NovelToon NovelToon
Bencana Gaun Pengantin

Bencana Gaun Pengantin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pelakor jahat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eouny Jeje

Anna tidak pernah membayangkan bahwa sebuah gaun pengantin akan menjadi awal dari kehancurannya. Di satu malam yang penuh badai, ia terjebak dalam situasi yang mustahil—kecelakaan yang membuatnya dituduh sebagai penabrak maut. Bukannya mendapat keadilan, ia justru dijerat sebagai "istri palsu" seorang pria kaya yang tak sadarkan diri di rumah sakit.

Antara berusaha menyelamatkan nyawanya sendiri dan bertahan dari tuduhan yang terus menghimpitnya, Anna mendapati dirinya kehilangan segalanya—uang, kebebasan, bahkan harga diri. Hujan yang turun malam itu seakan menjadi saksi bisu dari kesialan yang menimpanya.

Apakah benar takdir yang mempermainkannya? Ataukah ada seseorang yang sengaja menjebaknya? Satu hal yang pasti, gaun pengantin yang seharusnya melambangkan kebahagiaan kini malah membawa petaka yang tak berkesudahan.

Lalu, apakah Anna akan menemukan jalan keluar? Ataukah gaun ini akan terus menyeretnya ke dalam bencana yang lebih besar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eouny Jeje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang sebenarnya terbuang

Susan ingin tertawa.

Bukan karena kegembiraan, melainkan karena betapa absurdnya semua ini.

Betapa dunia begitu mudah terpukau oleh dongeng murahan yang bahkan tak memiliki dasar.

Betapa orang-orang di ruangan ini menelan mentah-mentah apa yang baru saja mereka dengar, seolah itu adalah kebenaran mutlak.

Lucu.

Di atas panggung, salah satu MC akhirnya melangkah lebih dekat, seolah tak puas dengan jawaban yang diberikan. Tatapannya tajam, penuh ketertarikan sekaligus kecurigaan.

"Apakah kau memang dari kecil bersama Anthony?"

Sebuah pertanyaan sederhana, tetapi dalam keadaan ini, pertanyaan itu seperti pedang yang menghunus langsung ke pusat sandiwara ini.

Susan melirik Anthony.

Pria itu tersenyum, tetapi senyum itu tidak bisa menyembunyikan kebingungannya. Seakan plot cerita ini pun tak ada dalam skenario yang telah ia siapkan.

Seakan dia sendiri tidak tahu bahwa sandiwara ini akan ditelanjangi kembali.

Anthony tampak ingin mengalihkan pembicaraan, mungkin mengakhiri topik ini sebelum berkembang lebih jauh, tetapi sebelum ia sempat membuka mulut…

Ethan meliriknya.

Dan hanya dalam satu tatapan, Anthony paham.

Jangan ikut campur.

Ethan ingin membiarkan Anna berbicara.

Ethan ingin kebenaran keluar dari mulut perempuan itu sendiri.

Anna menarik napas, menatap lurus ke depan, lalu berkata dengan suara yang jernih, tanpa keraguan.

"Aku mengenalnya hanya dari layar kaca. Namun, aku mempelajari apa yang ia sebut dengan desain yang indah itu. Terutama untuk gaun pengantin."

Susan ingin tertawa lebih keras.

Tetapi ia menahannya.

Karena kali ini, tidak ada kebohongan dalam kata-kata itu.

Itulah fakta sebenarnya.

Anna memang tidak pernah menjadi murid Anthony.

Dia hanya seorang gadis biasa, seseorang yang pernah berdiri di belakang layar kaca, menonton, mengamati, dan meniru.

Bukan dengan bimbingan, bukan dengan koneksi, tetapi dengan matanya sendiri.

Dan ironisnya…

Dunia tetap memujanya.

MC itu menyeringai tipis, tetapi ada nada ambigu dalam suaranya saat ia menanggapi, "Oh, otodidak yang luar biasa."

Beberapa penonton tampak mengangguk-angguk, terpesona. Sebagian lain terlihat berpikir lebih dalam, mungkin mempertimbangkan apakah ini benar-benar luar biasa atau sekadar keberuntungan yang terlalu dilebih-lebihkan.

Tetapi sebelum ada yang bisa bereaksi lebih jauh, Anthony mengambil langkah cepat.

Tentu saja.

Dia tahu kapan harus mengendalikan situasi.

Dengan gerakan penuh percaya diri, ia merangkul pinggang Anna, menariknya lebih dekat, seolah menunjukkan pada dunia bahwa ia mendukung penuh gadis ini.

"Seperti pepatah berkata, tidak perlu membuka sekolah. Kau akan menemukan muridmu." Suara Anthony terdengar lembut, tetapi ada ketegasan di dalamnya. "Dia penerusku, di usiaku yang telah memutuskan untuk meninggalkan dunia desain ini. Aku telah menemukan penggantiku—seseorang yang benar-benar memahami seni dalam mengukur tubuh seseorang dan menciptakan keindahan darinya."

Susan merasakan jantungnya berdenyut nyeri.

Anthony tidak berkata bohong.

Tetapi kata-katanya membungkus kebenaran dengan cara yang membuatnya terdengar lebih indah daripada seharusnya.

Karena kenyataannya, Anna tidak "ditemukan."

Anna menciptakan dirinya sendiri.

Dia tidak pernah memiliki bimbingan langsung. Dia hanya seorang anak yang meniru. Mengamati. Berusaha keras hingga akhirnya mencapai titik ini.

Dan tetap saja, dunia menerimanya sebagai penerus Anthony Liu.

Seolah-olah itulah yang seharusnya terjadi.

Seolah-olah tak ada lagi desainer lain yang lebih pantas mendapatkannya.

Anthony tersenyum lebih dalam, menatap para tamu dengan percaya diri.

"Kalian pun tahu, aku tidak pernah menikah. Namun, aku menciptakan gaun pengantin. Aku tidak punya anak. Namun, aku ingin seorang penerus."

Sejenak, ia menarik napas, seolah hendak mengucapkan sesuatu yang monumental.

"Aku menemukan Anna. Dialah penerus mode Anthony Liu."

Dan seperti yang telah Susan duga, tepuk tangan memenuhi ruangan.

Sorakan, decakan kagum, bahkan beberapa tamu tampak tersentuh.

Seakan dunia menerima Anna sebagai titisan Anthony Liu.

Seakan perempuan itu telah ditakdirkan untuk berada di posisi ini.

Susan menelan ludah, rasa mual semakin kuat di perutnya.

Tangannya mengepal di atas pahanya, sementara di sampingnya, Edward tetap diam.

Ia tidak perlu bertanya bagaimana perasaan pria itu.

Edward juga tahu.

Mereka telah kalah.

Bukan karena kebohongan.

Tetapi karena kebenaran yang disajikan dengan cara yang begitu indah, hingga sulit untuk ditolak.

Di sudut matanya, Susan melihat Ethan menatap Anna dengan pandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Sebuah tatapan yang dalam.

Penuh penghargaan.

Penuh makna.

Penuh… sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.

Dada Susan berdenyut sakit.

Ini salahnya.

Ethan tersenyum sinis.

MC pria itu menyerah begitu saja. Tak ada celah untuk menjatuhkan Anna, tak ada retakan dalam sandiwara yang bisa ia gunakan untuk menimbulkan keraguan. Seperti anjing yang kehilangan taringnya, ia hanya bisa mengikuti aliran riuh kemeriahan, membiarkan tepuk tangan dan sorakan membanjiri ruangan.

"Sangat luar biasa," katanya akhirnya, nada suaranya penuh kekaguman yang terasa begitu dangkal di telinga Ethan. "Seperti kata seseorang, inilah yang disebut berlian yang muncul sendiri dari dalam lumpur."

Ah, lumpur.

Seberapa banyak orang di ruangan ini yang benar-benar memahami arti kata itu?

Ethan menahan tawa. Mereka berbicara seolah mereka paham. Seolah mereka mengerti kegelapan macam apa yang harus ditembus untuk menemukan sesuatu yang berharga.

Tetapi kenyataannya, mereka semua buta.

Lumpur macam apa pun, seberapapun dalam dan kelamnya, ia akan turun, ia akan tenggelam, dan ia akan mengambil apa yang berharga di sana untuk dibawa ke permukaan.

Dan lihatlah sekarang. Ia telah melakukan itu.

Untuk pertama kalinya, Ethan menoleh ke kanan.

Pandangannya bertemu dengan Edward dan Susan.

Ekspresi mereka persis seperti yang ia bayangkan.

Kacau.

Tidak menyangka.

Seakan mereka baru saja menyaksikan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, sesuatu yang merusak keseimbangan sempurna dalam hidup mereka.

Edward tampak kaku di tempat duduknya, wajahnya kehilangan ketenangan yang selalu ia banggakan.

Dan Susan…

Ethan menatapnya lebih lama.

Wajah itu. Mata yang dulu selalu menatapnya dengan belas kasihan, kini dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan. Bibirnya sedikit terbuka, napasnya pendek, seolah udara di ruangan ini tiba-tiba menjadi terlalu tipis untuknya.

Bagus.

Kau terkejut, Susan?

Kau tidak menyangka aku bisa sampai di sini?

Kau pikir aku akan selamanya terpuruk? Kau pikir aku akan selamanya menjadi pria lemah dalam kursi roda, seseorang yang tidak pernah bisa mengejar dunia yang kau inginkan?

Lihatlah aku sekarang.

Siapa yang kuat?

Siapa yang berkuasa?

Siapa yang kini duduk di atas, sementara kau hanya bisa menatap dalam diam?

Dulu, kau memilih meninggalkanku demi pria yang memiliki dua kaki untuk berdiri.

Dan sekarang?

Akulah yang membuatmu jatuh.

Tatapan Ethan kembali ke Anna.

Bukan dengan kelembutan, bukan dengan ketertarikan.

Tetapi dengan kepastian.

Ia tidak pernah memilih Anna karena kasih sayang.

Anna hanyalah bidak dalam permainannya, pion yang ia bawa keluar dari lumpur bukan untuk diselamatkan, tetapi untuk digunakan.

Ia bukan pria baik yang mengulurkan tangan untuk menarik seseorang dari kegelapan.

Ia adalah seseorang yang mengendalikan gelap itu sendiri.

Dari awal, ini bukan tentang Anna.

Ini bukan tentang menjadikannya sosok hebat, bukan tentang membawanya ke puncak.

Ini tentang dirinya sendiri.

Tentang balas dendam yang telah ia susun sejak mengetahui betapa busuk orang dalam poster keluarganya tersebut.

Ia tidak melakukan ini untuk membangun seseorang.

Ia melakukan ini untuk menghancurkan orang-orang yang telah meremehkannya.

Untuk ayahnya.

Untuk darah yang ditumpahkan tanpa perhitungan.

Untuk kehancuran yang mereka kira bisa mereka tinggalkan tanpa konsekuensi.

Mereka mengira ia telah kalah.

Mereka berpikir ia akan selamanya menjadi bayangan tak berdaya.

Mereka percaya bahwa mereka bisa terus berjalan, sementara ia tetap terjebak dalam kursi roda dan kehilangan segala hal yang pernah menjadi miliknya.

Mereka semua salah.

Karena lihatlah sekarang—Ethan Ruan tidak hanya bangkit.

Ia telah merebut panggung.

Dan mereka yang mengira mereka telah menang, kini duduk diam dalam kehancuran mereka sendiri.

Tatapan Ethan kembali pada Susan untuk terakhir kalinya.

Ia membiarkan momen itu bertahan sejenak, membiarkan perempuan itu merasakan sepenuhnya kenyataan yang kini menimpanya.

Dulu, Susan berpikir dialah yang meninggalkan Ethan.

Hari ini, dunia melihat kenyataan lain.

Ethanlah yang telah membuang Susan dari dunianya

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Taris
bagus
Taris
bacanya sambil deg2an, tarik nafas, tegang n ngos2an /Gosh/
Serenarara
Susan, yg kamu lakukan ke Ethan itu...jahattt! /Panic/
IamEsthe
jangan birahi dong. seolah seperti hewan. bisa diganti katanya /Sweat/.
IamEsthe
Saran, ini di font Bold aja.
IamEsthe
kata 'Fashion House' dan 'clover clothes' gunakan font italic sebagai bahasa asing/daerah.


Fashion House bukan sama dengan Rumah Mode dalam bahasa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!