Lelah dengan pertanyaan "Kapan menikah" Dari kedua orang tuanya. Joe Erlangga justru menyeret dan menawarkan sebuah pernikahan dengan seorang gadis yang selalu di buat makan hati oleh kekasihnya.
Tissa Andriana, Gadis cantik yang sudah memiliki kekasih itu terpaksa menerima tawaran Joe. Memutuskan sang kekasih yang selama lima tahun ini tanpa ada kepastian dan justru menyakiti nya dengan dekat dengan wanita lain selain dirinya.
••••••
" Apakah pernikahan ini semacam pernikahan kontrak?" Tissa Andriana.
"No! Tidak ada pernikahan kontrak diantara kita. Aku ingin menikah sekali seumur hidupku dan itu bersamamu.." Joe Erlangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pernikahan
Usai akad kemudian resepsi. Sangat meninggalkan rasa lelah yang sangat luar biasa. Para tamu yang hadir tak hanya puluhan tapi ratusan dan itu semua rata-rata adalah orang yang terhormat.
Tissa terdiam di dalam kamar pengantin yang telah di sulap seperti kamar pengantin pada umumnya. Taburan kelopak bunga mawar merah di tempat ranjang dengan sprei putih itu. Serta lilin dengan aromanya yang sangat khas.
Ceklek..
Pintu terbuka, Disana Joe muncul masih dengan pakaiannya yang rapi. Meski seharian berdiri menyambut ucapan selamat dari banyak orang tak dapat di pungkiri kalau wajah ituntetap masih tampan.
Joe melangkah dengan gayanya yang cool di hadapan Tissa. Pria itu duduk di sebelah Tissa kemudian menatap wajah Tissa dengan tatapan datar dan dingin.
Deg!
Entah mengapa Tissa merasa aneh dengan tatapan itu. Tatapan dari pria yang telah menjadi suaminya itu tidak seperti tatapan yang sebelumnya.
"Sekarang kita telah menikah, Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan padamu.." Tissa tak mengalihkan tatapannya dari pria itu. Entah apa yang akan Joe sampaikan kali ini. Sumpah demi apapun Tissa menjadi ketar ketir di buatnya.
"Apa yang ingin kau sampaikan padaku?
"Tunggu sebentar lagi.." Kata pria itu. Tissa akhirnya mengangguk, Dia pasrah saja dengan apa yang akan terjadi setelah ini.
"Tenang Tissa.. Apapun yang telah terjadi jangan menjadi wanita yang lemah. Kau harus bisa melawan.."Batin Tissa untuk dirinya sendiri.
Tak lama, Terdengar seseorang mengetuk pintu. Joe segera bangkit dari duduknya kemudian membukan pintu kamar hotel itu.
Tissa tidak tahu dengan siapa Joe bicara. Yang jelas Tissa tak dapat mendengar apapun dari sana. Hingga Joe kembali dengan sebuah kertas yang berada di tangannya.
Belum apa-apa dada Tissa sudah bergemuruh hebat sekali. Apakah yang dia bayangkan akan segera terjadi?
"Ini..
"I..Ini apa?
"Ini adalah surat perjanjian pernikahan kontrak kita..
Deg!
Sekali lagi jantung Tissa di buat berdegup tak karuan. Ternyata memang benar, Pernikahan ini bukan Pernikahan sungguhan. Pernikahan ini adalah Pernikahan Kontrak dimana apabila pada waktunya akan segera berakhir begitu saja.
"Jadi benar? Pernikahan ini hanya sebuah kontrak?" Mata Tissa sudah berkaca-kaca. Dia tersenyum getir, Apa yang kau harapkan dari pria Playboy kelas kakap ini Tissa. Sekali pemain wanita maka akan tetap jadi pemain wanita.
"Menurutmu bagaimana? Pria seperti ku ini mana mau menikah? Tapi kau tenang saja, Pernikahan ini hanya berlangsung selama dua tahun saja. Tapi aku takkan lepas tanggung jawab, Aku akan menafkahimu seperti suami yang pada umumnya.. Sekarang cepat tandatangani. " Tissa masih menatap kertas tersebut. Sungguh ini jauh dari segalanya..
...****************...
"Hey! Hey.. Kamu Kenapa?" Tissa segera tersadar setelah Joe mengguncang bahunya. Tissa menoleh kesana kemari.
Di hadapannya hanya ada Joe yang telah membuka jasnya. Pria itu hanya mengenakan kemeja putih dan dasi yang masih melilit di lehernya.
"Mana kertasnya?" Dahi Joe berkerut, Kertas? Kertas apa yang di maksud istrinya ini?
"Kertas? Kertas yang seperti apa?
"Kertas.. Kau tadi masuk kesini membawa kertas. Kau memintaku untuk segera tandatangan.." Penjelasan Tissa membuat Joe menepuk jidat.
"Ke..Kenapa?
Tak!
Joe menyentil kening Tissa membuat Wanita itu meringis kesakitan.
"Iihh.. Sakit tahu!
"Makanya jangan banyak halu. Apa yang kamu bayangkan sampai melihatku membawa kertas? Apa kau sedang membayangkan aku memintamu tandatangan surat pernikahan kontrak?" Tissa akhirnya tersadar. Astagaa! Jadi sejak tadi dianya yang menghalu. Dan semua itu tidak sungguhan?
"Maaf.." Hanya itu yang bisa Tissa ucapkan. Bagaimana bisa dia membayangkan semua itu di hadapan Joe langsung.
"Jangan terlalu sering nonton drama luar negeri. Ya, Begini lah.. Bayangin nikah kontrak apa segala macem. Tak ada rumus dalam keluarga ku menikah kontrak. Pernikahan itu adalah sakral yang tidak bisa di permainkan begitu saja." Joe menggenggam tangan Tissa dengan erat.
"Aku memang dulu suka mempermainkan wanita. Tapi sekarang? Tentu saja tidak lagi.. Kau akan menjadi wanita satu-satunya yang akan merajut rumah tangga bersama ku mulai hari, Saat ini hingga nanti.." Tissa merasa terharu, Tanpa terasa dia memeluk Joe yang langsung di balas oleh pria itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ini sudah malam, Kamu tidak mau mandi dulu?" Tissa medongak, Mendadak dirinya susah menelan salivanya.
Di hadapannya, Joe baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya bertelanjang dada. Handuk putih melilit di pinggang guna menutupi bagian bawahnya. Rambutnya masih basah dengan tetesan air yang semakin membuat kadar ketampanan Joe naik berkali-kali lipat.
"Masha Allah.. Indah sekali makhluk ciptaan mu ini.." Tissa membatin di sertai rasa kagum yang liar biasa.
Klik..
Tissa langsung tersadar. Dia gelagapan di hadapan Joe yang terkekeh.
"Kenapa? Kamu terpesona?" Tissa hanya membuka mulutnya namun tak dia tak tahu ingin menjawab apa.
Joe meraih tangan sang istri kemudian meletakkan tangan putih itu di perut Joe yang sixpack.
Mata Tissa melotot hampir melompat dari tempatnya. Jantungnya yang sejak tadi berdegup tak karuan kini semakin kencang lagi. Di tambah ketika Joe membukukan tubuhnya membuat Tissa memundurkan tubuhnya dikit demi sedikit bahkan hampir terlentang.
Tak dapat di pungkiri Tissa merasa tak kuat berada dalam kungkungan pria ini.
"Malam ini adalah malam pengantin kita.. Kamu tahu kan apa yang harus di lakukan pengantin baru saat malam pertama?" Bisikan itu membuat Tissa merinding.
"A..Aku mau ke kamar mandi dulu.." Joe tersenyum, Dia bantu istrinya itu untuk bangkit.
"Pergilah, Aku tunggu.." Tissa mengangguk dan segera ke kamar mandi. Disana Tissa langsung berusaha membuka gaunnya seorang diri.
Sebenarnya memang agak susah sih. Mau minta bantuan Joe rasanya takkan Tissa lakukan. Tadi saja dia buat merinding apalagi kalau sampai minta bantuan Joe.
"Malam pertama? Apa aku harus melakukan itu?" Tissa sangat takut dan bingung sekarang. Tapi sekarang Joe adalah suaminya. Akan sangat berdosa kalau dia menolak ajakan pria itu.
"Dia suamiku kan? Sekarang akulah yang berhak bukan wanita manapun lagi.. " Ya, Setelah di pikir-pikir lagi. Tissa harus bisa membuat Joe jatuh cinta padanya.
Mengingat tentang masa lalu Joe yang suka gonta ganti wanita membuat Tissa was was juga.
"Aku harus buat dia betah dan bahagia malam ini" Tekad Tissa sudah bulat, Bukankah ini yang selama ini dia inginkan? Menjadi seorang istri dari seorang pria yang baik serta menerimanya.
Joe adalah mantan Playboy. Sebagai seorang istri tugasnya adalah membuat suami senang bukan? Akan Tissa buktikan kalau dia adalah istri yang serba bisa.
Tissa mulai membersihkan tubuhnya. Selama sekitar dua puluh menit wanita itupun telah selesai.
"Huuufftt.. Ayo Tissa kamu bisa taklukan pria itu.. Bismillah...
•
•
•
TBC
makasih ya kak udah up
up nya jangan lama lama ya kak
semangat ya kak
nanti joe dateng pada diem gimana ya reaksi mereka kalau suami tissa itu gak tua ganteng dan kaya raya kaget gak ya