NovelToon NovelToon
Figuran Dalam Dunia Fiksi

Figuran Dalam Dunia Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Idola sekolah
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jelita Pramono seorang gadis periang, namun jangan sampai kalian mengusik nya, apalagi keluarga maupun orang yang ia sayang disekitarnya. Karena jika kamu melakukannya, habislah hidupmu.

Hingga suatu hari, ia sedang pergi bersama kakak nya, tapi di dalam perjalanan, mobil mereka tertabrak mobil lain dari arah belakang. Sehingga, Jelita yang berada di mobil penumpang mengeluarkan darah segar di dahi nya dan tak sadarkan diri.

Namun, ia terbangun bukan di tubuh nya, tapi seorang gadis bernama Jelita Yunanda, yang tak lain merupakan nama gadis di sebuah novel yang ia baca terakhir kali.

Bukan sebagai pemeran utama atau si antagonis, melainkan figuran atau teman antagonis yang sikapnya dingin dan jarang bicara sekaligus jarang tersenyum.

Mengapa Jelita tiba-tiba masuk kedalam novel menjadi seorang figuran? Apa yang akan terjadi dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ikuti Alur

Jelita mengangkat alis curiga, menatap Devano dengan tatapan tajam nan menusuk.

"Jadi mana kedua kakak kembarku? Kenapa gak ikut ke sini?"

Devano menghela napas pelan sebelum menjawab dengan nada tenang, "Mereka masih di markas. Aku yang datang karenaaku pengen nemenin kamu."

Jelita langsung mendecak pelan, lalu menyilangkan tangan di dada.

"Oke romantis banget deh alasannya." Ia mendekat sedikit, menatap penuh harap, "Terus, titipan aku mana dari kakakku? Terang bulan coklat, ingat?"

Devano menegang. Wajahnya langsung berubah seperti tertangkap basah.

"Ah maaf, aku... aku lupa." jawabnya dengan senyum kikuk.

Sekejap, ruangan jadi hening. Hanya suara napas tidur Tiara dan Meyriska yang terdengar.

Jelita menatap Devano tanpa ekspresi, lalu berkata pelan, "Lupa?"

Ia lalu mengangguk-angguk sambil pura-pura tersenyum manis, tapi matanya seperti mau melempar sepatu.

"Baik. Lupa. Mantap. Luar biasa."

Ia lalu bersandar di bantal, tangan menyapu rambutnya sendiri.

Devano cengengesan, mendekat pelan. "Nanti aku beli deh, beneran. Mau berapa kotak? Dua? Tiga?"

"Sebelas."

"Hah?"

"Biar puas," ucap Jelita sambil menatap langit-langit.

Devano hanya bisa mengangguk pasrah.

Dalam hati, Jelita menghela napas panjang. "Lah, mau-mau aja dia disuruh beli sebelas kotak terang bulan. Emang sih aku yang nyuruh, tapi itu kan cuma asal nyeplos. Bisa modyar aku kalo makan sebanyak itu. Dan nih cowok mana ngangguk aja pula. Untung cakep lu, Bang!"

Devano masih menatapnya penuh perhatian. Tatapannya bikin deg-degan, tapi Jelita tetap pasang muka datar.

“Jadi, Devano....”

Devano langsung memotong cepat, nada suaranya sengaja dilembutkan penuh gaya,

"Jangan panggil Devano. Panggil aku Vano. Oke, honey?" katanya sambil mengedipkan mata sebelah.

Jelita sempat bengong, mulutnya terbuka sedikit, tapi akhirnya hanya mengangguk pasrah. "Yowes lah, ngikutin alur cerita ini aku ke mana. Udah kayak nyemplung ke FTV jam sepuluh malam." ucapnya dalam hati.

Ia mencoba mengulangi, "Jadi, Vano..."

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, pintu ruangan VIP itu terbuka. Suara derit pintu diiringi langkah tergesa.

"Lit!" suara Dara terdengar, sambil membawa tentengan plastik yang tampaknya berisi makanan. "Abang terang bulan nggak ada di bawah. Aku keliling rumah sakit juga gak ketemu."

Begitu masuk, pandangan Dara langsung tertuju ke arah Jelita, lalu beralih ke sosok cowok di kursi dekat ranjang, yang duduk santai dengan tatapan teduh tapi menusuk, khas Devano.

Dara menyipitkan mata. Suasana yang tadinya santai berubah sedikit tegang, seperti awan mendung yang mulai menggulung.

"Kenapa kamu di sini? Mana sendirian lagi." Nada datar Dara meluncur pelan, tapi jelas mengandung kecurigaan yang tajam.

Devano tidak terlihat gentar. Ia tetap duduK santai di kursi sebelah ranjang Jelita, bahkan melipat tangan sambil menatap Dara santai.

"Ya mau nemenin Jelita. Salah?" ucapnya dengan enteng.

Dara mendengus pelan, lalu melangkah ke ranjang. Ia menaruh kantong plastik berisi makanan di atas meja kecil. Suara kereseknya menggema di ruangan VIP yang sedikit sunyi karena dua penghuni lain masih tertidur di sofa panjang.

"Kamu beli apa?" tanya Jelita, setengah bangkit sambil melirik isi kantong.

"Lalapan ayam bakar. Ada sambalnya juga tuh, pedes nendang. Dikasih timun sama kol juga." Dara menjawab, sambil duduk di tepi ranjang.

Jelita menelan ludah, "Wih, kayaknya enak." Lalu ia melirik ke arah sofa. "Bangunin Mey dan Tiara lah, Dar."

Dara mengangguk singkat. "Okehh." Ia berdiri, bersiap menuju arah sofa.

Tapi langkahnya tertahan saat Jelita berkomentar lagi.

"Cuma beli empat porsi, Ra?" Jelita mencolek plastiknya, menghitung dengan cepat.

"Iyalah, kita kan cuma berempat. Mana aku tahu si Devano disini." Dara menoleh setengah malas ke Jelita.

Dara berjalan ke sofa, lalu mulai mengguncang pelan bahu Meyriska. "Mey, bangun. Ada ayam bakar nih, udah lapar belum?"

Meyriska menggeliat, mengerjapkan mata. "Hmm... ayam? Siapa yang ayam?"

"Bukan siapa, tapi apa. Makanan, Beb." Tiara menyahut dari sofa seberangnya, rupanya sudah terbangun lebih dulu karena aroma sambal dan ayam yang menusuk hidung.

Keempat gadis itu berkumpul di sekitar meja kecil. Masing-masing mengambil satu bungkus lalapan. Devano hanya bisa duduk di kursi, diam, menatap tangan-tangan yang cekatan membuka plastik.

"Eh," katanya akhirnya, "Aku...?"

Semuanya menoleh bersamaan.

"Kamu?" Tiara mengangkat alis.

"Aku gak dapet?" Devano menunjuk plastik yang tinggal kosong.

Dara menahan senyum. "Ya enggaklah. Aku beli cuma empat. Kita gak tahu kamu bakal muncul disini."

"Aku juga laper, sumpah." Devano mulai pasang wajah melas.

Jelita hanya menatap dari sudut matanya. "Astagaaa, drama baru lagi. Ganteng-ganteng nyusahin banget."

Tiara menoleh ke Dara, "Gimana dong, kasian juga sih."

"Mau bagi setengah?" tawar Meyriska ke Jelita.

Jelita langsung geleng cepat. "Hah?! Jangan gila. Aku baru sembuh, butuh asupan penuh."

"Aku juga gak bisa bagi," Dara nyengir. "Aku lapar banget, tadi belum makan siang."

Tiara mencoba bersikap adil. "Ya udah, kita suit aja. Yang kalah bagi punya dia."

"Gak ah," jawab Dara cepat, "Nanti pada berantem. Gini aja, kita pesenin aja dari GoFood. Sekalian beli minum dingin."

"Aku suka es teh manis ya," seru Mey.

"Aku lemon tea!" Tiara menambahkan.

"Aku boba dong." Jelita sambil angkat tangan tinggi-tinggi.

Dara mencatat cepat di ponsel. "Oke sip. Pesan satu porsi ayam bakar buat Dev, plus minuman kita. Tapi dia yang bayar ya." Dara melirik ke arah Devano.

"Deal." Devano mengeluarkan ponsel, membuka aplikasi pembayaran, dan mengangguk. "Tapi nanti aku juga mau terang bulan coklat. Katanya kamu mau beli sebelas kotak?"

"Itu bercanda bang. Bercanda!" seru Jelita cepat-cepat, panik melihat Devano yang sepertinya menganggap serius pesanan sebelas kotak terang bulan.

Semua langsung meledak tertawa.

"Sebelas kotak terang bulan, bayangin! Mau bikin warung dadakan apa gimana tuh?" Tiara menepuk-nepuk paha sambil ngakak.

"Kalo dimakan sendiri, bisa tiga hari tiga malam nggak kelar," sahut Mey sambil nyuap nasi dan ayam ke mulutnya. "Bisa-bisa kamu modyar, Lit."

"Eh tapi serius," Dara menimpali, "dulu Jelita pernah nyetok brownies satu loyang gede buat diri sendiri. Pas ditanya bilangnya ‘buat terapi batin’."

"Pantes tiap galau bawaannya pengen coklat," Tiara ikut nimbrung sambil menjilat jari, "makananmu semua bentuknya pelampiasan emosional."

Jelita mencibir. "Em benarkah? Kalau begitu jangan dibongkar semua dong. Aku pasien, loh. Harusnya kalian perhatian, bukan buka aib."

"Perhatian kok," sahut Mey sambil menyodorkan tisu ke Jelita. "Nih, tuh bibir kamu belepotan sambal."

"Eh, sambal ini sih keterlaluan. Nyiksa." Dara sudah ngos-ngosan, satu tangan menepuk-nepuk dadanya, satu lagi mencari-cari air.

"Hidup itu keras, Ra. Kayak sambal ini." komentar Jelita bijak ala-ala motivator TikTok.

"Lit, sambalmu tumpah ke seprei rumah sakit tau. Waduh, suster bisa ngamuk nih," Mey mengangkat satu lembar tisu sambil menunjukkan noda merah menyala.

"Udah kayak TKP pembunuhan!" Tiara ikut menjerit geli.

Tawa meledak lagi. Lalapan ayam bakar yang pedas itu benar-benar berhasil bikin suasana mencair. Bahkan aroma sambalnya saja seolah ikut meramaikan percakapan.

Stecu Stecu Stelan Cuek Baru Malu.. Lanjut Guys like, komen, subscribe, rating dan vote nya yah

1
Viona Syafazea
apa mungkin dulu jiwa mereka tertukar, dan sekarang jiwa mereka ( jelita dunia asli dan novel) kembali ke tubuhnya masing-masing.. 🤔
Viona Syafazea
ini juga bisa dijadiin judul novel baru.. /Facepalm/
Viona Syafazea
wahhh si author ngasi kisi-kisi judul novel baru mu ya thor.. /Facepalm//Facepalm/
Viona Syafazea
lahhh mochi mah kucing aku tapi punyaku oyen.. /Facepalm//Facepalm/
karina
up lagi thor. yg banyak 😁😁
vj'z tri
Thor setelah buat aku tertawa ,sekarang kamu buat ku 😭 😭😭🤧🤧
Lilyana Azzahra Dekranasda: kumenangis........ membayangkan...
total 1 replies
vj'z tri
kerennnn kerennnn kerennnn thorrrr 🥳🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
makin seru Thor 🥳🥳🥳🥳
Sribundanya Gifran
lanjut
Putra Baja
gak sabar nunggu up
Tiara Bella
aku mampir Thor....ceritanya banyak,judul banyak ..otaknya encer kaliiiiiii.....semangat ya
Mineaa
ga sabar liat tumbang ny si ulet manipulatif....🤬
vj'z tri
gak sabar tunggu kotak Pandora ke buka 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri: coba nanti aku tengok ya Thor 🤭🤭🤭
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Smile/
total 2 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣jelita kan yang minta jadi figuran yng langsung di kabulkan author 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
pakai bawang merang berapa ton Thor 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤔
Wahyuningsih
mantap thor q ska thor klau pemrannya badas abis keren n gk mudah d tindas thor buat buat si goblok varel menyesl krna lbih memilih btu kli ke timbang tunangnnya sndri di buat segan mtipun tk mau biar nyakho dia d tggu upnya kmbli yg buanyk thor n hrs tiap hri sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu seeeeeeeemaaaaangaaaaaaaat thor 😁😁😁
Sribundanya Gifran
lanjut
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus keren👍👍
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
beri ingatan sedikit demi sedikit ke lita nya thor, biar gak terlalu puyeng dia ngingat nya
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
jika masalah di novel udah kelar, jelita nya balikin ke dunia asli nya lagi ya thor.
gak rela rasanya harus terpisah sama kak jordi nya 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!