menahan sedih namun penuh emosional.
" Aku hanya ingin belajar dengan tenang.! " lanjut yelse kemudian menunduk lagi. " dia menyukaimu. dengan anda yang bersikap seperti ini padaku. maka akan semakin membuatku kesulitan untuk bertahan.! " lanjut yelse.
Nathan masih diam dan mendengarkan, tatapannya sama sekali tidak lepas dari yelse yang menunduk.
Berdiri tegak dengan kedua tangan yang di masukkan ke saku celananya. membuat ketampanan seorang Nathan semakin terpancar. "pergilah jangan mempedulikanku! " ucapnya kepada Nathan walau tanpa melihat ke wajah pria itu.
" Aku akan selalau ikut campur urusanmu dengannya mulai sekarang! " jawab Nathan tegas. membuat yelse langsung menatap shock dengan jawaban berani Nathan padanya.