Warning terdapat beberapa part area 21+ Harap bijak.
*Sekuel dari cerita MENIKAHI IBU SUSU BABY ZAFA.
Velia Agatha Hartanto (23) Putri seorang konglomerat. Hidupnya sejak kecil bergelimang harta. Semua keinginannya selalu dituruti oleh orang tuanya. Ia begitu dimanja. Namun bukan berarti dia gadis yang sangat manja. Justru gadis itu ratunya pembuat onar.
Rian Al Fares (33) seorang duda beranak satu yang selalu tampil menawan. Diusianya yang sudah berkepala tiga tak membuat dia ingin melepas status duda yang di sandangnya. Sampai suatu hari ia bertemu dengan Velia si gadis aneh versi pengamatan Rian.
Akankah bisa tumbuh benih-benih cinta di hati keduanya. Simak terus kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 Hadiah
"Apa sekarang aku bisa berbicara serius denganmu?" tanya Rian, Velia mengangguk. --- "Apa kau keberatan dengan pernikahan ini?"
"Tentu saja. Aku kesini karena butuh ketenangan. Aku butuh sendiri untuk menjernihkan pikiranku. Dan kau mengacaukan semuanya." Ujar Velia.
"Tapi aku masih membutuhkan pernikahan ini." Kata Rian, Velia menyipitkan matanya. Apa maksud pria ini sebenarnya.
"Apa maksudmu?"
"Kau akan tau nanti. Yang pasti kau harus menuruti semua perkataanku karena sekarang aku adalah suamimu." Kata Rian. Velia ingin sekali menampar wajah Rian. Pria ini selalu saja berbuat sesukanya.
"Terserah .." Jawab Velia. Ia ingin beranjak ke kamar tapi Rian tiba-tiba mengangkat tubuhnya.
"Hei turunkan aku .." Ujar Velia meronta, Rian mendudukkan Velia di kursi meja makan. Dia sudah sangat lapar. Rian makan dengan lahapnya menu yang tersaji di atas meja. Velia sampai menelan ludahnya melihat cara makan Rian.
Setelah selesai makan, Mak Ijah mendatangi Velia. "Non, Mak mau ke pasar. Apa ada yang non butuhkan?"
"Tidak ada Mak, Mak beli saja keperluan seperti biasanya. Dan perlengkapan mandi yang sekiranya mau habis. Tunggu sebentar Mak, Veli ambil uangnya dulu." Veli hendak berdiri tapi buru-buru dicegah Rian.
"Katakan dimana kamu menaruh dompetmu akan aku ambilkan." Kata Rian.
"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Ujar Veli keras kepala. Rian mendengus kesal. Velia berjalan dengan kaki pincang masuk ke dalam kamar
dan mengambil uang yang ada di tasnya. Ia kembali ke meja makan dan menyelesaikan makannya.
"Mak apa di sekitar daerah sini ada mall?" tanya Rian. Karena jujur dia merasa risih memakai pakaian yang sama hampir dua hari.
"Ga ada den, adanya pasar. Ada toko besar swalayan tapi jauh." Kata Mak Ijah.
"Ada toko pakaian tidak? dan Tempat ambil uang di ATM?" tanya Rian lagi.
"Wah saya ga paham den, saya panggilkan anak Mak saja ya. Mungkin Dijah tau." Usul Mak Ijah.
"Panggil dua pemuda tadi saja Mak. Saya tidak nyaman berbicara dengan wanita selain istri saya." Jawab Rian. Velia menjatuhkan sendoknya sangking terkejut mendengar ucapan Rian. Rian menoleh ke arah Velia ia mengedipkan mata pada gadis itu. Velia berlagak seolah mau muntah.
Mak Ijah memanggil Yusuf dan Alif
Setelah memberikan uang pada mak Ijah, Velia kembali duduk dan menyantap salad buah. Rian sedang berbincang dengan Yusuf dan Alif.
"Aku akan keluar sebentar untuk mengambil uang di ATM, dan membeli beberapa pakaian. Apa kau mau sesuatu?" tanya Rian.
Mungkin sebagian orang yang mengenal Rian di dunia bisnis pasti sangat hafal dengan perangainya yang dingin dan kejam. Tapi dibalik itu semua Rian justru memiliki pribadi yang menyenangkan dan penyayang.
"Tidak, terimakasih. Kenapa tidak sekalian saja kamu pulang ke Jakarta?" ujar Velia dingin.
"Aku akan berada dimana istriku berada." Jawab Rian. Setelah berkata seperti itu Rian keluar bersama Yusuf dan Alif.
Veli hanya menatap punggung Rian, entah apakah semua ini dibenarkan. Sedangkan hatinya terikat hanya untuk David.
.
.
.
David terus melu*mat bibir wanita yang ada di pangkuannya itu. Tangan David bergerak masuk ke dalam dress yang dipakai wanita itu. Ia merem*as kedua bola sintal yang seperti squishy dihadapannya dengan lembut. Tangan David membuka dress gadis itu hingga menyisakan CD merah menyala. Karena sejak tadi wanita itu memang tidak memakai penutup bola squishy.
Dengan lihai wanita itu menurunkan kain penutup bagian bawah David hingga terpampang lah pusaka David yang tegak menjulang. Setelah memberikan sentuhan-sentuhan halus nan memabukkan gadis itu kembali duduk di pangkuan David hingga pusaka David tenggelam di dasar lembah kenikmatan milik wanitanya. David menggerakkan tubuhnya dengan enerjik. Matanya terpejam namun bayangan yang tampak adalah Veli sedang berada di atas tubuhnya dan ia sedang memacunya sekarang. Hentakan David semakin kencang hingga gadis itu menjerit lirih lalu mengerang. David menguarkan benih-benihnya di rahim gadis itu.
Wanita itu terkulai menyandarkan tubuhnya pada pundak David
.
.
.
Di pusat perbelanjaan yang tak begitu luas Rian mencari apa yang dia butuhkan. Beberapa potong baju santai dan kemeja kerja telah ia pilih. Meskipun jauh dari kata standarnya namun Rian tetap harus membelinya karena dia butuh berganti pakaian. Yusuf dan Alif juga diminta mengambil beberapa barang untuk keperluan mereka sendiri. Sebagai imbalan telah mengantarkan Rian kesana.
"Apakah disini ada toko elektronik? aku butuh laptop." Ujar Rian saat mereka sudah selesai dari toko pakaian.
Saat berjalan melewati toko pakaian wanita, Rian melihat sebuah pajangan manekin sudut bibirnya terangkat dia masuk ke toko itu dan membeli 3 set dengan warna yang berbeda. Dan meminta pelayan toko itu untuk membungkusnya, semua pengunjung disana yang kebanyakan kaum hawa menjadi panas dingin melihat kedatangan pria tampan itu. Ditambah lagi pria itu membeli sesuatu yang membuat fantasi liar mereka mengembara.
Akhirnya ketiga pria itu kembali. Setelah mendapat semua yang Rian butuhkan. Yusuf dan Alif sangat senang ternyata Rian adalah orang yang baik dan tidak pelit. Bahkan Rian memberi mereka kartu namanya yang dilapisi emas yang hanya orang tertentu yang bisa memilikinya. Agar mereka berdua memiliki akses langsung untuk melamar pekerjaan di perusahaan Rian.
"Aku kira kau sudah kembali ke Jakarta." Ujar Velia.
"Kenapa, apa kau sudah merindukanku?" goda Rian. Velia mendelik mendengar ucapan Rian.
"Aku punya hadiah untukmu. Sebagai kado pernikahan kita." Kata Rian menyerahkan kotak berwarna merah. Sedang Velia dengan malas menerima kotak itu. --- "Bukalah..!" ujar Rian lagi dengan senyum yang tidak pernah pudar dari bibirnya. Velia merasa berdebar melihat senyum pria yang sekarang berstatus suaminya itu.
Namun saat jemari lentik Velia membuka kotak itu matanya langsung membulat. Dia melempar kotak itu kearah Rian.
"Kau .. kenapa kau memberiku benda menjijikkan seperti itu." Ujar Velia marah sekaligus malu bukan main. Hadiah yang diberikan Rian berupa lingerie tipis satu set dengan b*a dan CD model g-string.
Rian terbahak-bahak melihat reaksi Velia. Ia memungut kotak itu dan mengambil isinya yang berhamburan. Lalu mendekati Velia.
"Pergi ..! menjauhkan dariku. Dasar mesum." Teriak Velia, tapi Rian tetap mendekat dan duduk di samping Velia.
"Jangan marah, aku tidak memintamu memakainya sekarang. Aku akan menunggu saat kau benar-benar siap memakainya tanpa harus aku suruh.
"Dalam mimpimu .." Sahut Velia.
"Apa kau lupa ada Tuhan yang bisa dengan mudah membolak-balikkan hati manusia. Mungkin sekarang kau berkata benci padaku. Tapi siapa yang tau jika kedepan kau akan tergila- gila denganku." Ujar Rian. Ia mendekatkan wajahnya pada Velia. Gadis itu mematung. Tubuhnya terasa kaku tak bisa bergerak. Apalagi dia dapat merasakan hembusan nafas Rian beraroma mint tepat didepan wajahnya. Reflek ia terpejam, Rian tersenyum dan mengusap bibir Velia.
Rian mengecup kening Velia, gadis itu langsung membuka matanya. Bahkan detak jantungnya yang tak beraturan dapat terdengar dengan jelas olehnya.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Maaf ya, kemarin othor beneran sibuk.
Jangan lupa like komen dan aku menunggu hadiah dan Vote kalian.
See you 😘😘