⛔:TYPO BERTEBARAN
Velisa adalah gadis berusia 22 tahun.Setelah lulus kuliah Velisa di jodohkan oleh ayahnya dengan anak dari sahabatnya. Dengan ikhlas Veli menerima permintaan Ayahnya. Namun selama pernikahannya Veli tidak pernah di anggap oleh suaminya sendiri.
Dewanga Raharja adalah seorang CEO dengan kepribadian yang dingin, cuek dan ketus, suami dari Velisa.
*******
"Veli....!!".Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari Kantornya mengema di Ruang tamu.
"Kenapa mas?" jawab Veli dengan setengah berteriak dari Dapur berjalan terburu buru menghampiri suaminya."Mas sudah pulang.Mau makan, aku siapin sekarang ya" ucap Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Nggak perlu!" jawab Dewa dengan ketus."Nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.
"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 Bulan lebih kita menikah. Tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih ve
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfiatus.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Sedangkan di sisi lain tanpa Veli sadari, ada seseorang yang menatapnya tajam, seolah-olah ingin menelanya hidup-hidup.
Dewa yang sedang makan siang dengan Bima, di restaurant tersebut setelah melakukan meeting dengan Kleinnya pun. Tak sengaja melihat Veli sedang duduk mengobrol dengan satu perempuan, dan dua laki-laki.
Dia tidak menyangka akan melihat Veli di sini, ngapain istrinya itu di sini dan dengan siapa dia. Tentu saja dia tidak mengenal Bastian dan Reza serta Nessa. Karena mereka bekerja di bidang yang berbeda.
Perusahaan Dewa di bidang konstruksi, perhotelan, serta properti. Berbeda dengan Perusahaan Bastian, jadi mereka tidak saling mengenal.
"Beraninya wanita itu keluar, lagi-lagi tanpa seizin ku!"Gumam Dewa geram, dengan mengetatkan rahangnya.
"Apakah selama ini, dia sering keluar rumah tanpa sepengetahuanku?.Apakah sebenarnya begitu sifat aslimu?" Fikiran-fikiran negative, tentang Veli mulai muncul di benaknya.
Bima yang mendengar samar-samar gumaman dan tatapan tajam mata Dewa yang mengarah ke suatu objek pun penasaran.Langsung saja dia mengikuti arah pandang Dewa.
Bima tanpa memincingkan matanya, menatap sosok wanita cantik yang di kenalnya. Tampak mengobrol dengan dua laki-laki, dan satu perempuan.
"Loh, itu bukanya istrimu Wa?" Tanya Bima setelah, melihat dengan jelas bahwa wanita itu adalah istri dari sahabatnya.
"Benar, dan lihat berani-beraninya dia keluar rumah tanpa izin dari suaminya! Apakah, selama ini dia juga sering keluyuran tanpa aku ketahui?"Jawab Dewa ketus, tanpa mengalihkan tatapanya.
"Dan lihat, dia tertawa seperti itu di hadapan pria lain.Siapa sebenarnya pria itu? Berani sekali dia memandangi istriku!" Bertambahlah kekesalan Dewa, saat melihat Veli yang tampak tertawa dengan Reza.
"Kamu cemburu?" Tanya Bima, setelah melihat reaksi Dewa.Dia yahkin sahabatnya itu cemburu.
Mendengar pertanyaan Bima, membuat Dewa langsung terdiam. Benarkah dia cemburu? Rasanya tidak mungkin, karena dia tidak mencintai istrinya.
Tapi saat melihat Veli tertawa dengan pria lain, kenapa rasanya dia ingin mengamuk dan meyeret istrinya itu pulang.
Dan dia juga merasa tidak suka dengan perubahan istrinya, sekarang istrinya itu tampak cuek kepadanya, jarang mengajaknya mengobrol seperti dulu. walaupun dia selalu cuek tapi istrinya selalu saja berceloteh, dan istrinya itu sudah tidak perhatian lagi kepadanya.
"Ck..! Mana mungkin aku cemburu! Apalagi aku cemburu kepada Veli, cih..! yang benar saja!"
Dewa berusaha mengelak, membuat Bima tersenyum sinis. Dia tak habis fikir dengan gengsi sahabatnya itu, kalau pun cemburu ya tidak papa, toh Veli adalah istrinya.
"Hati-hati dengan bicaramu Wa, aku yahkin suatu saat kamu pasti akan menyesal. Jika Veli di rebut pria lain, jadi sebelum itu terjadi. Aku saranka, perbaikilah hubunganmu dengan Veli Wa. Cobalah terima dia menjadi istrimu."Dewa berusaha memberi nasihat kepada Dewa, dia ingin sahabatnya itu bahagia. Tapi Dewa tanpak acuh dengan nasehatnya.
"Menyesal? Itu tidak akan pernah mungkin,jika Veli memilih bersama pria lain, ya biarkan saja, apa peduliku?"Jawab Dewa dengan santai, seraya memandang kearah meja Veli.
Dewa bersikap solah-olah santai, untuk menyembunyikan perasanaya. Tidak ingin sahabatnya itu mengangapny cemburu.
Padahal sebenarnya dia memang cemburu, namu, Dewa tak mengakuinya.
.
.
Di sisi lain tepatnya di meja, tempat Veli makan siang.Mereka tampak sudah selesai dengan makan mereka.
"Kalau begitu, kita pergi sekarang aja. Supaya nanti tidak kemalaman" Ajak Nessa kepada Veli.
"yaudah ayok, aku juga tidak enak nanti kalu pulanya terlalu malam"jawab Veli.
"Sayang, aku berangkatnya pake taxi aja, kamau langsung balik aja kekantor" uajar Nessa, karena tadi kerestauran mengunakan mobil Alphard milik Bastian.
"Baiklah sayang, kamu dan Veli hati-hati. Kalu ada apa-apa langsung hubungin aku" Ujar Bastian, sebenarnya dia ingin ikut menemani kekasinya belanaja, tapi Nessa melarang, dia ingin berdua saja dengan Veli.
"Yah...padahal aku pengen ikut, nemenin ayang Veli belanja!" celetuk Reza, entah mengapa dia merasa nyaman dengan Veli, dia suka saat melihat wajah kesal Veli saat dia goda. Karena jika wanita lain yang dia goda maka wanita tersebuta akan merasa bahagia, dan berakhir dengan bertempur di atas ranjang.
"Gak usah macem-macem kamu, kita langsung balik ke kantor!"ucap Bastian cepat, dia jengah sekali dengan tingkah sepupunya yang dari tadi mengoda Veli.
Sedangkan Veli, memelototkan matanya mendengar Reza memangilnya seperti itu.
Kalau saja, suaminya yang memangilnya seperi itu dia pasti akan sangat bahagia.
TBC.
Bima terhadap Dewi : sepupu menjadi suami😊😊😊