"Lo lagi, lo lagi, lo sampai kapan sih selalu aja membuat gue susah." Ucap Cowok itu dengan dingin.
"Eeeh ada ketos ganteng." Ucap Alana tanpa merasa takut.
Dia adalah Azka Davie Adyatma seorang osis yang yang bersifat dingin dan tegas. Dia juga sangat populer dengan ketampananya dan kepintarannya.
"Lo bisa gak sih, sekali aja jangan buat gue susah." Ucap Azka dengan nada dinginnya.
"Gak bisa." jawab Alana dengan santainya.
Azka berusaha mengendalikan emosinya menghadapi sifat Alana yang sangat keras kepala." Ikut gue." Titah Azka sambil menarik tangan Alana dengan kasar
"Ckck, gak usah pegang-pegang tangan gue." Ketus Alana sambil menepis tangan Azka dengan kasar.
"Cepat jalan." Titah Azka.
"Iya, iya sabar napa?!"
"Loh, kok kita ke gudang sih?" Tanya Alana dengan heran. "Jangan-jangan lo mau macem-macem sama gue." Tuduh Alana sambil menjauh dari Azka.
Azka memutar bola matanya malas mendengar tuduhan Alana." Gue gak niat dengan badan tepos lo." Sahut Azaka dengan datar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvana Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Semantara Alana masih atas rooftop, ia memejamkan matanya sambil menikmati angin-angin yang berhembusan ke wajahnya.
"Apa penyakit gue masih bisa disembuhkan." Batinnya.
"Apa umur gue gak lama lagi."
"Bentar lagi bel berbunyi." Ucap seseorang itu yang sudah berada di samping Alana.
Alana sontak membuka matanya ketika mendengar ucapan seseorang. Saat membuka mata ia kaget melihat keberadaan Azka." Sejak kapan lo di sini?"
Azka tidak menggubris pertanyaan Alana." Jangan bolos." Ucap Azka.
"Siapa lo ngatur-ngatur gue?"
"Pacar lo!"
"HEH!! ingat ya kita cuman pacar pura-pura." Ketus Alana.
"Hmm!"
"Jangan ganggu gue mau tidur sebentar." Seru Alana sambil memejamkan matanya lagi.
"Kalo mau keluar tutup ya pintu rooftop."
"Lo jangan bolos."
"Cepat masuk kelas." Suruh Azka.
Azka menyerngit bingung ketika tidak ada sahutan dari Alana, ia pun menoleh ke samping, saat menoleh dia melihat Alana yang sudah tertidur sangat pulas." Pantes aja gak sahutan, ternyata udah tertidur."
Azka memperhatikan wajah cantik Alana, ia tersenyum tipis melihat Alana yang tidur sangat lucu." Lucu kalo lagi tidur."
"Padahal di kelas udah tidur, dasar cewek kebo." Ucap Azka sambil merapikan anak rambut Alana.
"Kesian banget sih."
"Kelinci kecil yang nakal dan matre." Ucapnya sambil terkekeh pelan.
"Kenapa lo jadi cewek jadi bandel banget sih hmm?"
Azka merasa kesian melihat Alana yang tidur di kursi, ia khawatir Alana jatuh. la pun menggendong Alana dan mendudukkan bokongnya di lantai, setelah itu dia menaruh Alana di pangkuannya." Pules banget tidurnya sampai gue gendong aja gak bangun." Ucapnya sambil mengelus lembut pipi Alana.
Azka kaget ketika Alana memeluk perutnya dengan erat dan tak lupa tangan Alana yang mengelus-elus perutnya dengan lembut." Shtt lo mimpi apa sih, jadi elus-elus perut gue."
"Mama Al kangen." Gumamnya.
"Ma Al sakit!"
"Ma Al pengen peluk mama." Gumamnya sambil mengeratkan pelukannya kepada Azka.
Azka terdiam ketika mendengar gumaman Alana yang terdengar sangat menyakitkan." Lo kenapa hmm? Lo keliatan sangat gelisah." Seru Azka.
Azka melap keringat di dahi Alana yang bercucuran.
"Kenapa hmm?"
"Ma Al takut!"
"Ma tolong Al."
"Hiks sakit ma!"
Azka langsung mengelus punggung Alana dengan lembut.
"Shtt jangan takut, gue ada di sini." Bisik Azka dengan lembut.
Alana sudah sedikit tenang ketika mendengar bisikan Azka, dia tidak lagi bergumam seperti tadi." Hangat." Batinnya yang masih memejamkan matanya.
Azka menghembuskan nafas leganya saat melihat Alana yang sudah tenang." Sebenarnya lo kenapa sih?"
"Kenapa hati gue sakit, ketika melihat lo kesakitan." Batinnya bertanya tanya.
"Lo udah bikin gue penasaran dengan kehidupan lo Al."
"Lo begitu tertutup."
"Gue akan cari tau kehidupan lo." Ucap Azka sambil mengelus lembut pipi Alana dengan lembut.
"Emm!"
Azka merasa matanya sangat ngantuk dan berat." Hoam kok gue jadi ikutan ngantuk sih." Lirihnya pelan.
Azka pun memejamkan matanya dan tak berapa lama ia tertidur dengan posisi kepala di atas kepala Alana.
Semantara Leon kebingungan mencari keberadaan Azka.
"Kemana sih tuh bocah."
"Ckck gak kayak biasanya tiba-tiba menghilang."
Leon sudah mencari Azka kemana-mana kecuali ke rooftop.
"Huff capek gue cari tuh bocah."
Sedangkan Vanya juga mencari keberadaan Alana." Ckck tuh bocah ke mana sih, tadi gue cari di rooftop gak ada." Ucapnya dengan kesal.
Vanya tadi mencari Alana di rooftop tetapi dia tidak menemukan Alana, karena Alana terlindung tembok bersama Azka.
"Tuh bocah suka banget ngilang-ngilang sih."
"Buat gue khawatir."
Vanya menyerngit heran ketika melihat Leon seperti mencari seseorang. la pun menghampiri Leon ingin bertanya siapa tau Leon tau keberadaan Alana." Kak, lo liat Alana gak?" Tanya vanya yang sudah di samping.
"Alana juga ngilang." Kaget Leon.
"Iya kak, gue dari tadi mencari keberadaan Alana."
"Kok bisa bersamaan gini sih." Heran Leon.
"Siapa yang ngilang juga kak?"
"Azka juga tiba-tiba ngilang." Ucap Leon.
"Kok bisa sih mereka jadi ngilang bersamaan." Ucap Vanya dengan bingung.
"Gak kayak biasanya Azka bolos."
"Ke mana ya mereka berdua?"
"Gue juga gak tau!"
"Apa jangan-jangan mereka berdua,, belum sempat Vanya menyelesaikan perkataannya sudah dipotong oleh Leon.
Tak..
"Jangan mikir macam-macam lo." Ketus Leon sambil menjitak kening Vanya dengan gemes.
"Aww."Pekik Vanya ketika Leon menjitak keningnya.
"Ckck lo apaan sih kak, sakit tau gak." Ketus Vanya dengan muka cemberutnya.
Leon terkekeh pelan ketika melihat Vanya yang cemberut.
"Atutu sakit ya, sini gue elusin." Seru Leon sambil mengelus kening Vanya dengan lembut.
Pipi Vanya memerah dengan perlakuan Leon kepada dirinya ." Sialan, masa gue salting cuma diperlakukan gini." Batinnya.
"Agrrr Leon sialan." Umpatnya dalam hati.
Kaila mengepalkan tangannya ketika tidak sengaja
mendengar obrolan Leon dan Vanya." Ke mana mereka berdua." Batinnya.
"Apa mereka berdua sedang bersama."
"Gue gak akan biarin lo merebut milik gue Alana." Batinnya penuh dendam.
"Gue akan hancurkan kehidupan lo."
Setelah itu dia langsung meninggal tempat itu dengan perasaan sangat emosi dan amarah yang hampir meledak.
"Kenapa pipi lo merah?" Tanya Leon saat melihat pipi Vanya yang memerah.
Vanya langsung menjauhkan tangan Leon yang masih mengelus keningnya dengan lembut." Jauhkan tangan lo." Ketus Vanya.
"Kenapa pipi lo merah?" Tanya Leon lagi.
"Gue kepanasan." Sahut Vanya.
"Panas? Perasaan gak panas deh." Heran Leon.
Leon tersenyum jahil ketika baru menyadari bahwa Vanya blushing karena dirinya." Apa jangan-jangan lo salting sama gue?" Seru Leon tersenyum jahil.
Vanya melotot ketika mendengar perkataan Leon.
"Sembarangan, ngapain gue salting sama buaya kayak lo." Ketus Vanya.
"Ngaku aja kali, lo blushing." Goda Leon lagi.
"Cih sok tau lo!"
"Minggir gue mau ke kelas." Ketus Vanya.
Leon terkekeh pelan melihat Vanya yang kesel kepadanya, ia langsung menari tangan Vanya ketika Vanya yang ingin meninggalkannya.
Vanya terbentur dada bidang Leon." Deg,, deg shit sialan." Umpatnya dalam hati.
"Lo apa apaan sih." Ketos Vanya.
"Main narik tangan orang aja."
"Gak usah galak-galak napa."
"Jangan ngambek ya, gue tau lo mau ngambek sama gue kan." Ucap Leon sambil mengelus puncak kepala Vanya dengan lembut.
Jantung Vanya semakin berdetak semakin cepat saat mendengar suara lembut Leon." Shtt diam lo jantung." Batin Vanya dengan kesal.
Deg..deg
"Jangan sampai Leon mendengar suara detak jantung gue," batinnya takut Leon mendengar detak jantungnya yang sangat cepat.
"Minggir kak, gue mau ke kelas."
"Gak usah masuk kelas, lo bantu gue cari Alana sama Azka." Seru Leon.
"Gak usah di cari kak, paling juga mereka berduaan." Ucap Vanya.
"Kalo gitu kita bolos dan berduaan juga, gimana?" Seru Leon sambil menaik turunkan alisnya.
Pipi Vanya bersemu kembali ketika mendengar perkataan Leon." Ckck lo apaan sih kak." Ketus Vanya sambil memegangi kedua pipinya.
Leon terkekeh gemes melihat Vnaya menutupi pipinya yang merah." Gak usah di tutupin, gue udah liat." Seru Leon sambil memegangi kedua tangan Vanya.
"Ckck minggir kak, gue mau ke kelas." Ketusnya kemudian berlari meninggalkan Leon.
"Huwaaaa emaaaak anak mu baper." Jeritnya dalam hati.
Leon tertawa melihat Vanya yang sangat lucu dan menggemaskan." Lucu banget sih, pengen tak karungin deh." Ucapnya pelan.