NovelToon NovelToon
Maula

Maula

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Pengasuh
Popularitas:32.8k
Nilai: 5
Nama Author: Andreane

Maula, harus mengorbankan masa depannya demi keluarga.

Hingga suatu saat, dia bekerja di rumah seorang pria yang berprofesi sebagai abdi negara. Seorang polisi militer angkatan laut (POMAL)

Ada banyak hal yang tidak Maula ketahui selama ini, bahkan dia tak tahu bahwa pria yang menyewa jasanya, yang sudah menikahinya secara siri ternyata...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

Dering ponsel memantik sepasang atensi Maula tertuju ke arah meja nakas. Tak hanya itu, jantungnya pun ikut berdesir kala mendengar nada ponsel menguar begitu nyaring.

Khawatir jika yang menelfonnya adalah Mr F. Pasalnya sudah satu minggu kejadian itu terlewatkan, dan sesuai perintahnya, Maula sama sekali tak menemui pria manapun selagi masih punya hutang padanya. Tentu saja dia juga berniat keluar dari dunia gelap seperti itu. Itu sebabnya dia tidak pernah datang ke bar baik untuk bekerja sebagai pelayan bar, maupun untuk melayani pria hidung belang.

Dia lantas berjalan seraya berharap semoga bukan orang yang ia maksud yang menelfonnya.

Ketika sampai di dekat meja nakas, nafasnya terhembus pelan, meski sedikit lega karena harapannya terkabul, namun juga tersisip kekhawatiran, sebab nama yang muncul dalam layar ponselnya adalah mom Agni. Wanita pemilik bar, yang juga menjadi bos sekaligus perantara dirinya bertemu dengan mr F.

Menarik napas panjang, baru kemudian menggeser ikon hijau agar segera tersambung.

"Hallo, mom!" Sapa Maula setelah ponselnya menempel di salah satu telinganya.

"Maula, sudah beberapa hari ini kamu nggak ke bar, kenapa sayang?"

"Nggak apa-apa, mom. Aku kurang enak badan"

"Oh, jadi lagi sakit, kirain kenapa".

Maula paham betul, jika nadanya di lembut-lembutin begitu, tandanya wanita itu menginginkan sesuatu darinya.

Sama seperti ketika berulang kali Agni membujuk Maula supaya terjun ke dunia malam dengan iming-iming bayaran fantastis.

Ada banyak pelanggannya yang datang dan meminta Maula, akan tetapi rayuannya di tolak mentah-mentah oleh Maula.

Sampai suatu hari, Maula benar-benar frustasi dengan keadaan yang sangat membelitnya, akhirnya dengan berat hati ia mengambil langkah yang tentunya akan selalu dia sesali.

"Nanti kalau sudah sembuh, segera datang ke bar ya sayang, ada banyak pelanggan mommy yang nanyain kamu"

"Maaf mom, untuk yang itu aku nggak bisa"

"Loh, kenapa sayang?"

"Aku masih punya hutang sama pria yang membayarku waktu itu"

"Hutang gimana, Maula?" Agni benar-benar tak paham maksud ucapan Maula.

"Pria itu sudah membayarku untuk sembilan malam, dan dia memerintahkanku untuk tidak menemui pria manapun sampai hutangku lunas"

"Nggak bisa gitu Maula sayang"

"Nggak bisa gitu gimana, mah?" Kali ini giliran Maula yang tak mengerti maksud kalimat Agni.

"Begini sayang" Tutur Agni. "Di aturan mommy, siapapun yang menyewa anak-anak mommy, itu hanya untuk satu malam, atau satu kali jalan. Jika mereka ingin menyewanya lagi di lain waktu, ya harus bayar lagi ke mommy. Kasarnya tuh gini, kita sewa mobil untuk satu hari, setelah mobil itu di kembalikan, jika kita akan menyewanya lagi, kita harus bayar lagi, bukan? Ya sebagai uang reservasi lah, karena mommy yang sudah menjadi perantara atau pemilik sewaan. Maksudnya gitu sayang"

"Jadi, pria itu harus bayar ke mommy lagi?" Tanya Maula.

"Tentu dong sayang"

"Maaf, aku nggak tahu, mom"

"Ya udah nggak apa-apa, gampanglah, nanti kalau pria itu datang lagi kesini buat minta icip yang lain, bisa mommy tanyakan langsung"

"Icip yang lain?" Lirih Maula, namun masih bisa di dengar oleh Agni.

"Iya sayang, pria macam itu biasa lah, sudah pakai jasa si A, pasti pengin nyobain yang lain juga"

Mendadak Maula menjadi ilfil, dan berfikir apakah Mr F juga pria seperti itu?

Bisa jadi, sudah punya istri saja masih mau jajan di luar. Pasti juga pengin nyicip yang lainnya juga. Ah...

Kenapa aku jadi memikirkan lelaki itu?

Maula bermonolog dalam hati.

Sudah punya istri? Kira-kira berapa usianya? Dia terlihat seumuran denganku, atau lebih tua sedikit dariku...

"Jangan lupa ya sayang, segera kunjungi mommy kalau sudah enakan" Suara dari balik telfon seketika membuyarkan lamunan Maula.

"I-iya, mom" Jawab Maula tergagap, tidak benar-benar mengiyakan sebenarnya.

"Ya sudah, semoga cepat sembuh, sayang!"

"Makasih, mom"

"Okay, bye Maula"

Tak merespon, Maula langsung memutuskan panggilannya.

Setelah mendengar ucapan Agni barusan, seakan ada ketidak relaan di hati Maula jika pria itu juga menyewa perempuan lain.

Dia yang sedikit was-was karena Mr F tidak memakai pengaman saat berhubungan, apalagi mereka melakukannya hingga tiga kali dalam semalam, meski tidak di keluarkan di dalam, tentu saja ada rasa takut jika dirinya sampai hamil.

Astaghfirullah..

Maula berdesis, tangannya mengusap wajahnya dengan kasar.

"Aku nggak akan hamil, aku sudah melihat aplikasi kapan tanggal suburku sebelum aku mengambil pekerjaan itu. Dan saat itu aku sedang dalam masa ketidaksuburan, jadi nggak mungkin aku hamil"

Maula menggeleng, meletakkan kembali ponselnya dan berniat keluar dari kamar.

Tiba-tiba...

"Naomi!" Maula di buat terkejut dengan ponsel premium yang sedang di mainkan sang adik.

"Ponselmu baru?"

"Iya, kenapa?" Naomi yang duduk, sedikit mendongak menatap sang kakak sekilas.

"Dari mana kamu dapat uang buat beli ponsel model I-phone?"

"Dari ibuku tersayang lah"

Persekian detik, Maula pun teringat uang yang ia berikan pada ibunya.

Dia pun bergegas pergi mencari Wina.

"Bu, apa ibu sudah beli obat buat ayah?" Tanya Maula saat dia menemukan ibunya yang tengah menyetrika pakaian.

"Sudah!"

"Sudah bayar kuliah Naomi?"

"Sudah"

"Terus itu Naomi beli ponsel baru, bu? Uang dari mana?"

"Bukan urusan kamu" Jawab Wina cuek. Tetap fokus pada setrikaan bajunya.

"Selama beberapa hari ini aku nggak pernah lihat ayah minum obat"

Merasa sedang di intimidasi, Wina pun menghentikan kegiatannya, kemudian berbalik menghadap Maula.

"Apa maksud kamu tanya-tanya begitu, hmm?" Dia agak sedikit mendongak dengan tangan berkacak pinggang.

"Aku cuma tanya aja, bu"

"Selama ini ibu yang urus ayahmu, dia mau minum obat atau belum, itu urusan ibu. Kenapa baru tanya sekarang?"

"Ya kan aku sibuk kerja, bu. Aku berangkat pagi ayah belum bangun, pas pulang ayah juga sudah tidur, tapi beberapa hari aku di rumah, aku belum pernah lihat ayah minum obat"

"Ibu yakin sudah beli obat buat ayah?" Selidik Maula dengan tatapan penuh intimidasi. Kalau sudah coba obatnya mana, aku pengin lihat" Tambah Maula.

"Kamu nggak percaya sama ibu?"

"Percaya bu, tapi coba tunjukkan mana obat ayah, kalau belum minum biar aku yang kasihkan ke ayah"

"Nggak perlu"

"Okay, tapi aku pengin lihat obatnya" Jelas Maula curiga pada ibu angkatnya. Apalagi pagi tadi dia teringat dengan keluhan sang ayah yang mengadu bahwa pandangannya semakin lama justru semakin samar-samar, bahkan terkadang semuanya tampak berwarna putih.

"Nggak usah nanyain soal obat ayahmu, kamu fokus saja cari uang yang banyak. Pegangan ibu sudah hampir habis"

"Yang kemarin aku kasih sudah habis?"

"Eh kamu pikir dalam satu minggu ini kamu nggak makan?" Tanya Wina, galak. "Kamu tahu nggak kalau kebutuhan sehari-hari pada mahal-mahal?"

"Ya tapi nggak ngabisin uang dua juta dalam seminggu kan bu?"

"Kamu ini banyak komplain ya, Maula. Kamu tuh nggak ngerti apa-apa, jadi diam aja. Kamu cukup kasih uang ke ibu buat makan ayahmu dan juga kamu"

"Mana obat ayah, tunjukkan padaku?" Maula kembali menanyakan soal obat ayahnya.

"Kamu benar-benar nggak percaya?"

"Iya, aku nggak percaya sebelum ibu tunjukan obat ayah padaku"

Tak lagi bisa berkelit, Wina akhirnya mengatakan yang sebenarnya.

"Nggak ada obat untuk ayahmu, Maula"

Maula yang terkejut, membuka mulutnya bersamaan dengan alisnya yang menukik tajam.

"Maksud ibu?"

"Iya, uangnya sudah ibu kasihkan ke Naomi, dia butuh uang buat beli ponsel baru"

"Apa?"

"Ponsel Naomi lebih penting, Maula. Dia sedang melamar pekerjaan di perusahaan besar, perlu ponsel yang fiturnya lebih canggih dari yang kemarin"

Tak lagi merespon, Maula langsung balik badan dan melangkah menuju ruang tengah dimana Maula tengah duduk santai di sana.

Wina sendiri bergegas membuntuti langkah Maula.

Tanpa aba-aba, Maula pun merebut ponsel Naomi dari tangannya.

"Apa-apa'an kamu mbak, main rebut ponsel aku?" Kesal Naomi seraya merebut kembali ponsel miliknya.

"Maula jangan kurang ngajar kamu?" Sambar Wina membela anak kandungnya.

"Kalau kamu pengin ponsel baru, beli pakai uangmu sendiri, kamu ini sudah dewasa, belajarnya beli apa-apa dengan hasil jerih payahmu sendiri"

"Kembalikan ponselku, mbak"

"Kamu tahu nggak kalau uang yang kamu pakai buat beli ponsel ini adalah uangku, uang yang akan ku gunakan buat beli obat ayah?"

"Aku nggak peduli mbak"

Dengan tenaga penuh, diam-diam Wina mengambil paksa ponsel di tangan Maula, kemudian mendorong tubuh Maula hingga dia jatuh tersungkur ke lantai.

1
Miko Celsy exs mika saja
trims mba anne,,,,gaknsabar pas ketemu dirumah bu ella
tiara
belum bertemu Mr F dirumahnya pasti seru nih lanjuuut thor semangat upnya
sryharty
terimakasih ka ane
Adriana Simanjuntak
terimakasih sdh up kak.
Adriana Simanjuntak
up dong kak
Lyzara
abis maraton kakak.lanjut kak penasaran gimana reaksi maula kalau mr f itu pak aril. ayahnya anak2. dan gimana reaksi bapak satu itu ya . next
Purnama Pasedu
cerita aj ke mr f,tentang eriana
sryharty
pada ga sabar ma reader momen pertemuan mereka Mr F sebagai pak aril,,
sama aku pun juga
sryharty
justru anak kecil yang ga bisa bohong,,pasti jujur
sryharty
selalu suka sama karya ka ane
Yayuk Bunda Idza
jika nanti dia orang yang sama, aq yakin kamu akan melakukan banyak hal Maura, yang pasti lebih positif walau mungkin bakal ada pelusuran kesepahaman yang memerlukan waktu
next Thor.... semakin penasaran ini
tiara
jadi ga sabar nunggu Pa Aril pulang pasti heboh deh Maulanya
Miko Celsy exs mika saja
mba anne kpn ketemunya nih,,jd penasaran......
Ariyanti
ngg sabar,,mr f pulang tugas ketemu maula di rumah..
Syirfa Ratih
GK sabar..kapan ini semua bakal terbongkar.../Grin/
Nix Ajh
duh apa bundanya Naka dan Hazel juga dibunuh Airin?
Yayuk Bunda Idza
aamiin....
Ari Prastiwi
seolah jadi ciri khas seorang Adreanne selalu ada konspirasi atau niat jahat yg terselubung dari tokoh antagonisnya../Heart//Heart//Heart/
Erni Zahra76
bagus ceritanya
Miko Celsy exs mika saja
akhirnya terjwab alassn hazel takut airin,,apa jgn2 yg bkn obinya meninggal airin jg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!