Anak Kembar Tuan Impoten

"Apa kau tahu alamatnya?" tanya Erlan dengan sorot mata tajam sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Entah mengapa dia merasa penasaran dengan wanita yang pernah ditidurinya.

"Iy-iya tuan." sahut Pak Daniel dengan raut wajah ketakutan.

"Katakan!" ucap Erlan dengan suara meninggi membuat Pak Daniel semakin ketakutan saja.

Pak Kasim yang berdiri di samping kursi tuan mudanya hanya mampu menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari menatap pria setengah baya itu dengan tatapan sulit diartikan.

"Dia berasal dari Desa Pesisir, selebihnya saya kurang tahu, tuan." ucap Pak Daniel dengan jujurnya dan untungnya masih mengingat kampung halaman mantan karyawan cleaning servicenya.

"Pak Daniel, cepat tunjukan identitas diri wanita bernama Keysa, lalu serahkan kepada tuan muda Erlan." ucap Pak Kasim memberikan pencerahan kepadanya.

"Ba-baik tuan... saya akan siapkan identitas dirinya." ucap Pak Daniel terbata-bata lalu segera menelpon bawahannya untuk mencari kembali identitas diri mantan karyawannya yang satu itu. Setelah itu, pria setengah baya itu bergegas keluar dari ruangannya dan bergegas mencari karyawannya yang pernah berteman baik dengan Keysa alias mantan karyawannya.

Sementara Erlan kembali mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya sembari menunggu manager hotel membawa informasi yang dia minta.

"Tuan muda, bukannya kita ke kota xxx untuk mencari nona Erina, bukannya mencari wanita bernama Keysa." ucap Pak Kasim mengigatkannya kembali, pasalnya bukan tujuan utama mereka mencari wanita bernama Keysa, yang mana nama wanita itu sangat tidak asing menurutnya.

"Ya, aku tahu, tapi aku semakin penasaran dengan kehidupan wanita itu." ucap Erlan sambil menghembuskan nafas kasar.

"Kalau begitu sekalian saja tuan muda mencari nona Erina dan...wanita bernama Keysa, sekali nyemplung dapat dua tangkapan sekaligus." ucap Pak Kasim dengan sedikit candaan akan idenya.

"Kamu pikir begitu mudah menemukan keduanya!" ucap Erlan sambil menggebrak mejanya.

"Mohon maaf tuan, tapi setidaknya kita berusaha mencari keduanya." ucap Pak Kasim sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Erlan hanya melotot menatapnya.

"Ya, nanti di usahakan, soalnya sampai sekarang anak buah Lucas tidak kunjung menemukan keberadaan Erina. Maka dari itu, aku sendiri yang akan turun tangan untuk mencarinya." ucap Erlan dengan sorot mata tajam dan kembali teringat dengan ucapan ibu dan Omanya.

Tak berselang lama kemudian, Pak Daniel kembali masuk ke dalam ruangan, dimana Erlan dan pak Kasim masih berada di ruangan.

"Saya sudah membawa identitasnya beserta kerabat dekatnya, tuan." ucap Pak Daniel sembari meletakan sebuah map berisi identitas diri lalu meminta seseorang masuk ke dalam ruangan.

Erlan langsung mengambil map tersebut untuk dibacanya. Dia kembali mengalihkan pandangannya saat mendengar derap langkah kaki, hingga melihat sosok wanita setengah baya berjalan di belakang tubuh Pak Daniel.

"Katakan sejujurnya kepada tuan Erlan yang kamu ketahui tentang wanita itu, jangan ada yang kamu tutup-tutupi, karena ini sangat berpengaruh terhadap pekerjaanmu." ucap Pak Daniel dengan ancamannya.

"Baik pak" ucap wanita setengah baya itu dengan patuhnya yang tidak lain adalah Bu Marwah.

"Apa yang kamu ketahui tentang wanita bernama Keysa?" tanya Pak Kasim serius, mengingat tuan mudanya sedang sibuk dengan map ditangannya.

Dengan ragu Bu Marwah mulai buka suara dan menceritakan tentang kehidupan Keysa. Sontak saja Erlan langsung meletakkan map ditangannya sambil mendengarkan dengan baik setiap ucapan wanita setengah baya itu.

"Aku ingin mendatangi langsung kediamannya, apa kamu bisa membantuku." ucap Erlan dengan entengnya, membuat Pak Daniel dan Pak Kasim terlonjat kaget mendengar ucapannya.

Apa sebenarnya hubungan tuan mudanya dengan mantan karyawan cleaning service. Sampai-sampai tuannya terlihat serius ingin mendatangi langsung kediamannya.

"Baik tuan, saya siap membantu anda." ucap Bu Marwah dengan sopan.

"Terima kasih, nanti pak Kasim yang kabari anda waktunya." ucap Erlan dengan serius lalu bangkit dari duduknya.

Bu Marwah hanya mampu mengangguk sambil menundukkan kepalanya.

"Kamu boleh keluar." ucap Pak Daniel menyuruh penanggung jawab cleaning service itu untuk keluar dari ruangannya. Bu Marwah lalu pamit undur diri dari hadapan bos-nya.

"Nanti malam kita memulai pencarian." ucap Erlan kepada pak Kasim lalu melangkah keluar dari ruangan tersebut.

"Baik tuan." ucap pak Kasim sebelum tuannya benar-benar keluar dari ruangan.

Erlan memilih kembali ke kamar hotel yang ditempatinya. Dia ingin mengistirahatkan tubuh lelahnya sejenak, sembari terus memantau perkembangan pencarian adik tersayangnya.

🍁🍁🍁🍁

Kediaman Keysa....

"Boleh saya menginap disini, soalnya saya belum menemukan kontrakan." ucap Erina dengan ragu-ragu. Apalagi dia tidak sempat mencari kontrakan tadi sore dan malah asyik menemani Zidan dan Zara bermain dan belajar hingga lupa waktu.

"Tentu boleh, rumah ini akan selalu terbuka untuk mbak Erina, kapanpun itu." ucap Keysa tersenyum yang sedang duduk di kursi di apik oleh anak-anaknya.

"Betul kakak cantik, kami senang kalau kakak cantik menginap di lumah kami." ucap Zara dengan antusiasnya dan semakin akrab saja dengan Erina.

"Iya, Zidan juga setuju!. Soalnya Zidan mau lagi diajarin kakak cantik mendesain gambar" timpal Zidan yang belum puas mendesain gambar lewat iPad pemberian dari Erina.

"Wah terima kasih, saya janji setelah mendapatkan kontrakan saya akan....."

Erina menggantung ucapannya sambil menatap si kembar secara bergantian dan tidak rela berpisah dengan si kembar. Pasalnya dia sangat bahagia bisa bertemu dengan sepasang anak kembar yang pintar dan juga menggemaskan.

"Tak apa-apa kalau kakak cantik mau tinggal lama di lumah kami" ucap Zara dengan mata berbinar membuat Erina hanya mampu tersenyum mendengar suara cadelnya.

Andai saja mereka tahu bahwa dirinya sedang kabur dari rumah demi menghindari perjodohan yang sedang diatur oleh orang tuanya.

"Ya sudah, sekarang kalian antar kakak cantik ke kamar tamu." ucap Keysa kepada anak-anaknya.

"Baik mama" sahut keduanya bersamaan.

"Ayo kakak cantik." ucap Zara lalu menarik tangan kakak cantiknya, mau tak mau Erina segera mengikuti langkah kaki anak perempuan itu.

Erina masuk ke dalam kamar ruang tamu dan sepertinya kamar itu baru di renovasi beberapa bulan kemarin melihat perabotnya masih tampak baru.

"Zara, sini dulu, kakak mau tanya sesuatu sama kamu." ucap Erina sambil membungkukkan badannya di hadapan anak perempuan berwajah imut itu.

"Tentang apa kak?" tanya Zara dengan mata memicing sembari menatapnya.

"Apa mama kamu sudah punya pacar?" tanya Erina dengan suara pelan takutnya ucapannya kedengaran diluar.

Zara hanya mampu menggelengkan kepalanya dan sedikit bingung dengan pertanyaan kakak cantiknya, hingga akhirnya anak perempuan itu buka suara.

"Mama tidak punya pacal, tapi banyak plia yang suka sama mama." ucap Zara dengan suara berbisik-bisik.

"Oh begitu, karena mama kalian cantik dan masih awet muda, kakak berencana untuk mencarikannya pacar. Apa kamu setuju?" tanya Erina sembari meminta pendapatnya.

Zara menggeleng cepat mendengar ucapannya.

"Tidak perlu kakak cantik, soalnya pria yang cocok sama mama itu cuma Paman baik." ucap Zidan dengan antusiasnya membuat Erina langsung mengerutkan keningnya mendengar ucapannya.

"Betul kakak cantik, kami setuju kalau paman baik yang jadi ayah kami." sahut Zara cepat.

'Paman baik' siapakah pria itu, mengapa Zidan dan Zara begitu menyukainya. Padahal dia berencana untuk mendekatkan ibu si kembar dengan saudaranya.

"Wah serius sekali mengobrol nya." ucap Keysa tersenyum melihat tingkah putrinya yang sangat akrab dengan Erina. Dia pun melangkah masuk ke dalam kamar tamu sambil membawa selimut untuk Erina.

"Tapi, tidak apa-apa kalau jodoh mama bukan paman baik" ucap Zidan dan Zara pada akhirnya.

Keysa hanya mampu mematung di ditempatnya berdiri mendengar ucapan anak-anaknya.

.