Ze adalah wanita tanpa hati yang sengaja di asuh sebagai mesin pembunuh. Sejak kecil dia di asuh dan di tempa oleh Robert dengan pelatihan sadis. Dari 100 orang anak wanita yang di culik dan di didik hanya ze, le dan mo yang berhasil selamat dan menjadi an***g penjaga di sekitar Robert. Ya mereka tak lebih dari seekor an***g bagi robert yang bertugas menerkam siapa saja yang tak di sukainya. Mereka di ambil paksa dari orang tua di hapus ingatannya dan di buat jadi tanpa perasaan dan fikiran mereka hanya tau perintah mutlak tuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penghapusan ingatan
Seorang pria berjalan menuju pintu dan mulai berdiri di depan pintu sebuah ruangan berdinding kaca kedap suara. Pria itu berseragam rapih seperti para body guard yang mengikuti tuan Robert.
Dia terlihat sangat kejam dengan tubuh tinggi berbadan besar membuat anak-anak itu tidak ada yang berani untuk menatapnya.
Para anak-anak itu termasuk Ze dan Le dapat melihat semua yang terjadi di ruangan yang berdinding kaca transparan tersebut karena mereka tidak menutup kacanya dengan horden ataupun yang lainnya.
Tapi, mereka tetap tidak dapat tau pasti apa yang sebenarnya menjadi tujuan mereka yang ada di dalam ruangan itu. Karena, tidakk ada suara apapun yang terdengar dari sana.
Tidak lama setelah beberapa orang berseragam serba putih mengenakan sarung tangan, penutup kepala dan masker untuk menutup mulut dan hidungnya layaknya dokter di ruangan operasi, seseorang keluar membawa kertas berisi daftar kode para anak.
Mereka mulai diabsen dan disuruh masuk satu per satu kedalam ruangan sesuai nomer urutnya.
"A 001 kemari kau." perintah orang yang berdiri di depan pintu setelah menerima kertas absen dan anak yang dimaksud segera berdiri lalu mulai melangkah perlahan dengan kaki gemetaran karena takut.
Karena langkah anak itu yang terlalu pelan pria itu menjadi geram dan memberi kode pada anak buahnya agar segera menyeret anak itu masuk ke dalam ruangan.
"kenapa kau berjalan seperti siput yang sangat lambat huh? ayo masuk segera!" perintah Yosh pria tinggi besar yang bertugas mangawasi mereka.
Karena langkah anak itu yang masih saja lambat membuat Yosh kesal dan geram akhirnya Yosh memilih menyeret tubuh anak itu segera masuk ke dalam ruangan di mana prof Albert beserta rekannya menunggu.
"Ja jangan hiks om to tolong jangan hiks hiks." pinta anak itu sambil terisak menangis.
"Diam kau Jangan menangis!" bentak Josh dan anak bernama Aila itu tersentak kaget.
"Apa hiks yang ingin hiks hiks kalian lakukan padaku hu u u?" tanya A 001 dengan tangis yang mulai pecah karena ketakutan saat ditaruh di tempat tidur mirip brangkar rumah sakit dan tangan serta kakinya diikat.
"Sudah sebaiknya kamu diam saja dan berhenti menangis. Jangan ribut atau kau mau om tembak kepala kamu hingga pecah?" ancam Yosh dan anak itu segera diam.
"Silahkan prof Albert." kata Yosh sopan mempersilahkan prof Albert melakukan tugasnya.
prof Albert mulai menusukkan jarum suntik pada sebuah botol berisi cairan berwarna kebiruan dan menarik tuas suntik agar cairan masuk ke dalam pipet suntik.
Dia menyentil nyentilnya agar tak ada gelembung tersisa di dalamnya. Di arahkannya suntikan tersebut pada lengan anak tadi.
"Jangan.... jangan... ku mohon hiks jangan." teriak anak itu ketakutan melihat jarum yang akan tertusuk di lengannya.
"Tenang saja gadis cantik. Ini hanya akan sakit sedikit saja setelah itu kau akan baik-baik saja." kata prof Albert pada anak itu sembari menusukkan jarum pada lengan A 001.
"Aaaaa" teriak anak itu saat jarum suntik sudah menancap di engannya. Setelah jarum ditarik anak itu sejenak diam lalu merintih ke sakitan sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
"Sa kit... hiks sa...kit... hiks hiks tolong hiks kepala aku sa...kit sakit sekali hiks hiks tolong..." rintihnya sembari menangis.
Ze melihat itu semua dan bertambah takut begitupun anak-anak yang lain tidak terkecuali Le.
"Apa yang mereka suntikkan padanya?" tanya Le berbisik pada Ze.
"Entahlah aku juga tidak tau. kita lihat dan amati saja dulu. kenapa kau bertanya? Apakah kau mulai merasa takut?" ledek Ze berpura-pura tegar agar Le bisa sedikit lebih tenang.
"Huh apa kau tidak merasa takut melihat itu?" tanya Le kesal.
"Sudahlah jangan berisik perhatikan saja apa yang terjadi." tegur Ze berbisik.
Sedang anak dalam ruangan sudah tidak sadarkan diri dari tadi dan setelah 10 menit pingsan dia sadar. Anak itu tampak tidak menangis ataupun takut lagi tatapannya terlihat kosong.
"Siapa namamu?" tanya Albert pada anak itu dan anak itu hanya menggeleng tanda tidak tahu.
Hal itu membuat prof Albert tersenyum bahagia karena percobaan pertamanya sudah bisa dinyatakan berhasil.
"Mulai sekarang kamu adalah A 001 dan kamu hanya mendengar perintahku paham?" tanya suara dari pengeras suara di ruangan itu dan itu adalah suara dari tuan Robert.
Anak yang di panggil A 001 itu hanya mengangguk. Karena ternyata obat itu selain menghapus memori itu juga membuat orang yang terpengaruh menjadi patuh akan perintah pertama yang di dengarnya.
Seperti anak ayam yang baru menetas yang hanya akan mengakui yang pertama dilihatnya sebagai induknya.
"Panggil aku tuan." perintah tuan Robert lagi.
"Baik tuan" jawabnya datar.
Tangan serta kaki A 001 kini sudah dilepas dari ikatannya.
"Sekarang A 001 kau bangkitlah" perintah dari prof Albert dan anak itu tidak bergeming.
"Turuti perintahnya!" seru suara Robert dan anak itu segera bangkit dari tempat dia terbaring.
Melihat hal itu membuat prof Albert mengembangkan senyum di bibirnya. Karena, itu artinya percobaan dia telah berhasil total. Anak itu kemudian digiring ke ruangan lain oleh salli asisten pfof Albert.
Hal tersebut berlangsung terus dan hal yang sama terjadi juga pada anak-anak yang lainnya.
Prof Albert merasa senang karena sejauh ini semua hasilnya sesuai harapannya tidak ada yang mengecewakan.
Sampai tiba pada giliran salah satu anak yang juga diberi obat yang justru menunjukkan reaksi berbeda dari anak-anak sebelumnya.
Anak itu bernama Tina anak yang diculik dari keluarga biasa di sebuah desa kecil. Tina tidak tenang bahkan dia tampak sangat ketakutan dan menangis memohon dilepas saat bangun.
"Om hiks tolong hiks lepaskan aku." pinta Tina sambil menangis.
"T 023 gagal" lapor salli pada prof Albert lalu menyuntikkan obat bius yang membuat Tina pingsan. Ya memang kode dari mereka adalah huruf pertama nama panggilan mereka dan no urut.
"Bawa anak ini ke lab pribadiku. Aku mau melakukan penelitian pada anak itu. Aku penasaran sebenarnya apa yang membuat dia kebal pada obat penghapus ingatan ini." perintah prof Albert pada Salli dan Salli lalu segera memerintahkan anak buahnya membawa anak itu ke lab prof Albert.
"Bawa anak itu ke lab prof Albert. jangan lupa ikat tangan serta kakinya di sana." perintah Salli dan mereka hanya mengangguk.
"Anak itu sudah dibawa ke lab pribadi anda profesor." lapor Salli
"Hm biar saja dulu dia di sana. Nanti baru kita memeriksanya dengan teliti sekarang yang terpenting adalah kita lanjutkan saja dulu tugas kita di sini. Masih ada banyak anak yang harus ditangani segera di sini jangan sampai terlambat dan tuan Robert bisa marah besar." ucap prof Albert.
"Baik prof mari kita lanjutkan lagi. Hei bawa kemari anak selanjutnya." jawab Salli lalu memerintahkan penjaga yang berdiri di depan pintu memanggil anak berikutnya.
but semuanya oke,,,
tetep seru ceritanya
kayaknya seru ini