Seorang laki-laki berumur 15 tahun yang Ingin membalas kan dendam nya kepada para iblis yang telah membunuh kedua orang tua nya, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun sihir yang dapat membinasakan para iblis, namun semua itu berubah karna kehadiran kakek kakek misterius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irvan Al-Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 : Mana
Setelah kakek memasuki rumah untuk beristirahat, Radit masih duduk di depan api unggun menatap langit yang cerah di hiasi bintang bintang.
"mikirin apa bro? hutang?" Ucap Axell.
"dari mana ya asalnya air kelapa?" Ujar Radit.
"Hmm... Iya juga ya, kok bisa ada air di dalam kelapa ? kena hujan mungkin?, bentar ngapa jadi bahas air kelapa coba?" Tanya Axell keheranan.
Malam pun berlalu, keesokan pagi nya Radit melanjutkan rutinitas latihan nya seperti biasanya, mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudera, bersama teman Bertualang, gozaru gozaru.
Akhirnya setelah 3 tahun jika di hitung dari awal pertama kali Radit melatih fisik dan ilmu bela diri nya, Radit sudah memperoleh fisik yang sudah sangat jauh meningkat dari pada saat pertama dia sparing melawan kakek Shin, gerakan tubuhnya yang di beri beban kan 5 pasang gelang dan 5 buah ikat pinggang dewa yang sangat berat saja, kecepatan gerakan nya sudah bisa melebihi kecepatan suara, apalagi jika gelang dewa itu sudah di lepas kan. dan ini lah saatnya penentuan...
"baiklah karna latihan fisik mu sudah selesai aku akan menguji seberapa kuat dirimu yang sekarang, apakah sudah banyak yang meningkat? apa masih tetap ampas? " ucap kakek Shin yang sangat meremehkan Radit.
"baiklah, akan ku tunjukkan pada mu Kek, kalau aku yang dulu bukanlah yang sekarang" Ucap Radit dengan percaya diri.
"Mirip lagu Tegar, gausah banyak cerita, buktikan kehebatan mu, jangan mengecewakan ku nak" Ujar kakek tersenyum.
"baiklah aku mulai ya".
Radit mengambil kuda kuda rendah yang sudah siap siap mendaratkan serangan nya, tapi kakek hanya mengambil sikap berdiri tanpa kuda kuda sedikit pun. Mereka berdua terdiam tidak bergeming sama sekali, Radit terdiam terheran.
" kenapa ini? padahal kakek hanya berdiri tapi mengapa aku tidak dapat melihat celah sedikit pun dari nya? " Ucap radit dalam hati.
Keadaan nya sangat aneh mereka hanya bertatapan tanpa sepatah kata pun, namun perlahan sehelai daun jati yang gugur dari rantingnya perlahan jatuh menuju tanah, ketika daun itu jatuh menuju ke tanah serentak dengan itu mata Radit berkedip sepersekian detik, tiba-tiba kakek menghilang membuat Radit terkejut, ternyata kakek sudah muncul di belakang tubuh radit dengan secepat kilat, meluncur kan pukulannya ke arahnya, Radit terpental cukup jauh hingga terhempas kearah batu, dalam waktu tak sampai sedetik batu itu hancur karna di hantam oleh tubuh Radit, namun Tubuh radit tidak memiliki efek apa-apa, itu menandakan latihan nya membuahkan hasil yang sangat bagus.
"curang main bokong, gak gentlemen" Ucap Radit yang kesal dengan kakek Shin.
"tidak ada aturan dalam pertempuran Nak, kau harus belajar bersiap siaga, jangan sampai lengah. tapi aku salut, walaupun sudah di pukul sampai membuat mu terpental menghantam batu besar itu, tetap tidak memiliki efek apa apa ya. Bagus lah ternyata Latihan mu selama ini tidak sia sia" Ucap kakek Shin dengan senyum bahagia.
"hahaha latihan yang hampir membuat ku Mat* seperti itu tidak mungkin membuahkan hasil yang biasa saja, aku hampir mati karna melawan mu kali itu kek, tapi kali ini tidak akan lagi, akan ku perlihatkan kepada mu, kekuatan ku yang sekarang dan bentuk keseriusan ku" ujar radit sambil tersenyum sedikit sombong.
"baiklah jika begitu, sekali lagi, jangan membuatku kecewa ya" kata kakek sambil tersenyum lebih sombong.
tanpa aba-aba, kakek langsung melesat ke arah Radit dengan sangat cepat, namun kali ini dia menyerang secara berhadapan dan memberikan beberapa pukulan ke arah yang berbeda lagi dan lagi berulang kali radit terpukul dan terpental.
"ayolah cuma segitu kemampuan mu? apa latihan mu cuma bisa mengubah mu menjadi samsak tinju lagi Radit?" Ucap kakek Shin, mengejek dan memanas-manaskan Radit.
Namun setelah menerima puluhan pukulan dan tendangan dari Kakek, Radit mencoba untuk menghindar dan menangkis semua pukulannya, karna sudah muak menjadi samsak tinju nya kakek terus menerus, dan siapa sangka ia berhasil menghindari semua serangan Kakek Shin, Setelah semua gerakan menghindar oleh Radit, akhirnya ia memberikan Serangan balasan berupa sebuah tendangan ke arah kakek Shin, serangan nya tepat mengenai perut atas kakek Shin, membuat nya terpental sejauh beberapa meter dari tempat dia berdiri sebelumnya, namun kakek Shin berdiri kembali seolah tidak terjadi apa apa.
"kecepatan gerakan mu meningkat sangat pesat ya semenjak kau babak belur karna sparing dua tahun yang lalu" Ucap kakek Shin.
"maaf kakek tapi seperti kata tegar, aku yang dulu bukan lah yang sekarang hehe" ucap Radit dengan senyum sombongnya.
"tapi serangan mu masih belum terasa apa apa, cobalah menyerang lebih keras lagi, berikan serangan yang terbaik mu" ujar kakek Shin.
"aku takut nanti kakek terluka hahaha" ucap Radit sungguh sangat sombong padahal ia baru sekali menyerang orang yang sudah tua itu.
"hahahaha lawak dek dek menyakiti? serangan mu memang lumayan kuat namun tidak cukup kuat untuk melukai ku aku tau serangan mu tadi bukan serangan yang serius, jangan menahan diri kepada ku, tenang saja aku ini jauh lebih kuat dari apa yang kamu bayangkan" ujar kakek Shin seolah olah dialah yang terkuat.
"aku hanya Takut kualat menyerang Orang yang sudah lansia" Ucap Radit mengejek kakek Shin.
"kau memiliki hati yang baik Shin, namun kau harus membuang belas kasihan mu jika sedang berhadapan dengan iblis, anggap saja kalau aku ini adalah iblis dan gunakan seluruh kekuatan mu, dan keluarkan niat membunuh mu ," ucap kakek Shin.
"baiklah kakek aku akan mulai serius sekarang".
"jika kau sudah mengerti mari kita lanjutkan sparing nya".
tanpa kuda kuda lagi kakek langsung melesat menuju ke arah Radit lalu melancarkan pukulan nya yang dibalas oleh pukulan dari Radit juga, mereka bertarung dengan sengit namun kekuatan Radit hampir mengimbangi kekuatan kakek, namun seperti nya mustahil untuk mengalahkan kakek Shin mereka bertarung dan terus bertarung, beberapa kali tubuh Radit memar akibat serangan dari kakek Shin namun ada suatu hal yang membuat kakek Shin heran, dia sekilas melihat memar yang ada di tubuh Radit menghilang seketika. sampai sore menjelang malam pun tiba dan dengan hasil Radit yang tergeletak kelelahan di tanah sedangkan kakek Shin hanya terduduk santai sambil menyeruput teh di sampingnya.
"hosh.... hosh.....ternyata benar dugaan ku kakek terlalu kuat, dan satu hal lagi dari mana teh itu berasal?!!!" ucap Radit dengan Terengah-engah sambil emosi sedikit.
"tidak.., kau hanya menahan diri karna aku ini sudah tua kan? kau kelelahan karena terlalu banyak melakukan gerakan yang tidak berguna akan tetapi dengan fisik mu yang seperti itu, kau sudah sangat hebat" kata kakek memuji Radit.
"aku hanya takut kualat kek awokawok" Ucap Radit yang terus saja mengolok-olok orang tua itu.
"baiklah karna sudah mau gelap sekarang kau mandi dan beristirahat lah besok akan kita mulai latihan cara penggunaan mana".
"benar kah?" tanya Radit dengan girang.
"ya seperti nya kau sudah siap" Ucap kakek Shin.
"baiklah.....akhirnya aku bisa menggunakan sihir"
"ya maka dari itu cepat lah kau beristirahat agar stamina mu fit besok pagi"
"baiklah" ucap Radit dengan semangat lalu menuju ke rumah membersikan badan nya lalu menuju ke tempat tidur untuk beristirahat.
keesokan paginya Radit sudah berdiri di halaman sambil mengeluarkan beberapa gerakan bela diri nya sembari menunggu kakek Shin keluar untuk mengajari nya caranya mengumpulkan, mengendalikan, dan menggunakan mana dengan baik dan benar, tak lama kemudian kakek Shin keluar dari rumahnya menuju ke tempat Radit sambil berkata.
"baiklah Radit aku rasa kau sudah lebih dari siap untuk mempelajari cara mengumpulkan energi mana".
"yosh baik lah aku sudah siap secara fisik dan mental hehehe?" ucap Radit dengan gembira.
"tapi sebelum itu aku akan menjelaskan dulu kepada mu apa itu Mana, sebelum dapat menguasai mana kau juga harus tau apa itu mana" ucap kakek.
"Mana adalah sebuah energi yang berada di sekitar kita, bisa juga di sebut dengan energi Alam. akan tetapi tidak semua manusia tau bagaimana cara mengumpulkan dan mengendalikan nya dan terlebih lagi jika seseorang ingin mengendalikan mana, tubuhnya harus sanggup menahan kekuatan dari mana itu jika tubuhnya tidak sanggup maka tubuhnya akan hancur berkeping-keping, itulah mengapa aku melatih fisik mu selama 3 tahun ini agar tubuh mu sanggup menahan kekuatan mana" jelas kakek Shin.
"mana, bisa kau ubah menjadi ilmu sihir baik itu sihir untuk bertarung, bergerak bahkan untuk menyembuhkan".
"apakah dengan menggunakan mana aku bisa mengeluarkan kamehameha?".
"eeee...tidak".
"Domain expansion?".
"tidak!!!".
"hmm padahal aku ingin menggunakan nya"
"dasar kau wibu bau bawang, kau tidak bisa menggunakannya kalau pun kau bisa menggunakan kamehameha nanti ini novel di bilang copas, plagiat, ga kreatif, freak dan banyak hujatan pembaca lain nya".
setelah percakapan panjang lebar kakek menyuruh nya melepaskan baju dan duduk bersila di atas rumput.
"duduk dengan tenang di situ fokuskan pikiran mu dan rasakan kekuatan alam, hanya alam lah yang dapat memberikan mu mana" ucap kakek.
"dan jangan lupa ucapkan, kekuatan orang dalam, kekuatan orang dalam, ehh... maksud ku kekuatan dari dalam, kekuatan dari dalam"
lalu kakek Shin menunjukkan kepada Radit batu besar seperti yang kemarin dia belah menjadi dua, kemudian kakek Shin terdiam tak berguming, tak lama kemudian tangan nya mengeluarkan sebuah cahaya berwarna keemasan dan melemparkan nya ke arah batu itu menghantam nya sehingga membuat batu itu pecah menjadi kepingan yang kecil kecil.
Radit yang sedang memperhatikan itu terkagum melihat nya sambil berkata "marvelous marvelous".
"itu tadi adalah cara dasar menggunakan mana" ucap kakek Shin.
"apa nama sihir nya itu?" tanya Radit.
"eee itu bukan sihir itu hanya mana yang di padatkan kemudian di lempar" jelas kakek Shin.
"bisa tunjukkan sihir yang lain?" tanya Radit lagi.
"ehh aku tidak bisa menggunakan sihir hehe" Ujar kakek Shin sulit untuk di percaya.
"apa? bagaimana bisa? di luar nalar coy" Ucap Radit seakan akan tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan.
"aku tidak bisa menggunakan sihir nak, aku bahkan tidak tau bagaimana cara nya mengubah energi mana menjadi sihir" Ucap kakek Shin.
"tapi tenang saja walaupun aku tidak bisa sihir aku bisa mengajari mu cara mengumpulkan mana" lanjut nya.
kemudian kakek Shin mengambil sebuah batu kecil dan meletakkan nya di depan Radit yang sedang duduk bersila.
"fokus kan pikiran mu pada alam, rasakan Alam itu, rasakan energi nyaa, lalu cobalah untuk mengumpulkan nya ke dalam tubuh mu, jika sudah terasa beberapa energi alam yang terkumpul kedalam tubuh mu coba untuk mengalirkan nya ke tangan mu lalu hancurkan baru kecil ini".
"coba perlahan-lahan jangan terlalu memaksakan diri" ujar kakek Shin sambil berjalan menuju rumah nya.
Radit memejamkan kedua matanya, memfokuskan pikiran nya pada alam yang di dapati nya hanyalah sunyi tanpa ada bunyi sedikit pun dua jam berlalu tapi dia belum merasakan ada perubahan dalam dirinya, namun ini tidak membuat nya menyerah ia masih tetap fokus terhadap di sekitar nya.
setelah hampir 5 jam ia bersemedi masih tidak ada kemajuan, tapi tak lama kemudian di dalam suasana yang sunyi itu tiba tiba Radit mendengar suara kicauan burung yang membuat Radit terkejut dan membuka matanya namun saat Radit membuka matanya suara itu langsung lenyap seketika.
"apa itu tadi secara tidak sengaja aku mendengar kicauan burung tapi dimana? aku tidak melihat nya". ujar Radit bingung.
"ada apa Radit?" tanya kakek yang menghampiri nya.
"tadi saat bersemedi aku mendengar suara burung berkicau tapi tidak ada satu pun burung di sekitar sini"
"burung? bukan nya di dalam celana mu itu ada burung" ujar kakek sedikit bercanda.
"tidak bukan burung itu yang aku maksud dasar kakek caboel aku ini lanang loh, caboel nya ke perempuan ajalah jangan ke laki laki juga, dasar kakek-kakek gay"
"Sedap kali muncong kau tu berkicau ya, kau bilang pulak aku gay"
"cobalah lebih fokus lagi anggaplah alam dan diri mu itu adalah satu, menyatu lah dengan Alam"
Radit melanjutkan meditasi nya.
to be continued