10 tahun yang lalu keluarga cabang Xiao dibantai, dalam peristiwa berdarah tersebut hanya Xiao Tian yang berhasil selamat. Dalam keputusasaan, ia berlari ke sembarang arah hingga terperosok ke salah satu jurang di kaki pegunungan Wuyi. Beruntung salah seorang Tetua Sekte menyelamatkannya, memberikannya sebuah harta tak terhingga yang bernama mutiara dewa iblis demi menyambung nyawanya. Sejak saat itu, takdir kehidupannya pun berubah. Meski ia dianggap tidak berguna, namun hanya gurunya lah yang mengetahui rahasia terbesarnya dalam menempuh dunia kultivasi yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musang Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sejarah Keluarga Xiao
Melihat kesedihan yang mendera Lin Shuting, secara otomatis air mata pun tidak dapat tertahan di kelopak mata Xue'er. Sejak kecil meski seorang pelayan ia adalah teman kecil Putri Mahkota, sehingga tidak ada perasaan yang tidak ia ketahuinya.
"Yang Mulia, bukankah masih ada jalan?" Ucap Xue'er sambil mengusap air matanya.
"Kota Changyun kan?" Kata Lin Shuting tanpa menoleh.
".........."
Xue'er tidak lagi melanjutkan perkataannya, ia menunggu dengan hati-hati keputusan yang akan diambil oleh Putri Mahkota.
Setelah hening sejenak, Lin Shuting kembali menggerakkan bibir imutnya yang tampak indah, "Tenang saja, aku akan menempuh perjalanan ke sana meski ayahanda Kaisar akan menyelidiki orang itu"
Lin Shuting tetaplah seorang wanita, untuk urusan jodoh ia tetap berharap akan bertemu dengan orang yang tepat.
"Kota Changyun hanya Kota kecil, apakah tidak sebaiknya Yang Mulia Putri Mahkota menunggu kabar dari Kaisar?" Xue'er berkata dengan hati-hati.
"Memang benar, hanya saja aku juga ingin mencari seorang pendekar misterius yang telah menyelamatkanku" Ucap Lin Shuting kemudian.
Sebagai seorang wanita yang dibesarkan dengan tatapan krama kerajaan, ia jelas ingin mengucapkan terimakasih secara langsung. Tidak akan dianggap berbudi jika seseorang melupakan jasa orang lain begitu saja, apalagi sang penolong juga mengatakan tentang sebuah petunjuk penting yang bisa menyelamatkan kehidupannya.
"Xue'er, tolong persiapkan sebuah rencana perjalanan rahasia. Aku akan mengajakmu ke Kota Changyun untuk mencari jalan keluar, Istana Hua sudah tidak membuatku nyaman lagi, aku butuh suasana baru" Kata Lin Shuting dengan ekspresi serius.
"Yang Mulia, apakah tidak menggunakan perjalanan resmi saja agar lebih aman?" Xue'er tersentak kaget.
"Jika seperti itu, mustahil ayahanda Kaisar memberi izin. Aku tidak tahu apakah aku masih bisa bertahan hidup hingga ayahanda Kaisar selesai melakukan penyelidikan, lagipula masalah perbatasan dan situasi Ibukota jauh lebih penting, ayahanda Kaisar tidak akan terlalu memikirkan diriku" Ucap Lin Shuting dengan tenang, namun terdengar seperti seseorang yang jatuh ke jurang keputusasaan.
"Baiklah, aku akan menyiapkannya" Xue'er berkata dengan patuh.
Sebagai seorang Putri Mahkota, Lin Shuting memiliki lencana emas yang bebas keluar masuk lingkungan Istana Kekaisaran tanpa khawatir mendapatkan hukuman, sebagai satu-satunya generasi penerus bisa dikatakan jika Lin Shuting merupakan bayangan Kaisar Lin sendiri yang memegang urusan pemerintahan.
Pada malam harinya menjelang fajar, dua bayangan mengendap-endap meninggalkan Istana Hua. Dengan hati-hati keduanya berhasil keluar dan menemui seseorang untuk mengendarai sebuah kereta kuda sederhana.
Lin Shuting dan Xue'er akhirnya meninggalkan gerbang Kota Xianyang saat sinar matahari setinggi tombak, tidak ada yang mencurigai keduanya setelah mengelabui para penjaga pintu gerbang. Selain sebagai pengawal pribadi, Xue'er juga merupakan pendekar wanita yang terbiasa melakukan perjalanan.
Sementara itu masih di Ibukota, sudah beberapa hari kediaman Klan Xiao didatangi beberapa tokoh penting dari Istana Kekaisaran. Mereka adalah para pejabat yang telah bersiap menyatakan dukungan kepada Klan Xiao, situasi peperangan yang terus menguras kas negara telah membuat para pejabat memutar otak.
Sebagai Klan besar yang memiliki dukungan sumberdaya melimpah, kini Klan Xiao adalah pilihan yang tepat bagi para pejabat mencari muka. Bahkan isu kejatuhan Dinasti Lin mulai dihembuskan, adapun Klan Xiao dipastikan sebagai kandidat kuat penguasa Benua Suci Tianwu berikutnya.
Pada saat ini, Patriark Xiao dan putranya yang bernama Xiao Bao tengah memimpin rapat keluarga di Aula Klan Xiao. Sebagai tokoh muda, Xiao Bao tidak hanya dikenal sebagai pemuda yang angkuh, tetapi ia juga terkenal di Akademi Tianwu sebagai murid pesohor yang memiliki banyak pengikut.
"Patriark, apakah kita akan terlibat dalam pengiriman pasukan pribadi ke wilayah perbatasan?" Tanya seorang Tetua dengan hormat.
"Tidak, sebaiknya kita jangan terlibat dalam hal itu" Jawab Patriark Xiao Gang dengan datar.
Mulanya jika terjadi aliansi pernikahan dengan Kaisar Lin, maka hal itu bisa saja terjadi. Namun sekarang keluarga Lin hanyalah cangkang kosong, hal yang terbaik justru menguras seluruh sumberdaya Keluarga Lin. Dengan demikian, proses pergantian kekuasaan berikutnya akan bisa lebih mudah tanpa pergolakan dari Jenderal militer yang saat ini masih dikuasai oleh orang-orang keluarga Lin.
"Ayah, apakah tidak sebaiknya membiarkan Putri Mahkota untuk tetap bergabung dengan keluarga kita?" Ucap Xiao Bao dengan maksud tersirat.
"Aku sedikit kecewa padamu, seharusnya dengan kemampuanmu tidak akan terpesona oleh wanita yang sudah tidak berguna itu. Kelak jika pemerintahan sudah jatuh, maka kau bebas memilih wanita manapun untuk dijadikan istri maupun selir" Kata Patriark Xiao Gang menatap tajam ke arah putranya itu.
Xiao Bao terdiam, sejak ia bergabung dengan Akademi Tianwu sudah beberapa kali ia melihat wajah Lin Shuting dalam berbagai acara yang digelar akademi. Sejak saat itu juga ia bersumpah ingin memiliki wanita itu dengan berbagai cara, hingga beberapa waktu lalu ia sangat gembira perihal rencana aliansi dua kekuatan besar untuk memperkuat Dinasti Lin.
Tetapi setelah rencana pembunuhan Putri Mahkota, harapan Xiao Bao pupus. Peta politik telah berubah dengan cepat, meski ini menguntungkan Klan Xiao namun jaraknya untuk mendapatkan Lin Shuting akan semakin jauh.
"Xiao Hancheng, setelah sekian tahun apakah ada pergerakan di Kota Changyun?" Tanya Patriark Xiao mengubah topik pembicaraan.
"Melapor pada Patriark, setelah kehancuran keluarga Xiao Yuan tidak ada lagi yang berani menentang kebijakan Patriark. Bahkan tidak ada yang berani mengusut kasus tersebut, siapapun di Kota Changyun telah menutup mata atas peristiwa belasan tahun itu" Jawab Tetua Xiao Hancheng dengan tenang.
"Jika saja Xiao Yuan tidak bertentangan untuk berencana membangkang maka ia bisa menguasai Kota Changyun dan menjadi bagian yang menyenangkan dari Klan Xiao kita" Ujar Patriark Xiao Gang dengan tatapan dalam.
Di masa lalu ketika ia akan menjadi Kepala keluarga Klan Xiao, satu-satunya pihak yang menentang justru dari salah satu pemimpin keluarga cabang yang berada di Kota Changyun, yaitu Xiao Yuan. Sebagai pria yang memiliki kemampuan mumpuni, pada akhirnya Xiao Yuan dibungkam karena dianggap mengetahui rahasia besar yang mengancam jalannya Xiao Gang dalam mewarisi pemimpin keluarga.
Xiao Yuan adalah pesaing Xiao Gang dari masa muda, jadi beberapa hal yang terkait urusan mendalam yang dilakukan oleh Xiao Gang diketahui oleh Xiao Yuan. Sehingga tidak heran jika pada akhirnya Xiao Gang menyusun rencana untuk mengasingkan Xiao Yuan ke Kota terpencil agar tidak bersaing lagi dengan dirinya.
Namun siapa sangka, jika ketajaman Xiao Yuan tetap terasah dimanapun ia berada. Menjadi ancaman serius Xiao Gang dan sebuah rencana pemusnahan pun tidak bisa dihindari untuk membungkam Xiao Yuan dan keluarganya.
Hal yang tidak pernah disadari adalah keberadaan seorang anak berusia 7 tahun yang berhasil selamat dari tragedi pembantai itu, Xiao Tian yang bersembunyi di kandang sapi berhasil merangkak keluar dengan pakaian kotor. Ia berlari dan bersembunyi menghindari orang-orang, tidak ada yang ia percayai hingga langkah kakinya menelusuri sebuah perbukitan terjal di kaki Gunung Wuyi.
Sebagai seorang anak yang rajin membaca dan memiliki pengetahuan, ia pernah mendengar nama Sekte Awan Biru dan ingin bergabung ke dalamnya untuk belajar beladiri. Namun di tengah pelariannya ia justru terperosok ke salah satu jurang hingga nyawanya berhasil diselamatkan oleh seorang Tetua yang bernama Long Chen.
Yang lagi dalam perjalanan mudik, hati2 di jalan ya...