Awalnya, aku kira dunia baruku, adalah tempat yang biasa-biasa saja. karena baik 15 tahun hidupku, tidak ada hal aneh yang terjadi dan aku hidup biasa-biasa saja.
Tapi, Setelah Keluarga baruku pindah ke Jepang. Entah kenapa, aku akhirnya bertemu pecinta oppai di samping rumahku, seorang berambut pirang mirip ninja tertentu, seorang pecinta coffe maxxx dengan mata ikan tertentu, dan seorang maniak SCP berkacamata tertentu.
Dan entah kenapa, aku merasa kehidupan damaiku selama 15 tahun ini akan hilang cepat atau lambat.
Karya dalam Crossover saat ini : [To Love Ru], [Highschool DXD], [Dandadan], [Oregairu], [Naruto], [Nisekoi]
Jika kalian ingin menambah karakter dari anime tertentu, silahkan beri komentar..
Terimakasih...
* Disclaimer *
[*] Selain OC, karakter dan gambar yang digunakan dalam Fanfic ini bukan milik saya, melainkan milik penulis asli, dan pihak yang bersangkutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aga A. Aditama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah Dan Lingkungan Baru - Bagian 2
Hal apa yang paling menyebalkan dalam hidup? Mungkin banyak hal karena hidup memang penuh dengan hal yang menyebalkan.
Tapi bagiku, adalah saat aku mengetahui informasi atau ilmu tersebut. Namun di satu titik, aku baru mengetahui bahwa pengetahuanku salah. Sama halnya dengan seseorang yang sangat giat belajar menjelang ujian, dan ternyata materi yang ia pelajari tidak ada di lembar soal (hal itu menyebalkan, serius).
Namun jika premisnya hanya soal perkara sepele, mungkin seorang tidak akan ambil pusing. Namun lain halnya dengan masalahku saat ini, di satu sisi aku memiliki pengetahuan akan individu, atau bahkan dunia tempatku tinggal sekarang. Fakta bahwa aku seorang Reinkarnator berperan, namun ironisnya dunia ini menyimpang dari pengetahuan yang aku tahu.
Rasanya lebih baik jika aku tidak mengetahuinya sama sekali, dan dengan itu mungkin aku akan lebih giat mencari informasi tentang duniaku. Namun karena kesombongan dan kepercayaan diriku, label sebagai seorang Reinkarnator membuatku lupa akan fakta penting.
“Hidup itu seperti sekotak coklat, kamu tidak akan tahu apa yang akan kamu dapatkan," aku tidak ingat darimana aku mendengar metafora klasik ini, namun jelas metafora ini terbukti benar bagiku saat ini.
...----------------...
Selepas mentraktir makan dua orang besar (Naruto dan Hachiman). Aku akhirnya sampai di rumah baruku, tempat teraman yang aku punya saat ini.
Biasanya, aku pasti akan bermalas-malasan, dan hanya nonton film, atau acara TV sebelum beranjak tidur. Namun sepertinya kebiasaan santaiku harus diubah mulai saat ini, setidaknya sampai aku yakin betul bahwa kedamaian hidupku terjaga.
Duduk bersila di ruang tamu, aku mencoba menfokuskan pikiranku. Dan mencoba merasakan sumber energi asing, yang pasti di kehidupan pertamaku tidak pernah ada.
Mana, atau yang dalam pengetahuan kemampuan ketigaku disebut Prana. Tidak perduli apa namanya, bagiku yang penting efeknya bagus kita gas.
Merasakan aliran energi, mari sebut saja Mana, beredar disetiap saluran sirkuit sihirku. Walaupun bukan pertama kalinya menggunakan Mana, setidaknya aku tidak cukup tertarik untuk terus menggunakannya lagi setelah kali pertama.
Jadi tentu saja rasanya canggung, namun kemampuan keduaku. Kemampuan yang aku sebut Adaptasi Super, berperan untuk memperlancar aliran Manaku beredar setelah lama tidak pernah aku coba.
Kemudian, dengan pengetahuan dari seorang penyihir atau bahkan pahlawan. Setidaknya, ingatan tentang seorang pria bernama Emiya Shirou, sumber kemampuan cheat ketigaku. Dari ingatan sosok itulah aku bisa tahu bagaimana cara menggunakan sirkuit sihir, juga dengan Magecraft nya.
Namun jangan lupa, aku orang awam dalam hal berbau supernatural. Jadi darimana aku bisa menggunakan sihir, hanya dari ingatan seseorang, tanpa bantuan seorang guru.
Terkadang aku sedikit heran dengan fakta tersebut, karena banyak kok protagonis novel web Isekai. Yang dalam deskripsi karakter mereka adalah orang biasa, bisa langsung jadi jenius hanya karena pindah alam.
Menurutku itu aneh, setidaknya kehidupan dibumi jauh dari hal-hal fantasy seperti itu. Lantas darimana asal kehebatan bak Superman itu? Serius nanya?!
Yah, mungkin karena itu banyak sistem beredar di pasar Isekai.
Namun ayo kembali ke topik, darimana asal kemampuanku menggunakan sihir? Jawabannya sederhana, cheat pertamaku.
Walaupun aku menyebutnya kemampuan belajar super, sebenarnya kemampuan pertamaku adalah cheat paling kuat, yang aku miliki sebagai mantan manusia biasa.
Kemampuan Mutan Cypher dari seri X-man, seorang Mutan yang mungkin tidak seterkenal Professor X, Logan, Deadpool, dan lain sebagainya. Nyatanya, Cypher bisa disebut Semi-Mutan, karena sangat transparannya kemampuan Mutan milikinya.
Kemampuannya membuat Cypher bisa memahami bahasa, hanya lewat suara atau bahkan kalimat. Lebih jauh, ia juga memiliki kemampuan komputasi yang bahkan bisa meretas teknologi alien.
‘Intinya, otaknya super jenius, yang bahkan bisa menjadi super komputer.'
Dari kemampuan itulah, Memorys Days Company, gudang ingatan dan pertahanan mentalku dibuat. Dan walaupun kemampuannya tidak terlalu kentara, jika dibandingkan dengan Mutan yang lain, terlebih jenis yang sama (Kemampuan sejenis telepati). Baik itu Professor X, atau bahkan mutan seumuran Cypher, Jean Gray, membuat Cypher layaknya si pintar biasa saja.
Namun, dalam kesederhanaan itulah aku bisa melihat potensi. Setidaknya tergantung bagaimana aku menggunakan kemampuannya, aku merasa kemampuan pertamaku adalah cheat paling kuat yang aku miliki.
Combo Skill satu dan dua, membuat kemampuan Mutan Cypher berkembang sampai dititik. Dimana aku bahkan takut menggunakan seratus persen kapasitas otakku.
Jadi, dengan kemampuan komputasi otakku, dan kemampuan adaptasi superku, mau gagal berapa kalipun. Asal aku tidak berhenti, jelas aku akan berhasil menggunakan sihir, bahkan jika itu hanya dengan pengetahuan dalam ingatan kemampuan ketigaku.
Tapi bukan kemampuan Magecraft, yang ingin aku coba saat ini. Sebuah kemampuan yang lebih rumit, dan lebih kompleks. Yang membuat keberadaan bernama Emiya Shirou, dikenal sebagai Counter Guardian, anjing pemburu dari Kehendak Dunia, Alaya.
Reality Marbel milikinya, adalah apa yang aku coba akses. Mungkin karena ini adalah kali pertama aku mencobanya, aku merasa dinding tak kasat mata menghalangi jalanku, untuk mengakses kemampuan terhebat keberadaan yang dikenal sebagai Emiya Shirou.
Huft...
“Setidaknya masih belum, aku tidak tahu alasannya. Mungkin karena itu bukan kemampuan asli miliku, jadi aku tidak memiliki akses langsung untuk menggunakannya."
Setidaknya, itu adalah salah satu kemungkinan terbaik yang bisa aku bayangkan. jadi mau bagaimana lagi jika gagal, setidaknya ini adalah percobaan pertamaku.
“Ngomong-ngomong, tidak terasa sudah hampir tengah malam saja," renungku saat pandanganku jatuh ke jam dinding di ruang tamu.
Sambil melakukan pemanasan ringan, mencoba menghilangkan kelelahan yang tidak ada. Aku mulai berjalan ke kamar tidurku di lantai dua, dan setelah menyiapkan futon, mataku langsung tertutup saat tubuhku menyerah pada kelembutan tempat tidurku.
...----------------...
Keesokan harinya, dengan jam biologis yang sudah aku terapkan sejak berumur sepuluh tahun. Tubuhnya akan secara otomatis bangun tepat pada jam lima pagi, setelahnya aku membasuh muka, dan mengenakan pakaian olahraga hitam berganti kuning kesukaanku.
Filosofi hidupku mudah, Hiduplah Dalam Kedamaian. Kedamaian disini mencakup banyak hal, baik itu mental ataupun fisik.
Dan bagaimana cara agar mempertahankan kedamaian fisik dan mental secara bersamaan? Jawabannya tentu saja olahraga, bisa menghilangkan stres, juga bisa menyehatkan badan. Dua dalam satu, praktis dan bukan aktivitas yang menonjol, sempurna.
Dan karena semalam aku sudah melakukan survei lingkungan sekitar rumahku. Setidaknya aku cukup akrab dengan rute lari untukku.
‘Yah... walaupun jelas berakhir dengan bencana, tapi tetap oke, kan?!'
Setengah jam berlalu, akhir aku sampai di taman tempatku bertemu dengan Naruto dan Hikki. Dan karena semalam aku tidak sempat memasuki taman, sekarang aku ingin menebusnya.
Jadi, aku mulai berlari kearah taman. Dan tebak apa yang aku saksikan di pagi kedua setelah pindah ke kota terkutuk ini.
“Wah... Orang mesum?!" apakah perkataanku terlalu keras, atau memang kedua sosok sejoli itu memiliki indra pendengaran yang bagus.
Dua sosok, laki-laki dan perempuan, yang sepertinya seorang pasangan. Sedang memandangku dengan ekspresi terkejut mereka, karena akupun ikut terkejut melihat perbedaan budaya ekstrem dari jepang.
Yah, mau bagaimana lagi, walaupun Eropa juga kota pergaulan bebas. Setidaknya aku belum pernah melihat sepasang kekasih setengah telanjang di taman.
‘Sayang sekali, aku lupa membawa smartphone ku.' ucapku dalam hati, sambil berbalik kearah mana jalan menuju rumahku berada.
Namun, aku gagal melangkahkan kakiku, anehnya seperti tubuhku di tahan oleh sesuatu. Dan fakta itu memberiku firasat buruk, akan masa depan kehidupan damaiku.
“A-ayase-san, apa yang kamu lakukan? T-tidak, sebenarnya apa yang harus kita lakukan sekarang?" ucap gugup si bocah berkacamata bulat, yang hanya memakai celana pendek di tubuhnya, yang penuh kotoran dan rambut acak-acakan.
“Di-diam Okarun, pokoknya kita tahan dulu saksi mata ini,” balas si gadis berambut coklat kemerahan, yang hanya menggunakan pakaian dalamnya, sambil mengarahkan satu lengannya kearahku, sedangkan lengan lainnya menahan Blazer biru yang ia gunakan untuk menutupi bagian intimnya.
“Ji-jika sudah begini, apa yang harus kita lakukan, Ayase-san?!"
“Diam dulu, Okarun. Setidaknya kita perlu membungkam mulut orang itu."
‘Wah, gadis itu baru saja merencanakan percobaan pembunuhan (itu berlebihan, oke).'
“Dan bagaimana caranya? Ayase-san?"
“Yo-yosh... Dalam film jika kepala terbentur benda keras, ingatan terkadang hilang, kan?" mendengar gadis itu mulai berpikir aneh, sepertinya sudah saatnya teknik rahasiaku di aktifkan.
Langkah pertama, proyeksikan kacamata hitam, dan sebuah tongkat. Sekarang, kejeniusan aktingku akan berperan menyelamatkan hari.
“E..Etto, apakah ada orang disana?" ucapku sambil berbalik kearah pasangan mesum. Dan sepertinya rencanaku sukses, saat mereka melihat bagaimana penampilan kamuflaseku, “S-sepertinya aku mendengar suara seorang disana, apakah ada orang, disana?"
Melihat bagaimana wajah mereka dibuat bingung dengan kemampuan aktingku sangat menyenangkan. Dan sepertinya mereka berdua mulai berdiskusi sesuatu, yang merupakan kabar baik buatku karena bisa menjalankan langkah kedua.
Sambil meraba-raba kedepan, membuat kedua orang tersebut kaget dengan tindakanku, “Ma-maaf, aku bi—ehem... Tuli, dan buta. Sepertinya ada yang menahanku barusan, apakah ada orang disana?"
Dalam hati aku tertawa terbahak-bahak, melihat bagaimana drastisnya perubahan ekspresi mereka.
“A-ayase-san, bagaimana sekarang?" bisik bocah bernama Okarun, sambil menatap kearah si gadis bernama Ayase, “Ta-tadi aku jelas melihat orang ini menatap kearah kita. Sebelum berbalik tepat setelah bertatap muka, tapi karena gelap aku tidak terlalu jelas melihatnya," balas Ayase sambil berbisik.
“Mungkin kamu salah lihat, dulu sebelum kehilangan penglihatan. Aku juga sering kok salah lihat sesuatu, coba deh periksa mata ke dokter," balasku reflek, membuat mereka langsung menatap kearahku.
'Ahh, sepertinya mulutku memang harus belajar akting lagi.'
gk sabar liat semua makhluk terkuat nya saling muncul, mulai dari hantu yang skala planet, orang tua nya Lala , sama dewa nya dxd 🤣
jadi kayak lucy