NovelToon NovelToon
PENCULIKKU, CINTA MATIKU

PENCULIKKU, CINTA MATIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Duniahiburan / Mafia / Sistem / Fantasi Wanita / Rebirth For Love
Popularitas:939
Nilai: 5
Nama Author: CACASTAR

Bram, lelaki yang berperawakan tinggi besar, berwajah dingin, yang berprofesi sebagai penculik orang-orang yang akan memberi imbalan besar untuk tawanan orang yang diculiknya kali ini harus mengalah dengan perasaan cintanya.Ia jatuh cinta dan bergelora dengan tawanannya. Alih-alih menyakiti dan menjadikan tawanannya takut atas kesadisan. Dia malah jatuh cinta dan menodai tawanannya atas nama nafsunya. Ia mengulur waktu agar Belinda tetap jadi sandranya. walaupun harus mengembalikan uang imbalannya dan ancaman dari pembunuh bayaran ketiga, dia tidak peduli. malam itu dia menodai Belinda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NAMAKU BELINDA

Bram hari itu mengayuh sepedanya dengan kencang, banyak koran yang harus diantarkannya hari ini. Di tas yang diselempangkannya ke badan ada beberapa koran, begitu juga di keranjang sepedanya.

Bram begitu mahir melajukan sepedanya, sepedanya meliuk-liuk di jalanan kota. Sepedanya dipacunya memasuki kawasan rumah kompleks pelanggannya. Ada beberapa blok yang belum di antarkannya.

Di depan perlintasan kereta api yang memisahkan jalan besar dengan komplek perumahan, Bram berhenti. Pintu perlintasan kereta sudah diturunkan pertanda akan segera lewat. Kereta uap itu lewat bunyi roda yang beradu dengan rel sedikit ngilu terdengar.

...Tuuutttt....tttuttfft....ttttutttt.....

...Jzzzjzzzzzjzzzzz.....

Kereta itu mengeluarkan asap dari cerobongnya.

Bram melambaikan tangan ke arah anak-anak yang ada di dalam kereta. Anak-anak kecil itu melambaikan tangan padanya.

"Hei, suatu saat aku akan naik kereta juga seperti kalian!!!" Teriaknya, suaranya beradu dengan suara kereta yang makin lama makin hilang terdengar dan makin menjauh.

"Hai, Sir!"

"Hai, Bram!"

Bram melambaikan tangan pada bapak penjaga pintu perlintasan kereta.

Dia menggoes sepedanya melewati rel itu, dan terus melaju memasuki komplek perumahan. Ada beberapa orang tua yang berjalan di sana,

"Hello!"

Bram melambaikan tangan pada mereka, para orang tua yang berjalan itu membalas lambaian tangan Bram.

Bram berhenti di satu rumah bergaya eropa, melemparkan korannya ke dalam pagar, lalu melajukan kembali sepedanya, sampai beberapa putaran, dan masuk ke beberapa blok lainnya.

Bram, kembali pulang. Di rumah ibunya telah menantinya. Bram tinggal bersama ibu dan ayah, ayah adalah buruh pabrik. Beliau pulang malam hari. Kebutuhan yang banyak dan pendapatan ayah yang sedikit membuat Bram ingin membantu perekonomian keluarga. Bram bekerja sebagai pengantar koran dan pengantar pizza di kotanya. Ia tidak bersekolah. Ia hanya bersekolah sampai Primary School. Ibunya tidak memiliki cukup uang untuk membiayainya ke Junior High School. Sebelum sampai rumah, ia singgah sebentar ke toko Roti untuk membeli roti untuk ibunya, ia membeli minuman soda untuk dirinya dan ayahnya. Ia sangat suka minum minuman soda, begitu juga ayahnya, mereka tidak minum bir, ayahnya melarangnya. Kata ayahnya, tidak minum bir saja kita akan jadi gila menghadapi hidup berat, apalagi minum bir, akan lebih gila lagi, tidak bisa membedakan yang benar dan yang salah dalam hidup ini.

Sebuah roti panjang dan sekatong minum soda dimasukkannya ke keranjang. Bram menggoes sepedanya, mengayun berirama bersama jalan di kota. Sesampainya di rumah, ibunya yang sudah hamil besar menyambutnya. Ibunya senang sekali dengan kehadiran Bram yang membawakan roti untuknya.

"Bram, makanlah, ibu sudah menyiapkan untukmu makanan."

"Iya, bu, terima kasih!"

Dibawanya ke dalam roti dan sekantong minum soda itu.

Nanti sore dia harus kembali bekerja untuk mengantar pizza dari toko tempatnya bekerja ke pelanggan.

"Heeeiii!!!" seseorang memanggil dari luar. Dia adalah pemilik rumah tempat Bram dan keluarganya tinggal. Rumah petak itu mereka sewa sudah dua tahun, Bram dan ayahnya mati-matian mencari uang untuk biaya hidup, makan, dan membayar sewa rumah.

Bram keluar menemui pemilik rumah yang memanggil.

"Hei, Bram kemarilah!"

"Kapan kalian bayar uang sewa, ini sudah telat seminggu!"

"Kalau tidak sanggup bayar silahkan pergi saja kalian!!

"Sabar sebentar, Sir. Saya nanti pulang bekerja mengantar pizza akan membayarnya!"

"Aahhh, kalian selalu saja menunggak!"

"Nanti malam aku tunggu!"

"Baik Sir."

....

Bram berjalan cepat menuju rumah sakit di dekat tempat tinggalnya, tetangganya mengabarkan ke tempat ia bekerja bahwa ibu dan bapaknya ditabrak oleh seseorang saat berjalan di jalanan kota depan toko kelontong. Bram berlari kencang menuju ke meja perawat menanyakan bangsal ibu bapaknya dirawat. Orang yang menolong kedua orang tuanya, menceritakan kronologis kecelakaan itu, Bapaknya tergilas roda mobil dari pengendara yang ugal-ugalan, pengendara itu melarikan diri. Meninggalkan ayahnya yang terkapar. Ayahnya pendarahan hebat di kepalanya. Sementara Ibunya mengalami pendarahan hebat, Ibunya sedang hamil 8 bulan, ibunya terpelanting ke depan trotoar sehingga pendarahan di perutnya.

Perawat itu menyampaikan berita dengan hati-hati padanya.

"Maaf anak muda, ayah Anda ada di ruang jenazah, dokter tidak bisa menyelamatkannya, banyak darah dari badannya, dia tidak tertolong lagi. Ibu anda ada di bangsal 353, dokter sedang berusaha menyelamatkan bayi dan ibunya. Bram bingung mendengar apa yang disampaikan oleh Perawat itu. Dia masih syok dan bersedih, Maan duku yang harus dia kejar, ayahnya yang ada di ruang jenazah atau ibunya yang ada di ruang operasi? Dia meraung menangis, orang-orang lalu lalang, di rumah sakit itu, tidak ada yang peduli dengannya.

"Noooooo!!!!!"

Bram berlari menuju bangsal 353, bangsal 353 ada bangsal bagi penduduk miskin. Di negaranya kelas sosial dibedakan dengan jumlah uang yang mereka punya dan fasilitas apa yang bisa mereka beli. Bahkan di rumah sakit pun itu berlaku.

Para pejabat, bangsawan, konglomerat ada di bangsal 100 - 199

Para politikus, pengusaha, dan staff kantor ada di

Bangsal 200 - 299

Sementara orang miskin dan buruh ada di

Bangsal 300 - 700

Ibunya ada di bangsal 353 artinya mereka merupakan kelas sosial rendah. Karena mereka hanya butuh pekerja.

Bram lalu bergegas ke ruang operasi, bangsal tempat ibunya di operasi dan dirawat nantinya.

Bram menunggui ibunya selama 3 jam, ibunya tidak terselamatkan. Ibunya meninggal saat harus segera melahirkan janin yang merupakan adiknya.

Bram berduka.

Bram sedih.

Bram hidup sebatang kara.

Bram sedih.

Pagi itu ia memasak bubur untuk sarapannya. Ia memasak bubur sendiri karena bila membeli sarapan uangnya tidak cukup. Bubur yang dimasak itu disuapnya perlahan. Aku harus makan. Walau bagaimana pun keadaanya, aku harus makan agar kuat menjalaninya. Bram menyuap bubur itu, bubur itu terasa nikmat walau hanya racikan beras dan garam. Bram harus cukup bersyukur hari ini ia bisa makan. Mungkin besok belum tentu. Ia tidak tinggal di rumah mereka yang dulu. Ia tinggal di gudang kantor koran tempatnya bekerja. Sore sampai malam pun ia akan bekerja mengantarkan pizza seperti biasa. Termasuk hari ini. Hari ini ada 50 pesanan.

Ia menyuap sisa bubur yang ada di piring, diteguknya minuman soda, tiga kali teguk minuman itu habis tak bersisa.

Bram melajukan sepedanya dengan sedikit kencang, 50 box pizza itu minta diantarkan segera ke dermaga. Ia berharap dapat imbalan yang cukup besar, karena lumayan membawa pizza ukuran besar di box dan ditaruh di belakang sepedanya. Bram mengayuh sepedanya kencang, lebih kencang. Sore itu langit sore demikian indahnya. Malam pasti cerah pikirnya.

"Oke, kapal nomor 4702, 4703...... Nah, ini 4721!"

Bram menghentikan sepedanya, membusuk ikatan yang mengikat box pizza di bocengan sepedanya. Dengan susah payah diangkatnya pizza itu. Dibawanya menuju kapal yang dimaksud.

"Excuse me, sir!"

"Yes!"

Seorang pengawal mendekat, lalu menuruni tangga penghubung antara kapal dan dermaga.

"I'm sorry, ada pesan pizza untuk kapal nomor 4721."

"Oh, oke!"

"This's the money"

"Thanks you, Sir!"

Bram, mengantongi uang itu disakunya. Saat dia akan menaiki sepeda, seorang anak kecil perempuan melewatinya beserta perempuan yang agak tua, mungkin itu pengasuhnya. Eh, bukan itu anak kecil yang pernah ditemuinya, gumam Bram.

"Hei, adik kecil, apa kabarmu?"

Gadis kecil itu menoleh, ia melihat pada Bram, rambutnya dikuncir dua. Di tangannya ada dua tangkai bunga.

"Hei, kakak, ajaaa kamu kakak yang waktu itu, ya!"

"Ahaaaa.haaa"

Gadis itu tertawa melihat Bram, kakak yang pernah ditemuinya.

"Belindaaa..."

Seorang wanita muda memanggil gadis itu dari kapal tempat ia mengantar pizza tadi.

"yaa mommy..."

"Cemon Belinda, This's you're Pizzamu!"

"Yes, mommy..."

"Bye...Kakak!"

Belinda melambaikan tangannya pada Bram, laku berlalu ke arah kapal milik orang tuanya.

THE AND

1
BX_blue
Kreatif banget!
Achewalt
Tidak terlupakan
LaConstieConsti
Nambah lagi kegilaan sama penulis ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!