NovelToon NovelToon
Dear, Anak Presdir

Dear, Anak Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Teen Angst / Teen School/College / Menyembunyikan Identitas / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Ada cowok yang pikirannya masih di zaman batu, yang menganggap seks cuma sekedar kompetisi. Semakin banyak cewek yang ditiduri, maka semakin jantan dia.

Terus ada juga yang menganggap ini cuma sebagai salah satu ajang seleksi. Kalau goyangannya enak, maka mereka bakal jadian.

Ada lagi yang melihat ini cuma buat kesenangan, tanpa perlu ada keterikatan. Ya, melakukannya cuma karena suka. Sudah, begitu saja.

Dan ada juga cowok yang menganggap seks itu sesuatu yang sakral. Sesuatu yang cuma bisa mereka lakukan sama orang yang benar-benar mereka sayangi.

Nah, kalau gue sendiri?

Jujur, gue juga nggak mengerti. Gue bahkan nggak tahu apa arti seks buat gue.

Terus, sekarang gue ada di sini sama Carolline?

Gue baru kenal dia, jadi gue nggak ada niatan buat tidur sama dia. Tapi kalau soal bikin dia puas?

Itu cerita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mama

...Selma...

...────୨ৎ────જ⁀➴...

Selma, Selma, Selma lo abis ngapain barusan?

Gue nggak peduli sama hujan yang turun, nggak peduli juga baju gue basah kuyup. Mungkin gue emang butuh dingin ini, biar gue yang sudah terbakar nafsu bisa balik ke mode normal. Harusnya gue cuma nemenin dia di sofa, tapi nyatanya?

Kita ciuman.

Kita saling sentuh.

Dan yang barusan terjadi di lorong?

Gila, jari-jari dia benaran menyentuh gue. Seakan dia tahu titik mana yang harus disentuh biar gue meledak. Gue sampai terbakar lagi cuma gara-gara mengingatnya.

Bagaimana ceritanya dari niat nemenin dia malah berakhir di atas jari-jarinya, terus gue juga meledak.

Gue langsung menjitak diri sendiri. Bukan ini yang gue pikirin soal hubungan sama Asta. Kita masih baru kenal, dan ya, gue emang doyan main, tapi setidaknya gue pengen ngobrol dulu lebih banyak sebelum terjadi kayak tadi.

Tapi… gue menyesal?

Nggak lah! Itu barusan gila banget.

Gue langsung pesen ojek online buat pulang. Pas turun, nggak sadar ada genangan air, jadi nyebur deh. Sial. Gue ngedumel sambil angkat kepala, terus kaget melihat ada seseorang duduk di trotoar.

Gue sedikit menyipit sambil maju buat lihat siapa itu.

"Phyton! " seru gue pas berdiri di depan dia.

Dia basah kuyup, rambut biru yang biasanya cerah sekarang kelihatan lebih gelap, nempel di wajahnya. Tapi bukan itu yang bikin gue kaget. Bibirnya sobek, matanya bengkak, hidungnya juga. Dia habis nangis. Gue langsung mendekat.

"Lo kenapa? Lo nggak apa-apa?"

"Gue… nggak ada tempat lain buat pergi, Selma… Maaf, gue…"

"Eh, eh…" Gue geleng-geleng kepala. "Gue di sini, gue di sini." Gue genggam tangan dia. "Ayo masuk, lo kedinginan."

"Nggak… gue nggak mau nyokap lo lihat gue kayak gini… gue…"

"Santai aja. Jam segini nyokap gue pasti lagi nulis di studionya. Kita langsung ke kamar gue aja."

"Kalau dia tahu gue ke sini… " Gue tahu dia lagi ngomongin Melvin, kedengaran banget ketakutan di suaranya.

"Dia nggak bakal datang, tenang aja." Gue bantu dia berdiri. "Ayo, Phyton."

Kita masuk rumah pelan-pelan, hati-hati banget. Naik ke kamar gue, terus gue kasih dia handuk sama kaos gue yang kegedean plus celana pendek. Sementara dia mandi, gue ke kamar mandi luar, ganti baju tidur.

Dia duduk di kasur gue, gosok rambutnya pakai handuk.

"Gue nggak mau ngomong."

"Oke." Gue angguk. "Lo nggak harus."

Maksain atau bikin dia nggak nyaman nggak bakal ada gunanya. Tapi gue harus pastikan dia nggak kenapa-kenapa.

"Lo luka parah?" tanya gue. Phyton geleng, walaupun bibirnya masih ada sobekan.

Bibirnya udah cukup jelas ngomong sendiri.

"Lo mau makan sesuatu?"

Dia ngangguk, dan di saat itu juga gue baru sadar kalau Phyton kelihatan makin kurus beberapa bulan terakhir. Dalam hati, gue emosi gara-gara ingat omongan Melvin waktu itu, dia pernah nyeletuk kalau Phyton harus nurunin berat badan. Sekarang, gue lihat sendiri bagaimana kakak gue perlahan-lahan menghancurkan Phyton dalam banyak cara.

"Bentar, lo nyantai aja dulu."

Gue turun ke dapur, bikin sandwich buat dia, waktu lagi nuang jus, nyokap masuk buat ambil kopi.

"Oh, mama nggak tahu kamu udah pulang."

Dia nyium kepala gue terus jalan ke arah mesin kopi. Lingkaran hitam di bawah matanya jelas banget. Gue tahu hidupnya nggak gampang sejak itu, meskipun kita semua pura-pura nggak ada apa-apa.

"Mama kelihatan capek."

"Kamu juga." Dia melirik rambut gue yang masih menetes. "Kamu kehujanan?"

"Dikit."

Nyokap nyeruput kopinya, terus merhatiin gue beberapa detik.

"Kamu baik-baik aja?"

Gue jilat bibir, ragu. Gue punya hubungan yang dekat banget sama nyokap, tapi gue nggak tahu sampai mana gue bisa cerita. Gue juga nggak yakin gue punya hak buat ngebocorin rahasia orang lain.

Setiap kali gue coba minta bantuan orang lain, Phyton langsung nutup diri. Dia selalu nolak, bilang kalau dia nggak disakitin, dan akhirnya bikin gue kelihatan seperti orang yang lebay.

Belum lagi soal Melvin. Nyokap bokap nggak tahu tentang orientasi dia, dan bukan tempat gue buat kasih tahu. Walaupun dia bajingan, bagian diri gue masih setia tetap nunggu dia siap sendiri. Gue yakin nyokap bakal nerima, tapi bokap? Itu cerita lain.

"Phyton lagi di sini."

Itu doang yang gue bilang. Nyokap kenal sama Phyton, gue pernah beberapa kali ngajak dia ke Café Tera's buat nulis. Tapi yang dia nggak tahu, Phyton itu pacarnya Melvin.

"Oh, kerjaannya di kafe lagi nggak lancar?"

Gue melirik ke samping, terus menghembuskan napas.

"Bisa dibilang gitu."

"Bilang aja kalau dia butuh bantuan, Mama bisa bikin klub baca atau event di kafe biar makin rame. Mama siap bantu kapan aja."

Gue senyum kecil. Nyokap emang tipe orang yang selalu mau nolongin orang lain.

"Nanti Selma kasih tahu." Gue buang napas pelan, ragu dulu sebelum nambahin. "Ma, ada teman Selma cerita. Dia cowok, punya pacar cowok… tapi hubungan mereka parah banget, bahkan udah sampai main tangan. Selma mau bantu, tapi susah… dia nggak mau pergi dari situ. Frustasi banget."

Nyokap naruh cangkir kopinya di meja, matanya melihat gue dengan ekspresi serius.

"Dia bukannya nggak bisa pergi, Selma. Sama seperti laba-laba yang rajin ngerajut jaringnya, pelaku kekerasan juga menjalin manipulasi di pikiran korban, satu demi satu. Awalnya cuma omongan, besok jadi gestur, lusa berubah jadi tindakan. Pelan-pelan, dia bikin kamu jauh dari orang lain, biar kamu merasa dia satu-satunya yang ada di dunia kamu. Pas jaringnya udah kuat, mulai deh pukulan datang, diiringi janji-janji, kalau itu nggak bakal terjadi lagi."

Nyokap menghela napas sebelum lanjut.

"Dia bilang kamu yang bikin dia marah, kalau dia segitu emosinya karena dia peduli. Kalau dia nggak sayang, dia nggak bakal segitu marahnya. kamu percaya, kamu bertahan, karena kamu mikir nggak ada siapa-siapa lagi di luar sana. Atau…"

Dia senyum kecil, sedih, terus nepuk bahu gue pelan.

"Dia nggak buta, Nak. Dia cuma kejebak dalam ribuan benang tak kasat mata yang nggak bisa kamu lihat."

Gue memperhatikan jendela dapur, melihat bagaimana tetesan hujan meluncur turun di kaca. Kata-kata nyokap terus terngiang di kepala gue. Gue kebayang Phyton, cowok berambut biru yang sekarang duduk di kasur gue, terjebak di dalam jaring yang Melvin rajut di sekelilingnya. Gue mikir, bagaimana caranya merobek semua benang itu untuk selamanya.

1
Nur
lanjut
Ummi Yatusholiha
hadeuh phyton, pliss gak usah takut melawan. baru nyadar kan kamu klo melvin itu monster
Ummi Yatusholiha
biang kerok deh si melvin
Ummi Yatusholiha
ternyata ibu astuti tetap manusia bermuka dua
Ummi Yatusholiha
semangat asta 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
phyton 🥺🥺🥺
Ummi Yatusholiha
bagus asta, gitu dong
Ummi Yatusholiha
ketebak banget ya asta 😄
Ummi Yatusholiha
bener banget sih mama selma
Ummi Yatusholiha
wah astaaaa,apa bener kamu juga suka sama phyton, ribet nih 🤦‍♀️🤦‍♀️
Ummi Yatusholiha
udah deh asta,pastaiin perasaan kamu sebenarnya gimana ke selma, trus ambil keputusan buat ngelanjutin atw berhenti
Ummi Yatusholiha
udah deh phyton kamu harus berusaha tegas ke melvin dan tinggalin melvin. ibu kamu gak akan bangga dgn keadaan kamu sekarang,yg ada pasti beliau sangat kecewa sama kamu.
cobalah utk hidup normal phyton
Ummi Yatusholiha
tuh ketahuan kan sama si melvin.. deg degan deh
Ummi Yatusholiha
egois banget si malvin
Ummi Yatusholiha
vey juga kok gitu sih,deket sama vino dan ngaku kecewa karna vino blm bisa move on dari bessie, tapi malah godain asta juga.. gatel gak tuh
Ummi Yatusholiha
kirain asta gak bakal tergoda sama vey,secara asta kan udah kesemsem banget sama selma.
arif didu
oo baru ngeh, jd si uar piton ini gay?
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚊𝚕𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚒 𝚍𝚒𝚗𝚘.. 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚊𝚛𝚎𝚗𝚐 𝚊𝚜𝚝𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚒 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚎 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.
𝚜𝚊𝚕𝚞𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊,𝚠𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚍𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊,𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚗𝚐𝚎𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚖𝚎𝚐𝚘𝚝,𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚜𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚝𝚘𝚡𝚒𝚍 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!