NovelToon NovelToon
Aku Akan Mencintaimu Suamiku

Aku Akan Mencintaimu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:38k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Aku belum bisa mencintai sosok pria yang telah menikahiku. Kenapa? Karena, aku tak mengenalnya. Aku tidak tahu dia siapa. Dan lebih, aku tak menyukainya.

Pria itu lebih tua dariku lima tahun. Yah, terlihat begitu dewasa. Aku, Aira Humaira, harus menikah karena usiaku sudah 23 tahun.

Lantas, kenapa aku belum siap menikah padahal usiaku sudah matang untuk melaju jenjang pernikahan? Yuk, ikutin kisahku bersama suamiku, Zayyan Kalandra

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ini Demi Suamiku

Tiga hari setelah pernikahan, Aira kembali ke rutinitasnya sebagai guru TK, mengajar anak-anak kecil yang selalu berhasil membuat hatinya meleleh pun juga meledak. Meski statusnya kini sebagai istri, rutinitas itu membuat Aira bisa kembali menjadi dirinya sendiri.

Setiap pagi, Zayyan mengantarnya dengan mobil dan setiap kali itu pula Aira merasa seperti gadis SMA yang diantar pacarnya ke sekolah.

Aira biasa pulang mengajar pukul 2 siang. Setelah dijemput suaminya, Aira singgah dulu di rumah Mama dan Papa karena Zayyan harus kembali bekerja hingga sore. Mereka baru bisa pulang ke rumah bersama menjelang malam. Zayyan tidak tega membiarkan istrinya menunggu sendirian di rumah.

"Kak, kerja kamu tuh sebenarnya di bidang apa, sih? Kok jam kerjanya fleksibel banget tapi kadang juga harus lembur. Emm, boleh nggak sih, kalau aku ikut kamu ke kantor?" tanya Aira.

"Aku nggak yakin kamu bakal nyaman, Aira. Tempatnya bising, banyak debu, dan udara di sekitarnya nggak bersahabat banget."

Mata Aira langsung membulat. "Lho? Kamu kerja di tempat kotor seperti apa? Jangan-jangan... kamu kerja di pabrik besi atau tambang?"

Zayyan terkekeh. "Ish, kamu ini... ngaco banget mikirnya! Dengerin, ya. Aku bangun bisnis di bidang desain interior dan arsitektur. Khususnya furniture. Jadi tempatnya itu bengkel produksi. Ada kayu, ada cat, ada suara mesin... paham kan?"

"Eh? Serius? Hebat banget kamu, kak."

"Rumah ini aku aja yang desain sendiri. Setiap detailnya aku yang atur. Makanya aku tahu banget rumah ini nyaman buat kamu."

Aira tertawa kecil. "Wah wah! Otak kamu tuh sekreatif apa, sih? Kayak nggak ada capek-capeknya."

"Ya, 10 tahun aku asah otak ini biar makin tajam, makin gesit, dan makin banyak ide. Biar nggak kalah canggih sama AI." kata Zayyan bangga. "Sekarang lagi mulai proyek baru. Kita baru menang tender buat ngedesain interior Hotel 'Wih Jaya'."

"Serius? Ih, keren banget! Nggak nyangka, ternyata suami aku ini bukan cuma ganteng tapi juga jenius!"

Zayyan meliriknya, separuh geli, separuh terpesona. “Kamu baru nyadar sekarang?”

Aira meringis, “Hehehe... kerasa bangga gitu punya suami kayak Kak Zen.”

Namun, rutinitas yang mulai terbentuk dalam pernikahan mereka membuat waktu kebersamaan terasa kian sempit. Setiap pagi, mereka hanya sempat bercengkerama singkat sebelum berpisah menjalani kesibukan masing-masing.

Sore hari mereka bertemu kembali, lalu malam dilalui bersama di rumah, mencoba menebus waktu yang terlewat. Dan ketika pagi datang, siklus itu kembali berulang.

Malam itu, Aira sedang membuka laptop di ruang tengah sambil mengerjakan tesis. Saat itulah notifikasi masuk ke akun SIMPKB-nya. Matanya membelalak, mulutnya refleks terbuka lebar. Lalu teriakan bahagia pun meluncur keras dari mulutnya.

"ALHAMDULILLAAHH!!"

Zayyan, yang sedang membuat kopi di dapur, segera meninggalkan cangkirnya. Ia melangkah cepat menghampiri istrinya dengan ekspresi cemas. “Aira? Ada apa? Kamu teriak kayak habis lihat hantu.”

Tanpa menjawab, Aira langsung melompat ke arahnya dan bergelantungan di lehernya. Memeluk tubuh suaminya dengan kaki. Wajahnya bersinar seperti anak kecil yang baru dikasih es krim dua rasa. “Kak, aku keterima PPG! Akhirnya! Dan kamu tahu nggak? Sekarang sistemnya langsung masuk antrian, nggak pake pretest! Aku seneng banget!”

Zayyan memeluk tubuh mungil istrinya dengan lembut. “Aku nggak ngerti sepenuhnya... tapi aku ikut bahagia. Gimana, mau dirayain nggak?” Senyumnya mengembang dan terlalu jahil.

Aira langsung sadar arah pembicaraannya yang mulai meluncur ke jalur yang lain. Ia buru-buru lepas pelukan dan kembali duduk di depan laptop, pura-pura sibuk mengetik sesuatu.

(Kadang-kadang, ia masih suka canggung kalau suaminya menunjukkan tanda-tanda ingin bermesraan lebih dalam. Ia belum sepenuhnya terbiasa.)

Melihat itu, Zayyan hanya tertawa kecil. “Oke deh, kamu lanjutin dulu ya. Aku ke balkon bentar.”

Seperti biasa, itulah kebiasaan Zayyan saat malam datang. Merenung di balkon sambil menikmati kopi dan rokok. Menatap langit seakan mencari jawaban di antara bintang. Aira sering kali diam-diam memerhatikan dari kejauhan, matanya dipenuhi cemas. Ia tak suka rokok, apalagi asapnya. Tapi ia belum sanggup meminta Zayyan berhenti sepenuhnya.

Saat kembali ke layar ponselnya, Aira menemukan pesan WA masuk. Lagi-lagi dari Harry.

"Aira, please... kita ketemuan yuk. Cuma bentar aja. Aku kangen. Aku bakal jadi lebih baik."

Sudah berkali-kali pesan seperti itu masuk. Nada-nadanya semakin menekan dan terdengar seperti teror. Membuat perasaan Aira terasa tak nyaman. "Kenapa dia jadi obsesif gini, ya... Aku takut."

Jari-jarinya gemetar sebentar sebelum akhirnya dengan mantap menekan tombol blokir.

"Cukup. Ini demi Kak Zen. Aku nggak mau ada yang aku sembunyiin lagi dari dia. Aku harus belajar jujur dan setia sepenuh hati."

Namun, pikirannya belum tenang sepenuhnya.

Hari demi hari dan akhir-akhir ini, Zayyan tampak lebih sering diam. Wajahnya serius, tatapannya kosong seperti sedang menyusun puzzle rumit dalam kepala. Aira beberapa kali ingin bertanya, tapi setiap kali hendak membuka mulut, dia ciut.

Ia teringat tentang bagaimana Zayyan pernah membentak adiknya yang pulang dalam keadaan mabuk. Dan bagaimana ia juga pernah menghadapi Harry dengan sorot mata mengancam. Cukup membuat Aira menyadari satu hal, bahwa suaminya menyimpan sisi gelap yang tak ingin sembarang orang sentuh.

"Wajahnya dingin kayak singa... aku takut kena marah. Tapi aku penasaran. Apa ini soal pekerjaan? Atau ada yang dia sembunyikan juga dariku?"

Ia mengembuskan napas. "Apa aku coba tes aja ya... Aku tanya sesuatu yang sensitif, terus liat reaksinya. Dia itu tipe orang yang meledak kalo lagi serius, atau justru bisa ditenangin?"

Pikiran itu berputar-putar di kepalanya. Dan di balkon sana, Zayyan masih berdiri dengan ponsel di telinga sambil menatap langit. Malam itu, di tengah langit tenang, dua hati saling menyimpan rahasia kecil. Dan masing-masing bertanya-tanya: "Apakah aku cukup berarti untuk jadi tempat bersandar?"

“Mungkin ada snack yang bisa aku kasih ke Kak Zen...” gumam Aira sambil melangkah pelan menuju dapur.

Ia membuka pintu kulkas, menunduk, lalu mengamati isinya satu per satu. Hampir semua rak dipenuhi masakan buatan Mama. Sayur bening, ayam kecap, tumis kangkung, bahkan ada rendang dalam wadah kecil.

Aira tersenyum kecil. “Maasyaa Allaah... Maasyaa Allaah... Mama baik banget sih. Setiap kali aku pulang sama Kak Zen, selalu bawain makanan lengkap."

Ia menutup kulkas, lalu berpikir sejenak sambil menopang dagunya di meja. Pandangannya menerawang.

“Hmm... Tapi semua makanan ini kayaknya terlalu berat buat dimakan malam-malam. Apalagi Kak Zen akhir-akhir ini keliatan makin kurus. Kasihan... dia pasti kecapekan banget.”

Aira berdiri dan mulai mencatat sesuatu di memo kulkas. “Mungkin aku harus beli buah-buahan segar. Apel, pisang, sama jeruk. Trus, roti gandum juga. Bisa buat sarapan ringan atau cemilan sehat kalau dia lembur.”

Ia tersenyum sendiri, membayangkan wajah Zayyan yang sedang bekerja sambil menikmati potongan apel yang sudah ia siapkan. Ada rasa hangat yang menyelinap di dadanya.

“Aku pengin jadi istri yang perhatian... yang bisa jagain Kak Zen. Bukan cuma nemenin, tapi juga bikin dia ngerasa dicintai, bahkan dari hal kecil kayak ini.”

1
Dinar Almeera
Kerennnn
Rini Antika
ingat, Aira lagi hamil 😁
Rini Antika
denger Har, kapan kamu bisa sadar?
Abu Yub
cinta dua anak manusia tukiman sama kak san
Abu Yub: beda tipis /Facepalm//Tongue/
Miu Nih.: Mo bukan Man 😑🥲
total 2 replies
Abu Yub
dasar kimono
Abu Yub
cintanya cuma sedalam saja
Abu Yub: mau tau aja /Curse//Tongue/
Miu Nih.: enggak 'se' apa emangnya 🤔
total 2 replies
Abu Yub
Kamu tidak air, rumah tangga ngak sanggup di bawa/Facepalm/
Abu Yub: makanya baringkan aja /Curse/
Miu Nih.: soalnya berat kalo dibawa 🙄
total 2 replies
Abu Yub
usul asal si itu masih misteri
Abu Yub: Pasti tanda tanya /Curse/
usulan dulu, baru tau asal mulanya/Tongue/
Asal dia tau, baru mula susul dia/Curse/
Miu Nih.: hayo hayo apa...
kalo usul jangan asal...
kalo asal gk boleh usul... /Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Abu Yub
ternya eh ternya
Rini Antika
Semangat terus cantikku, 🌹 mendarat
Rini Antika
good job Azelique
Rini Antika
Selamat Aira dan Zayyan, semoga aja Anaknya kembar cewek cowok 😁
Rini Antika: oke siap, semangat terus ya cantikku 😘😘
Miu Nih.: aamiin... nantikan masa2 kehamilan Aira ya Teh ❤🌹 lopeyuuu 😘😘
total 2 replies
Rini Antika
Marahin lah Kak Zen mu itu 🤣
senjani jingga
ceritanya baguss😍 semangat up nya ya thorr.. maaf nih telat mampirnya salam dari Jovan dan Allica😄😄
Rini Antika
Paman Tukimo benar, seharusnya kamu dukung aja Kasandra
Rini Antika: iya lah, mungkin itu bisa jadi penebus kesalahannya
Miu Nih.: Setidaknya Kasandra ingin bisa berguna 🤭
total 2 replies
Rini Antika
menangislah Kak Zen, menangis bukan berarti cengeng 🥺
Rini Antika: aku peluk dari jauh 🤗
Rini Antika: aku peluk dari jauh 🤗
total 3 replies
Rini Antika
lya Kak, aku sudah bangun 😁
Elisabeth Ratna Susanti
so sweet nih 🥳
Afi Afifah
Eh lah, plot twist-nya muncul dari sebiji scone. Istri cemburuan alert 100% /Smug//Smug/
Afi Afifah
akhirnya Harry gandeng tangan cewek juga 😌😌 ,, jgn berhianat ya Harry...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!