Baby Twins CEO
°°°~Happy Reading~°°°
Suasana riuh menyelimuti seisi rumah itu, canda tawa terus saja menggema di balik rumah sederhana berukuran 5 × 6 meter yang terletak di pinggir kota.
Tak sedetik pun ketenangan dapat Anelis rasakan, Arsha dan Arshi lah yang menjadi biang keroknya. Sepasang saudara kembar itu seperti tak kehabisan ide untuk menciptakan kegaduhan yang sering kali memaksa Anelis untuk menekan kesabarannya.
" Mommy..., Asha na nakal my... " Teriak Arshi, kaki kecilnya berusaha berlari sekencang mungkin agar terhindar dari amukan Arsha yang sudah tak terbendung lagi.
Arsha menghiraukan teriakan adiknya yang sudah setengah menangis, ia masih setia mengejar Arshi tanpa ampun dengan bedak tabur yang sudah di cengkeramnya di tangan.
Greppp...
Tertangkap, akhirnya Arsha berhasil menyaut tangan mungil Arshi di genggamannya. Tak ingin berlama-lama lagi, Arsha langsung memulai aksinya, menaburkan bedak tabur berwarna putih itu ke atas rambut Arshi, hingga akhirnya rambut pirang bergelombang itu seketika berubah memutih.
" Hwa...hwa...hwa..., Mommy..., Asha na nakhal my..., Ambut Ashi jadi utih...hwa...hwa...hwa... "
Tangis Arshi akhirnya pecah, ia berlari meninggalkan Arsha yang kini tersenyum puas karena berhasil membalas dendam atas keusilan adiknya itu.
Arshi berhambur mendekati Anelis, tangan mungilnya memeluk erat sebelah kaki Anelis yang tengah sibuk membereskan mainan yang tampak berserakan, memaksa Anelis meninggalkan mainan-mainan itu dan beralih pada putri cengengnya.
Anelis menurunkan berat badannya, menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh mungil putrinya yang kini tengah terisak.
" Kenapa sayang? " Anelis menyeka mutiara bening yang berjatuhan di pelupuk mata Arshi.
" Ambut Ashi jadi utih mommy, galla-galla Asha, hiks...hiks... Ashi tadi tuma pedang lambutnya Asha, tapi Asha na langsung malah syama Ashi, telus lambut Ashi di kashih beudak jadi jeulek my, hiks...hiks...hiks... " Ucap Arshi sesenggukan, ia menunjuk ke arah pucuk kepalanya yang kini sudah memutih layaknya mochi.
" Nggak apa-apa, mommy bisa bersihin rambut Arshi jadi nggak putih lagi. Tapi syaratnya Arshi nggak boleh nangis lagi ya.... "
Arshi mengangguk patuh sembari membuang bekas isaknya yang masih berserakan di bawah matanya.
Dengan hati-hati, Anelis mulai mengusap-usap pucuk kepala Arshi, mengulanginya beberapa kali hingga bedak yang tadinya menebal kini sudah menipis, hanya menyisakan beberapa jejak.
" Mommy, rambut Arshi warnanya putih kayak nenek gayung "
Teriak Arsha yang kini sudah mematung di belakang Anelis, membuat Arshi yang tadi sudah berhenti dari tangisnya kini kembali terisak.
" Mommy... Asha na nakhal my... Asha dahat shama Ashi... hiks...hiks... "
" Arsha..., nggak boleh nakal sama adiknya dong sayang... " Anelis mengembangkan senyumnya menatap ke arah Arsha, tatapannya begitu teduh tanpa sedikitpun gurat kemarahan disana.
" Arshi suka jahil my, Arsha nggak suka... " Arsha menelungkupkan kedua tangannya di depan dada, rasanya masih kesal jika harus mengingat kejahilan adik perempuannya itu.
" Kalau begitu sekarang Arsha sama Arshi harus baikan dulu " Perintah Anelis.
" Ndak, Asha na dahat, Ashi eundak mahu temenan lagi syama Asha... " Teriak Arshi menumpahkan kekesalannya.
" No..., Arsha sama Arshi nggak boleh musuhan. Nanti kalau Arshi ditanya sama Allah kenapa Arshi musuhan sama Arsha, Arshi mau bilang apa? "
" Nanti Ashi bilang shama Allah, kalo Asha dahat shama Ashi, bial Asha di hukum shama Allah, suluh beulsihin tolet " Sungut Arshi.
" Toilet Arshi, bukan tolet " Ralat Arsha yang tak sanggup mendengar kata rancu yang di lontarkan Arshi.
" Biallin!!! " Bentak Arshi.
Hufffft, Anelis mulai kewalahan saat harus membujuk kedua putra-putrinya itu berbaikan.
" Anak cantik mommy nggak boleh gitu. Kalau Arsha sama Arshi musuhan, terus nanti mommy jadi sakit gimana... "
Seketika tangan mungil Arshi merengkuh tubuh Anelis. Bukannya mereda, tangis gadis kecil itu malah semakin kencang mendengar mommy nya yang akan jatuh sakit.
" No mommy, Mommy eundak boleh tatit..., hwa...hwa...hwa..."
Anelis menyunggingkan senyum tipisnya, meski ada secercah rasa bersalah karena harus menakut-nakuti putrinya, sungguh hal itu menjadi jalan terakhir agar ia bisa mendamaikan kedua buah hatinya dari perselisihan.
Anelis melambaikan tangannya agar Arsha mendekatinya, Arsha yang tak dapat menghiraukan ucapan mommy kesayangannya itu pun segera mendekat.
Anelis memeluk kedua malaikat kecilnya itu erat.
" Oh..., Sayang... Kalian kesayangan mommy... Jangan pernah tinggalkan mommy, kalian adalah hidup mommy... "
Sahut Anelis sembari menepuk-nepuk punggung kedua malaikat kecilnya itu. Ada perasaan pilu di hatinya, menjadi single parent bukanlah hal yang mudah. Ia harus mampu menjadi seorang ibu sekaligus ayah untuk mereka. Menjadi teman, sekaligus pelindung untuk mereka. Ia akan berjuang sekuat tenaga demi kebahagiaan Arsha dan Arshi, kedua buah hatinya.
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Balik lagi sama othor🤗
Mohon dukungannya ya chingu
Bisa dengan like, coment, rate dan juga vote
Jangan bosen dulu sama ceritanya ya, baru aja mulai masa udah bosen aja, hehehe😅
Happy Reading guys
Love You💞💞💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Zerazat
thor aq udah pernah baca karya mu ini tapi aq kangen sama Arsya juga Arsy yang mengemaskan celotehan nya cadel,kalau cerita ada anak kecil nya pasti suka banget❤️
2024-12-16
0
Abinaya Albab
aku baca lagi sambil nunggu arshi sama mas dosen up lagi....lama bgt takut lupa
2024-11-26
1
#ayu.kurniaa_
.
2024-12-07
0