NovelToon NovelToon
GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

GADIS CANTIK MILIK PRIA TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Romansa Fantasi / Selingkuh / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kekasih misterius
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nameila

Catherine Zevanya Robert Wilson. Gadis dengan sejuta pesona, kecantikan, kekayaan, dan kekuasaan yang membuatnya menjadi idola semua orang.
Gadis yang memiliki hidup sempurna penuh dengan cinta, tapi dibalik kesempurnaan ada luka besar di dalam hatinya. Gadis yang dielu-elukan kecantikannya itu memiliki kisah cinta yang hancur, kesetiaannya dinodai oleh pengkhianatan kekasih dan sahabatnya.
Catherine memiliki sisi misterius yang pemikirannya tidak bisa dijangkau orang lain. Bukan Catherine namanya jika dia diam saja menerima takdir kejam seperti itu, tanpa mengotori tangannya ia akan menghancurkan para pengkhianat.
Untuk menyembuhkan luka hatinya, Catherine memilih kembali ke tempat kelahirannya guna memulai hidup baru. Lalu, apakah Catherine akan memiliki kisah cinta baru?
"Balas dendam terbaik adalah dengan melihat kehancuranmu."
"Jangan jatuh cinta padaku, itu menyakitkan."
"Catherine, sepertinya aku tertarik padamu."
"Aku siap menunggu kamu jatuh cinta padaku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nameila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Deep talk

Catherine menatap ke arah langit, angin malam menerpa wajah cantiknya. Rambut panjangnya berkibar lembut tertiup angin, tangannya bersedekap sedikit menghalau angin menembus kulitnya.

"Ternyata menjadi ceria lagi membutuhkan banyak tenaga. Aku tidak berlebihan bukan?"

Catherine menggelengkan kepalanya. "Tidak. Bagaimana bisa aku menganggap diriku sendiri berlebihan, berubah menjadi hangat seperti dulu lagi bukan masalah yang besar."

"Tapi menjadi pribadi yang tenang sudah menjadi kebiasaanku selama tiga tahun ini."

Catherine terdiam setelah mengatakan itu, dahinya mengernyit dalam. Pikirannya melayang ke suatu tempat. "Bagaimana kabar mereka? Apa tidak merindukanku?"

"Kembali ke Indonesia bukan hal yang buruk, meskipun harus memulai kembali dari awal. Tapi di sini sangat membosankan, aku tidak punya kegiatan apapun."

Catherine menghela nafasnya kasar, ia mengacak pelan rambutnya. "Apa aku harus membangkitkan Catherine Wilson kembali?"

Catherine menutup matanya sejenak, ia terbayang bagaimana kehidupannya dulu di New Zealand. Ada banyak hal yang ia lakukan, sedangkan di sini ia tidak melakukan apapun. Sepertinya ia harus membangkitkan sisi Catherine Wilson di sini agar tidak terlalu membosankan.

"Apa kau yakin princess?" Suara seorang pria terdengar di telinga Catherine.

Catherine menoleh ke belakang, ia tersenyum lembut menatap Leo yang berdiri memegang dua gelas wine ditangannya.

Leo berjalan mendekati Catherine, ia menyerahkan segelas wine pada Catherine.

"Aku belum boleh meminumnya Abang." Ucap Catherine menolak wine tersebut.

"Padahal kau sudah legal di sini." Timpal Leo.

"Kau tau bukan, aku boleh meminumnya ketika umur dua puluh." Jelas Catherine.

Leo mendengus. "Benar, si tua itu memang terlalu banyak aturan."

Catherine terkekeh mendengar ucapan Leo. "Dia bisa marah jika tau Abang mengatainya tua."

"Oh ayolah Princess, dia memang sudah tua." Rengek Leo.

Catherine tertawa pelan, ia mengangguk setuju. "Ya Abang benar."

Leo tersenyum mendengar jawaban Catherine, ia menatap wine ditangannya lalu meminumnya perlahan. Ia menatap ke arah langit yang penuh bintang.

"Kamu akan membangkitkannya kembali Princess?" Tanya Leo menatap Catherine dengan intens.

Catherine menoleh, ia mengangguk pelan. "Benar, tapi tidak sekarang. Bukankah aku harus menikmati hidupku yang murni ini dulu Abang?"

Leo terkekeh geli. "Kamu benar Princess, Catherine Zevanya adalah adikku yang begitu manis dan murni."

Catherine mengerucutkan bibirnya. "Abang! Lalu bagaimana dengan diriku yang dulu? Apa Abang tidak menganggap ku adik juga?"

Leo tertawa pelan, ia mengacak lembut rambut adiknya. "Bukan seperti itu Princess, Catherine yang dulu begitu tangguh dan pemberani. Sedangkan dirimu yang sekarang lembut dan manis."

Catherine mengangguk paham. "Apa sikapku begitu jauh Abang? Aku bahkan berpikir kenapa dulu aku terlihat sangat keren."

"Keren? Kamu bahkan menangisi seorang pria sampah Princess. Kamu tidak lupa kan?" Ucap Leo dengan tatapan jahilnya.

Catherine meringis mengingat itu. "Sangat memalukan. Aku bahkan tidak mau mengingatnya lagi."

Leo tertawa mendengar ucapan Catherine. "Kamu dulu begitu mencintainya, bahkan tidak segan membantunya mengaspal jalan menuju karirnya."

"Abang benar, ternyata aku melakukan banyak hal untuknya. Dan itu berakhir sia-sia." Ucap Catherine.

"Bukan hanya untuknya, bahkan keluarganya juga. Sampai-sampai mereka menganggap dirimu anaknya sendiri, tidak heran kamu dianggap bintang keberuntungan mereka." Leo tertawa mengingat itu.

"Bagaimana bisa kamu begitu buta dengan cintanya Artur Princess? Padahal dilihat dari segi manapun wajah tampannya sangat pasaran, ada yang lebih tampan darinya. Abang sampai bingung kenapa kamu tergila-gila padanya dulu."

Catherine menghela nafasnya. "Dulu Artur sangat baik padaku, dia melakukan apapun untukku. Bahkan dulu dia memperjuangkan apapun yang aku inginkan. Tapi semenjak Liona mendekat dia jadi lemah dan mudah tergoda."

Leo mengangguk setuju, ia juga tau dulu Artur memang sangat baik kepada Catherine, dia bukan tipe orang yang memperlakukan orang seenaknya.

Tapi semenjak Artur memulai karirnya, kepribadiannya mulai berubah. Maka dari itu Leo tidak setuju jika Catherine tetap berhubungan dengan pria sampah itu.

"Jangan lupa, dia juga tukang selingkuh."

Catherine bergidik geli. "Akhh menjijikkan. Aku tidak mau mengingat itu lagi."

Leo tertawa puas. "Mereka pacar dan sahabatmu dulu Princess." Godanya.

Catherine mengusap kedua lengannya. "Oh ayolah Abang jangan mengatakan itu lagi, aku merinding."

Leo semakin tertawa, menggoda Adiknya memang sangat menyenangkan.

Catherine melangkahkan kakinya menuju kursi, ia menyandarkan punggungnya. Ia menatap Leo yang masih berdiri dengan dua gelas wine ditangannya.

"Boleh Catherine tanya sesuatu Abang."

Leo membalikan badannya, ia menaikkan sebelah alisnya. "Tentu saja boleh Princess."

"Apa yang terjadi pada mereka berdua selama Catherine di sini?" Tanyanya.

Leo berjalan mendekati Catherine dan duduk di sampingnya. Tangannya terulur meletakkan wine ke atas meja.

"Keluarga Artur bangkrut, kehidupan mereka kembali seperti dulu, Artur kehilangan karir. Sedangkan Liona, dia gila karena kehilangan semuanya." Jelas Leo.

Catherine menoleh pada Leo. "Gila?"

"Dia dibuang keluarga angkatnya, karirnya hancur, dan Artur meninggalkan dirinya. Lalu ia kehilangan bayi yang dikandungnya karena stress."

Catherine tersentak, ia terdiam mendengar jawaban Leo. Dia tidak menyangka nasib Liona akan berakhir seperti itu.

"Apa Catherine sudah keterlaluan Abang? Apa aku berdosa? Aku tidak tau jika Liona hamil."

Leo menatap Catherine hangat. "Ini bukan salahmu Princess. Semua itu karma untuk mereka. Jangan menyalahkan dirimu."

"Sebelumnya tidak ada yang tau jika dia hamil, setelah masuk ke rumah sakit jiwa baru ketahuan karena dia pendarahan dan akhirnya keguguran."

"Keputusan yang kamu ambil sudah benar meninggalkan mereka, jika mereka jatuh itu karena salah mereka sendiri."

Catherine tersenyum getir. "Aku tau Abang. Awalnya aku sempat mengira Abang akan melenyapkan mereka."

"Abang tidak akan melakukannya tanpa persetujuan kamu Princess." Ucap Leo.

Catherine mengangguk setuju. "Setidaknya beri mereka kesempatan untuk hidup, walaupun menyakitkan."

Leo mencebik. "Kamu terlalu baik Princess."

"Abang tau aku seperti apa. Aku tidak sebaik itu Abang, tapi aku juga tidak jahat. Aku hanya mengembalikan derita yang telah mereka berikan padaku. Catherine tidak salah kan?"

Leo tertawa kecil. "Tidak. Kamu sudah benar. Dan Abang selalu kagum pada Catherine Wilson yang tidak bisa ditebak langkahnya."

"Abang, di sini aku Catherine Zevanya." Rengeknya.

Leo mengacak gemas rambut Catherine. "Bagi Abang sama saja."

"Benar, kenapa Abang selalu memperlakukanku seperti anak kecil." Gerutu Catherine.

Leo menjawil hidung mancung Catherine. "Kamu memang masih kecil."

Catherine menatap Leo tidak terima. "Aku sudah kuliah Abang, aku sudah besar."

"Mana ada, kamu dikasih iming-iming coklat saja langsung luluh." Ejek Leo.

Catherine melotot tak terima. "Aku gak gitu kok."

Catherine mengerjapkan matanya setelah sadar sesuatu. "Ah benar juga." Lirihnya.

Leo tertawa kencang melihat Catherine yang baru sadar dengan kelakuannya selama ini. Ia menatap lembut ke arah adiknya.

"Kamu tau Princess." l

"Mommy sama Daddy bahagia melihat putri kecilnya ceria kembali, mereka seperti melihat Catherine kecil yang manja dan penuh tawa." Ucap Leo lembut.

"Apa begitu ketara perubahanku selama tiga tahun ini Abang?" Tanya Catherine.

Leo menoleh, ia mengangguk perlahan. "Sangat. Kita semua menganggap dirimu berubah menjadi lebih dewasa selama di New Zealand."

"Bukankah itu bagus?" Ucap Catherine.

"Memang bagus, tapi selama tiga tahun ini ada rasa kehilangan dirimu yang ceria, penuh warna dan cerewet. Mereka hanya belum siap Catherine kecil berubah menjadi dewasa. Karena bisa dibilang perubahan kamu terlalu mendadak." Jelas Leo.

"Sekarang aku berusaha menjadi ceria lagi. Aku tidak mau membuat Mommy dan Daddy sedih." Lirih Catherine.

"Pasti sulit memulai semuanya dari awal. Jadilah diri kamu sendiri Princess, tidak udah dipaksa." Tulus Leo.

Catherine menatap Leo dengan bibir melengkung ke bawah. "Huaa Abang." Ia menghambur ke dalam pelukan sang kakak.

Leo memeluk Catherine erat. "Kamu tetap Adik kecil kesayangannya Abang Princess."

"Mereka tau kenapa Catherine berubah Abang? Baik dulu maupun sekarang." Tanya Catherine penasaran.

"Tentu mereka tau. Perubahan sekecil apapun mereka tetap tau Princess. Mereka paham kamu hanya ingin melindungi dirimu dan tidak mau dianggap lemah oleh orang di luaran sana. Apalagi di belakang nama kamu ada dua beban nama besar." Ucap Leo menenangkan Catherine.

"Aku tetap menjadi diriku sendiri Abang, tapi untuk saat ini aku ingin memulai semuanya dengan menjadi Catherine Zevanya."

"Dan Catherine Wilson akan menjadi bayang-bayangnya. Dia tidak hilang, tapi sedang bersembunyi." Ucap Catherine dengan serius.

"Abang selalu mendukung apapun keputusan kamu." Ujar Leo.

Catherine tersenyum manis. "Terimakasih Abang."

Leo mengalihkan tatapannya pada langit malam. "Bagaimana kuliah kamu Princess?"

"Semua baik-baik saja, Catherine bisa menyesuaikan diri. Dan punya teman."

Leo menoleh. "Benarkah? Siapa mereka? Bukan hanya Rania kan?"

"Rania sahabat terbaikku Abang. Di kampus aku berteman sama Denada dan Jordan, mereka teman sekelas ku." Jelas Catherine.

Leo mengangguk paham. "Itu bagus, kamu ada kemajuan sekarang."

Catherine tersenyum mendengar ucapan Leo, selama ini ia memang tidak terlalu minat memiliki banyak teman. "Kadang aku masih gak percaya bisa berteman sama mereka."

"Lalu bagaimana dengan club musik? Semua baik-baik saja?" Tanya Leo.

"Di club musik juga aku akrab dengan beberapa orang. Mereka cukup baik." Ucap Catherine.

Leo menatap Catherine dengan intens. "Sudah tau identitas mereka?"

Catherine menoleh dengan cepat, ia mengangguk. "Aku udah selidiki semua, sejauh ini aman. Mereka memang orang baik."

Leo menghembuskan nafasnya lega, ia merasa khawatir dengan Catherine. Leo takut adiknya dikelilingi orang-orang yang memiliki niat buruk. "Abang hanya khawatir, apalagi kamu sempat dibully."

"Karena tindakan mereka impulsif Abang. Mereka belum tau identitasku saat itu, mereka langsung gelap mata." Ucap Catherine.

"Sekarang kamu harus lebih berhati-hati lagi Princess. Apalagi identitas kamu sudah tersebar sekarang di sana." Ucap Leo.

Catherine setuju, apa yang dikatakan Leo memang benar. Setelah identitas aslinya terungkap, berarti akan ada banyak ancaman yang datang dari luar sana.

Leo terdiam sebentar, ia meminum kembali wine miliknya. "Setelah semua terungkap, apa ada yang mengganggumu Princess?"

"Sekarang tidak ada Abang, tapi tidak tau nanti." Gumam Catherine.

"Maksud kamu?" Heran Leo.

Catherine menatap langit malam, ia memejamkan matanya. "Aku sedang menunggu pergerakannya, untuk saat ini masih aman."

Leo menatap Catherine khawatir. "Princess..."

Catherine menoleh dengan tersenyum lembut pada Leo. "Abang gak usah khawatir, dia tidak terlalu berbahaya. Aku bisa mengatasi semuanya Abang."

"Kamu sudah menyelidikinya Princess?" Tanya Leo.

"Tentu saja, semua yang terlibat denganku akan selalu masuk ke dalam penyelidikan. Bukankah kita harus waspada sejak awal Abang? Catherine tidak mau bertindak gegabah Abang." Jelasnya.

"Siapa dia Princess?"

Catherine menatap ke depan. "Hanya seseorang yang merasa kehidupan itu tidak adil. Seseorang yang terlalu terpuruk dengan keadaan yang menyedihkan. Seseorang yang memiliki dendam besar dihatinya."

Leo mengernyit. "Lalu? Apa hubungannya dengan kamu?"

"Kecemburuan sosial? dan mungkin saja orang yang disukainya mulai menunjukkan ketertarikan padaku. Selain itu, bisa juga balas dendam?" Ucap Catherine dengan tenang.

Leo menghela nafasnya kasar. "Kenapa selalu itu alasannya. Apa mereka tidak punya motif lain?"

"Abang tau bukan, Adik Abang ini terlalu cantik." Ucap Catherine dengan wajah genitnya.

Leo mendesah. "Benar, Adik Abang terlalu cantik. Kamu terlalu sempurna sehingga mereka melakukan segala macam cara untuk menjatuhkan mu."

Leo menyandarkan punggungnya, ia memejamkan mata. "Tidak ada yang mencurigakan lagi Princess?"

Catherine terdiam sebentar karena teringat akan sesuatu. "Abang, aku butuh bantuan." Ucapnya.

Leo membuka matanya. "Apa itu Princess?"

"Tolong selidiki seseorang. Aku sudah menyelidikinya, tapi aku rasa ada sesuatu yang masih ditutupi."

Leo menaikkan sebelah alisnya. "Siapa?"

Catherine menatap Leo dengan raut wajah serius. "Reyhan Evan Aditama."

"Apa dia yang selama ini kamu cari Princess?" Tanya Leo memastikan.

Catherine menerawang jauh ke suatu kejadian. Ia menghela nafasnya pelan lalu menoleh pada Leo. "Aku belum tau pastinya."

"Jika itu memang dia, apa yang akan kamu lakukan?"

...----------------...

Seorang gadis berambut coklat sebahu menatap layar laptop dengan seringai diwajahnya, jari-jarinya mengetuk meja seakan menikmati apa yang ia lihat dibalik layar tersebut.

"Jadi pernah ada kasus seperti ini dulu? Kenapa gue baru tahu sekarang."

"Bukankah ini sebuah kebetulan? Pantas saja tidak ada kabar sama sekali dari keluarganya."

Gadis tersebut menutup laptopnya, ia menyandarkan punggungnya di kursi. Mata gadis itu menyorot tajam ke depan.

"Gue paling gak suka posisi gue direbut, harusnya dia gak datang ke sini. Kedatangannya buat posisi gue terancam."

"Catherine Zevanya, gue pengen lihat sekuat apa diri Lo sekarang. Apa yang akan Lo lakukan saat tau kalo gue udah pegang semua rahasia Lo?"

"Gimana kalo gue bongkar semuanya? Ah ini pasti menyenangkan."

"Tapi sebelum itu, gue masih pengen main-main sama Lo Catherine. Kunci masa lalu Lo ada di gue sekarang, jadi siap-siap aja sama kejutan yang gue kasih nanti."

...****************...

1
Anita Rahayu
Luar biasa
Mabel
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
🌹Yuukidarkness🥀✨
Gak nyangka!
swaggy
Bagus banget! Aku jadi kangen sama tokoh-tokohnya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!