terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.
menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misteri kamar nomer 15 part 2 dan misteri hilangnya Afif
"Gimana pencariannya anak Bu Tatik, Dik? Udah ketemu belum?" Tanya Atmo dengan ekspresi penasaran.
"Belum Mas, udah di cari sampe gorong gorong juga ngga ketemu di culik wewe gembel mungkin.." Jawab istri Atmo.
"Wewe Gombel!" Jerit Galang dalam hatinya.
"Ya sudah dik, kamu makan sama istirahat dulu aja. Gantian mamas sama temen mamas yang nyari anaknya Bu Tatik." Ucap Atmo.
"Dia temen Mas?" Tunjuk istri Atmo kepada Galang yang cengengesan.
"Iya dik, Namanya Galang. Lang kenalin dia Anita."
Galang masih diam, dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa sedikit tidak enak karena sempat meragukan Atmo.
Melihat hal itu Atmo langsung merangkul Galang dan berjalan untuk mencari di mana keberadaan Afif atau anak dari Bu Tatik.
"Hati hati Mas Atmo, Mas Batang.." Ucap Anita ketika melihat Atmo dan Galang mulai menjauh.
"Galang!!!" Teriak Galang dalam hatinya dengan jengkel.
Setelah cukup jauh akhirnya Galang berucap, "maaf ya, Ngat. Aku udah ngga percaya sama ucapan kamu tadi."
"Ngga papa Lang, slow aja." Jawab Atmo dia sama sekali tidak memasang wajah bangga karena menurutnya memiliki istri cantik bukanlah pencapaian besar, tetapi menurutnya membahagiakan istri itulah yang merupakan pencapaian terbesar, sampai sekarang Atmo masih belum bisa membahagiakan istrinya sehingga dia sama sekali tidak menunjukan ekspresi bangga.
***
Sementara itu di warung makan dekat UNDIP semarang. Tampak Cahaya dan Vina duduk tenang menunggu Putri yang masih berada di dalam kampusnya, mereka sebelum ini sudah membuat perjanjian hendak bertemu di sini dan membicarakan tentang kamar no 15 itu.
Saat Vina dan Cahaya sedang mengobrol tiba tiba dua orang pria dengan jas UNDIP datang menghampiri mereka.
"Hei cantik, boleh gabung tidak?" Tanya salah satu dari mereka.
"Hei, kenalin namaku Dani dan ini temanku Arman. Boleh gabung tidak?" Tanya Dani.
"Aku Vina.." Jawab Vina menoleh sesaat sebelum akhirnya kembali mengalihkan pandangannya.
"Dan aku Cahaya." Jawab Cahaya dengan Gestur gerak yang sama dengan Vina.
"Wow! Nama yang cantik, secantik orangnya. Namun sayang sekali kalian sombong." Sahut Arman.
"Kami boleh gabung, Kan?" Tanya Dani.
"Maaf, tapi tempat lain masih banyak yang kosong." Jawab Cahaya.
"Tapi kami maunya duduk di sini, bagaimana dong?" Tanya Arman ganjen.
"Oh gitu? Ya sudah silahkan..." Jawab Cahaya ia kemudian berdiri dan hendak menjauh dari tempat duduk itu, di ikuti oleh Vina.
"Lah? Kok malah pindah sih? Duduk sini bareng kami!" Ucap Dani sembari memegang tangan Cahaya.
Cahaya yang merasa sentuhan tangan Dani langsung menepis tangan Dani, "jangan pegang pegang..." Ucap Cahaya.
"Ya elah sombong amat sih, kaya wanita yang cantik cuma kamu aja!"
Vina dan Cahaya tidak menghiraukan Dani, mereka hendak berjalan menjauh namun Arman dengan cepat menghadang jalan mereka, "kenapa buru buru sih?" Tanya Arman sembari menaik turunkan alisnya.
"Awas kami mau lewat!!!" Ucap Vina yang hendak mencari jalur lain.
"Tunggu dulu dong, cantik!" Ucap Arman sembari mencolek pipi Vina.
"Hei! Jangan kurang ajar ya! Atau aku akan teriak!" Ancam Vina dengan nada keras, sehingga banyak orang di rumah makan itu yang menoleh ke arahnya.
Tampak bapak bapak dan ibu ibu yang sedang makan di sana memperhatikan gerak gerik Arman dan Dani dengan tatapan tajam..
Melihat banyaknya orang orang di sini akhirnya Arman dan Dani pergi dari situ tanpa mengucapkan apapun.
Melihat hal itu Vina dan Cahaya duduk kembali menunggu Putri, hingga selang enam menit kemudian Putri datang.
"Maaf ya, kak. lama menunggu soalnya tadi ngumpulin tugas dulu." Ucap Putri tidak enak.
"Iya Put, ngga papa." Sahut Vina..
"Maaf, muka kaka ko pada kesel ya? Emangnya kenapa?" Tanya Putri.
"Gara gara mereka tuh, dua cowok nyebelin dan kurang ajar! Bisa bisanya mereka megang megang tanganku." Ucap Cahaya.
"Kalau ngga salah namanya Dani sama Arman." Sahut Vina.
"Sudahlah ngga usah di bahas..." Ucap Cahaya.
"Oh... Arman sama Dani! Nah ini justru ada hubungannya sama mereka!" Ucap Putri.
"Maksud kamu gimana, Put?" Tanya Cahaya dan Vina secara bersamaan.
"Gini, dahulu Arman punya pacar seorang mahasiswi cantik jurusan kedokteran bernama Dewi. Dani dan Arman memang terkenal cowok yang bandel di kampus.... terus sekitar dua bulan yang lalu, Dewi putus sama Arman. Yang aku denger Arman kepergok jalan sama Mira temen sekelas Dewi...
Sejak saat itu Dewi memutuskan untuk tidak menghubungi lagi Arman, dia mengambil semua yang pernah ia berikan kepada Arman, mulai dari motor dan uang... tidak lama kemudian Dewi menghilang tanpa kabar hingga sampai saat ini keluarganya masih mencari di mana keberadaan Dewi."
Cahaya menggaruk kepalanya dengan bingung, "terus apa hubungannya dengan kamar nomer 15?"
"Aku sendiri juga bingung, tapi semenjak Dewi hilang kamar nomer 15 itu mulai angker. Aku kerap kali mendengar tangisan wanita di kamar itu, dan aku beberapa kali melihat gorden jendela di kamar nomer 15 itu terbuka sedikit dan menampakan wajah mbak kunti... hiii bayangan wajahnya serem banget, aku ngga terlalu jelas lihat wajahnya kaya gimana karena tertutupi darah sama belatung."
"Apa cuma kamu yang pernah melihat kuntilanak itu? Lalu... apakah Dewi pernah tinggal di kamar kos nomer 15 itu?" Tanya Vina.
Putri menggelengkan kepalanya, "bukan hanya aku yang melihat kuntilanak itu, banyak penghuni kos lain yang melihat kuntilanak itu. Aku sudah melaporkannya kepada Bu Sari, Bu Sari mengiyakan itu dia mengundang semacam orang pintar dan melakukan ritual di sana untuk mengusir kuntilanak itu, namun sampai sekarang kuntilanak itu masih meneror kami... untuk Dewi pernah tinggal di situ jawabannya tidak pernah, ia bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya ke kosan Bunga Mawar. Ia tinggal bersama orang tuanya, dan dia tidak memiliki satupun teman di kontrakan itu."
"Sepertinya ini semua ada hubungannya dengan Arman dan Dani itu..." tebak Cahaya.
"Aku juga menduga begitu. Oh ya, ngomong ngomong di mana anggota baru kalian, yang cowok indigo itu?" Tanya Putri wajahnya terlihat antusias.
Cahaya menggaruk kepalanya, "ah dia sedang sibuk sekarang, kemungkinan nanti kalau sudah pasti di kos itu ada hantunya kami akan meminta bantuan dia...."
***
Sementara itu Atmo, Galang dan beberapa Warga tampak berpencar mencari Afif di lapangan bola. Beberapa warga mencari di sekitar semak semak.
Sementara Atmo, Galang dan beberapa Warga lainnya mencari di pinggiran lapangan, di pinggiran lapangan itu terdapat gorong gorong dan di situlah Galang mencarinya.
"Woi cil, ngapain kamu main di situ. Kena capit yuyu (kepiting) nanti nanges kamu!" Ucap Galang kepada anak kecil laki laki yang berdiri membungkuk membelakangi Galang, anak kecil itu seperti sedang mencari sesuatu di gorong gorong itu.