" Dikaa !" Neta kesal lalu ia melemparkan buku tulisnya ke arah pria itu.
Dika hanya tertawa terbahak setelah ia mengjaili Neta.
Dika yang bernama lengkap Mahardika Bimantara, siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas pada saat itu, ia dikenal sebagai siswa yang berprestasi namun sikapnya yang selengean dan cuek membuat ia terkadang selalu ditegur oleh beberapa guru di sekolahnya.
Ia memiliki satu teman wanita yang tidak pernah akur dengannya, yang bernama Ganeta Nayanika. Entah mengapa walaupun hampir semua guru tahu jika Dika dan Neta tidak pernah akur namun dari kelas 1 hingga kelas 3 ini mereka selalu ditempatkan di kelas yang sama.
Selain tidak akur Dika dan Neta pun bersaing secara akademis, mereka berdua tidak pernah ingin kalah satu sama lain, sampai akhirnya nya mereka berdua lulus dari sekolah menengah atas.
Selepas mereka lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Dika dan Neta belum dipertemukan kembali sampai akhirnya, keadaan yang mempertemukan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Flashback On
Waktu menunjukkan pukul 00.30 malam, Dika masih terjaga, ia tidak bisa memejamkan matanya, kejadian di rumah sakit tadi masih terngiang di dalam pikirannya. Ia sadar ia hanya menyimpulkan apa yang ia lihat sendiri, tanpa bertanya terlebih dahulu apa yang sebenarnya terjadi.
Dika ingin menghubungi Neta, namun ini sudah larut, mungkin Neta sudah tidur, pikir Dika. Lalu ia berniat untuk menghubungi Ramon, ia mendapatkan nomor ponsel Ramon pada saat tadi ia meminta data ke Ramon, saat pemeriksaan saksi korban.
Tidak menunggu lama Dika langsung menghubungi Ramon, Ramon pun merasa kaget di hubungi oleh Dika, sebelumnya Ramon sudah berprasangka pasti ada sesuatu antara Neta dan Dika.
Ramon menjelaskan semua nya kepada Dika, Dika pun menjelaskan perihal dirinya menghubungi Ramon, setelah keduanya bertukar informasi, Dika meminta maaf karena sudah berprasangka kepada Ramon, Ramon pun mengerti dan tidak mempermasalahkan itu.
Namun tetap Dika meminta Ramon untuk tidak berkata apapun kepada Neta, Ramon menyetujuinya.
Setelah menghubungi Ramon, Dika merasa sedikit lega, ternyata segala sesuatu yang di dahului oleh emosi tidak akan berakhir dengan baik, ia pun merasa bersalah kepada Neta. Ia berniat besok pagi untuk mengirim buket bunga kepada Neta pertanda permintaan maaf nya, sudah berprasangka buruk.
Flashback Off
...****************...
Neta sampai di kantor nya, ia berjalan menuju ruangan nya dengan menaiki lift. Sesampainya di ruangan Neta sudah diberedel pertanyaan oleh Bu Angel dan Mbak Sofia.
" Neta.. " Bu Angel memanggil
" Iya Bu.."
" Indri belom datang ? " tanya Bu Angel.
" Belum Bu sepertinya, saya juga baru datang Bu " Neta kepada Bu Angel.
" Katanya, Ramon kecelakaan ? " tanya Bu Angel.
" Iya Bu betul, semalam kejadiannya " saat Neta menceritakan kejadian semalam, disaat yang bersamaan Indri tiba di kantor.
" Pagi Bu Angel " Indri kepada atasannya.
" Oh ya.. Indri.. saya sedang bertanya ke Neta perihal Ramon kecelakaan "
" Oh iya Bu, betul ini saya juga membawa surat keterangan istirahat dari dokter " Indri menyerahkan surat dokter kepada Bu Angel.
" Oke.. tapi gimana sekarang keadaanya ? " tanya Bu Angel.
" Hanya luka ringan saja Bu, ditangan dan kakinya, hanya mungkin Ramon perlu istirahat terlebih dahulu karena ia sedikit syok setelah kejadian kecelakaan semalam " Indri menjelaskan.
" Ya.. tidak apa-apa lebih baik memang Ramon istirahat dahulu, hmm.. nanti siang kita harus menjenguknya, saya akan laporkan ini ke Pak Arman terlebih dahulu "
" Baik bu, terima kasih " Indri kepada Bu Angel.
...****************...
Sesampainya dikantor selain Neta langsung diberondong pertanyaan oleh Bu Angel, ia pun langsung mengerjakan pekerjaan nya yang lumayan banyak karena ditambah tugas Ramon dibagi tiga bersama Indri dan Sofia, ia belum membuka sama sekali ponselnya. Biasanya ia sesekali membuka ponselnya khawatir ada pesan yang masuk.
Setelah pukul 11 siang, ia ingin sedikit meluruskan punggungnya terlebih dahulu, ia bersantai sejenak, menyenderkan punggung nya kesenderan kursi, sambil meminum air yang ia bawa dari botolnya.
Neta mengambil ponselnya, terlihat di layar ponsel ada beberapa pesan masuk, ia membuka satu persatu pesan, ada grup pesan grup kantor yang mengabarkan jika Ramon semalam mengalami kecelakan, ada pesan dari beberapa temannya yang lain, pesan dari online shop untuk melakukan pembayaran dan satu pesan yang membuat hati Neta dag dig dug.. yaitu pesan dari Dika.
" Hah.. Dika kirim pesan " batin Neta, ia langsung membuka pesan dari Dika.
Dika : " Selamat Pagi Neta.. apakah kamu sudah menerima buket bunga ? "
" Jadi .. buket bunga itu dari Dika.. ckck untung kan untung banget gak aku buang, tapi kok aneh dia kirim buket bunga, sungguh aneh, kadang-kadang hangat, kadang-kadang kulkas 7 pintu hmm " batin Neta.
Neta langsung membalas pesan Dika.
Neta : " Sudah kok, sudah diterima, oya dalam rangka apa ya.. kok aneh kirim buket bunga ? "
Pesan terkirim dengan centang dua abu-abu, pertanda pesan belum dibaca oleh sang penerima pesan, Neta menyimpan ponselnya, lalu kembali fokus pada layar monitor di hadapannya.