Khansa, seorang gadis kampung yang terlahir dari keluarga miskin, menjalin hubungan asmara dengan seorang pria dari keluarga kaya bernama Wandy...namun Khansa harus menelan pilihan pahit saat tau calom suaminya yang sudah beberapa tahun menjalin hubungan kandas..karena Wandy memilih menikah dengan wanita lain...Wandy dan keluarganya bersekongkol untuk membohongi Khansa dan keluarganya...Khansa merasa hancur dan memilih pergi menyendiri di tengah hutan....namun dalam kehancurannya diisi dengan kehadiran seseorang yang membalut lukanya dan mengubah hidup Khansa dari miskin menjadi orang terkaya di kampungnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mike Lovez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Jiwa Khansa yang ada di alam lain tidak tahu jika di alam manusia sudah pagi...wanita ini masih asyik bermesraan dengan suami beda alamnya itu sangking nyamannya Khansa sampai lupa jika dirinya ada di alam lain...
Kara merasa sangat senang jika melihat Khansa bahagia karena pria itu tahu betul bagaimana menderitanya Khansa dan keluarganya semasa hidup pak Asraf..
"Istriku, suamimu ini berjanji sampai kapanpun suamimu ini akan tetap berada di Sampingmu...aku akan tetap membantumu dengan caraku sendiri. Tetaplah rendah hati jangan sampai menyombongkan apa yang kau punya nanti. Balas dendam terbaik adalah memperlakukan mereka dengan baik sampai mereka segan dan malu untuk melihat wajahmu..." ucap Kara menasehati Khansa.
"Aku sangat mengerti maksudmu, suamiku." sahut Khansa.." Andai bapak sama Gali masih ada, pasti bapak akan merasa sangat senang dengan apa yang aku dapatkan sekarang...tapi sayangnya bapak sudah tidak ada.." ucap Khansa
"Maafkan, aku istriku. Bukan aku ingin menghakimi bapakmu, tapi jika bapakmu masih ada sudah pasti hidupmu tidak akan seperti ini. Aku tidak akan memberikan apapun yang aku punya kepadamu mengingat sifat sombong dan angkuh bapakmu, bukan hanya itu sebanyak apapun aku berikan uang padamu tetap akan dihabiskan oleh bapakmu di hal-hal yang tidak penting, seperti judi dan main perempuan..."
Khansa terdiam sejenak, dalam hati membenarkan apa yang di katakan Kara..sudah pasti bapaknya mengunakan uang itu untuk modal judi dan bermain perempuan..
"Tapi alam kita berbeda suamiku..."
"Iya aku tahu itu, alam kita memang berbeda, istriku. Tapi cintaku padamu sunggu sangat tulus dan besar. Andaikan sang pencipta memberikan ku pilihan, aku ingin hidup sebagai suamimu di alam manusia...
"Suamiku, maaf jika aku lancang..boleh aku bertanya sesuatu...??" tanya Khansa takut Kara marah.
"Apa itu istriku? Silakan"
"Apakah kamu masih punya saudara dan orang tua? Kalau memang ada dimana mereka boleh aku ketemu dengan mereka...?" tanya Khansa seketika wajah Kara awalnya tersenyum langsung berubah sedih...melihat ekspresi Kara membuat Khansa merasa bersalah karena sudah menyinggung perasaan Kara.
"Maaf.." kata Khansa lembut.
"Tidak apa-apa, belum waktunya kamu tahu, suatu saat nanti kamu akan tahu semuanya, intinya aku punya saudara kembar dan juga orang tua..." kata Kara...tidak mempersalahkan pertanyaan Khansa tapi memori ingatannya memutar kembali kejadian ribuan tahun silam...
"Berapa usiamu yang sebenarnya..?" tanya Khansa penasaran karena bangsa jin memiliki umur yang lebih panjang dari pada manusia...
"Dua ribu seratus tahun, tapi jika di alam manusia aku lebih tua dua tahun dari kamu.." jawab Kara membuat Khansa menelan ludanya kasar..
"Tapi suamiku, kau tidak terlihat tua. Maksudku umur yang suami sebutkan tadi.."
"Umur itu hanyalah angka, yang penting cintaku tulus dan apa adanya. Aku memang berbeda, tapi yakinlah tanggung jawab ku sebagai seorang suami akan aku lakukan, menafkahi kamu lahir dan batin sesuai kodrat seorang suami. Aku akan memberikan segalanya untukmu dari kekayaan dan kebahagiaan."
Khansa termangu mendengar ucapan Kara, meskipun berbeda tapi suami jin itu sangat luar biasa di hati Khansa, untuk yang kesekian kalinya mereka melakukan hubungan suami istri, entah kenapa Khansa tidak bisa menolak ajakan Kara, suaminya dari bangsa jin.
Khansa merasa sangat menikmati setiap sentuhan tangan Kara dengan begitu lembut dan penuh kasih sayang ..
"Istriku, secepatnya renovasi rumah agar kamu memiliki kamar sendiri supaya aku bisa masuk keluar kamar kamu dengan bebas...aku rindu selalu berduaan denganmu tapi tidak bisa karena rumahmu tidak ada kamar.." ucap Kara..
Khansa yang sudah puas akhirnya tertidur dalam pelukan Kara...
Malam yang panjang terasa begitu singkat oleh Khansa, Khansa yang baru saja bangun dari tidurnya merasa tubuhnya sangat lelah dan terasa nyeri di beberapa bagian.
"Aua..sakit banget badanku kenapa ya? Perasaan aku ada di istana milik Kara kenapa aku disini..." gumam Khansa..
Gegas ia beranjak dari duduknya dan merapikan tempat tidurnya. Tapi, ada hal yang membuat Khansa kaget ia menemukan Banyak uang di bawa bantal nya..
"Hah...uang dari mana ini??" tanya Khansa dalam hati.
Ekspresi wajahnya tegang kerena seingat dia uang kemarin di simpan oleh ibunya...
"Uang itu untukmu, istriku...kamu bisa mengunakan uang itu untuk bangun rumah." ucap suara yang sangat di kenal Khansa.
Hembusan angin tiba-tiba saja menyentuh daun telinga Khansa. Dari suara tersebut, Khansa tau jika uang ini adalah pemberian Kara. Segera ia mengumpulkannya dan ia simpan sebelum ibu dan kedua adiknya melihatnya...
Setelah menyimpan uang Khansa segera mandi dan sarapan ia sudah melewatkan salat. Selesai sarapan ia bergegas pergi ke tanah yang baru ia beli karena nanti ia gunakan untuk menanam kentang dan bawang bersama ubi jalar karena sekarang ini ketiga macam tanaman itu sangat mahal..
"Ibu mau nyari orang untuk menebang pohon jati yang ada pojokan disana.." ucap bu Tika.
"Jangan, bu. Jangan di tebang biarkan saja apalagi sampai merusak pohon jati itu. Biar kita bisa berteduh di bawa pohon itu sejuk disitu..." pinta Khansa pada ibunya, terlihat jelas Khansa tegas mengatakan itu.
Bu Tika mengerutkan dahinya ia merasa heran melihat ekspresi Khansa yang tidak berkedip menatap pohon itu ada senyuman di wajah Khansa tak bisa di artikan oleh bu Tika...
"Kenapa, nak? Kok kamu nggak mau di tebang padahal sebagai dahannya kesini loh..." tanya bu Tika heran..
"Istriku, tolong jangan tebang pohon ini karena aku akan bersemayam disini untuk melihat kamu.." ucap Kara.
"Aku akan bersemayam disitu, bu." jawab Khansa semakin membuat bu Tika merasa ada yang aneh dengan sikap Khansa..
"Khansa kamu ngomong apa sih...??" tanya bu Tika lagi.
Khansa tersentak kaget saat hembusan angin menerpa wajahnya, wanita itu menatap keheranan sang ibu yang sejak tadi melihatnya dengan perasaan aneh..
"Maksudku biarkan aja, bu. biar nanti kita bangun pondok kecil dan beristirahat..karena kalau di tebang tidak ada lagi tempat kita berteduh.." ucap Khansa beralasan.
Entahlah, Khansa merasa heran pada dirinya yang sering kali merasa ada sesuatu yang mengontrol dirinya...
Tiba-tiba saja ibu dan anak ini di kejutkan dengan kedatangan Guntur, saudara tiri Asraf yang selama ini selalu memandang rendah keluarga Khansa.
"Waw...waw...ada OKB nih, alias orang kaya baru padahal aslinya miskin.."cibir Guntur sambil cengengesan.
"Yang penting nggak minta-minta sama situ, kenapa, panas.!!" kata Khansa merasa jengkel.
"Kata tetangga, kamu itu sudah gila keluar masuk hutan..emang enak di bohongin sama keluarga Wandy..?? Kasian banget hidupmu udah miskin eh di tinggal pacar...itu namanya jagain jodoh orang" Guntur menertawakan Khansa.
"Hahaha...justru aku bersyukur bisa lepas dari keluarga toxic seperti mereka, dan satu lagi paman, jangan bangga dengan hasil rampasan karena itu tidak akan abadi apalagi rampas dengan cara berdukun pikir tidak ada balasannya...aku tahu Cara licik kalian tapi aku memilih diam satu lagi tolong sampaikan ke Nova bahwa cara dia menjebak aku itu cara murahan...aku tahu laki-laki yang datang dan mengaku sebagai selingkuhan ku itu adalah orang bayaran putrimu...dan yang kedua kebakaran yang terjadi pada rumah kami adalah ulah anakmu juga jangan sampai aku laporkan dia ke polisi..." ucap Khansa..seketika merah panda muka pak Guntur
"Kau...!!" kata pak Guntur tidak terima dengan perkataan Khansa.
"Guntur, jangan menganggu anakku, kita tidak pernah mengusik kamu dan keluargamu, jadi tolong jangan menganggu kamu, dan apa benar yang di katakan oleh Khansa jika Nova yang sudah membakar rumah kami? sungguh keterlaluan anakmu itu...!!" ucap bu Tika marah dia terkejut mendengar perkataan Khansa.
"Kalau memang iya, kenapa rupanya kamu mau marah...??" tanya pak Guntur seolah menantang.
"Aku masukan anakmu ke penjara...jangan situ pikir saya nggak bisa lakukan itu" ucap Khansa tegas.
"Cuiiih...beli tanah sepetak doang sudah sombong sampai seujung langit, biasanya juga nangis kelaparan, miskin ya tetap aja miskin. mana bisa kalian jadi orang kaya seperti kami.." cibir Guntur lalu tertawa..
"Halah ngaku kaya tapi hasil nyolong, anda itu hanya anak tiri yang nggak tau diri dan tambah nggak tahu malu yang sudah merampas harta ayah saya, jangan sampai Allah murka atas kesombonganmu dan anda mendapatkan karma.." perkataan Chana seketika bunyi kilat menggelegar dari langit...
"Branggggggg"
Terlihat Guntur begitu ketakutan...dan berlalu pergi dari lahan itu.
Bu Tika menahan Arumi untuk tidak lagi membalas, mereka membiarkan Guntur pergi begitu saja.
"Bu, kenapa diam aja sih seharusnya balas dong.." kata Arumi.
"Seandainya posisi mereka di balikan seperti kita, apa mereka akan menertawakan kita selama ini? aku yakin hidup mereka lebih menderita lagi. lihat saja nanti akan ku membungkam mulut mereka.."ujar Chana yang merasa geram.
"Biarin saja nak, nanti juga jatuh sendiri.." kata bu Tika yang menenangkan ketiga anaknya.
"Heran, kita tidak pernah mengusik mereka tapi kenapa mereka selalu mengusik kita..."
Khansa hanya diam saja, entah sudah berapa banyak kesedihan yang ditelan keluarganya. Bukan tidak bersyukur menjalani hidup, tapi terkadang omongan orang lain yang membuat mereka nyaris tumbang...
Bersambung...
Jahat Bangat.😡😡😡