Pertemuan di suatu peristiwa yang cukup menegangkan. membuat sang pria yang ditolong jatuh hati pada penolongnya.
Aland Rey Dewantara menklaim bahwa Sera Swan adalab miliknya.
Hai.. readers..
Karya pertama ku dan pengalaman pertamaku..
Semoga suka ya. mau tes duku nih ombaknya.. hehe
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunavery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 4: Lamaran
“Apakah aku terlambat?” Ucap pria yang tak lain adalah Aland. Sosok yang beberapa hari ini berada disekitar Sera dan terus membuat jantungnya berpacu dengan cepat.
“Tentu tidak. Dimana orang tuamu?” Tanya Hatta yang melirik ke belakang Aland.
“Mereka akan segera datang. Aku baru saja dari kantor menyelesaikan urusanku Kek.” Jawabnya sambil melirik ke arah Sera yang malam ini terlihat cantik namun menatap nyalang padanya.
“Seraa...” panggil Nadin saat melihat anak gadisnya berjalan menjauh. Sudah ia duga reaksinya akan begini. Akan sangat sulit menjelaskan pada Sera.
“Biar saya saja tante..” Aland mengejar Sera dengan cepat. Aland tak ingin semuanya berakhir dengan buruk.
****
“Sera tungguu...” Aland menggapai tangan Sera saat terlihat Sera akan segera meninggalkan penthouse keluarga Atmajaya.
Sera berhenti dan menoleh kerah Aland dengan tatapan marah.
“Oke! Jelaskan apa maksud dari semua ini?” Sera menghempaskan tangannya yang di tarik oleh Aland.
“Kita kesana. Dan aku akan jelaskan semuanya.”
Meskipun kesal namun Sera tetap berjalan menuju sebuah gazebo di samping penthouse tersebut diikuti oleh Aland dibelakangnya.
“Bukankah kau menginginkan lamaran dengan cara yang benar? Aku mengajak orang tuaku dan berniat melamarmu dengan serius.”
Bughh
“Awww” Aland tertunduk kesakitan saat pukulan keras melayang di perutnya.
Sera sedang dalam mode yang serius dan Aland menjelaskannya seakan dirinya hanya sebuah mainan dan gampang dibujuk dengan hal remeh.
“Jika lo masih sayang dengan yang ada di antara kaki lo sebaiknya jelaskan dengan benar.!!!” Ancam Sera.
“Aku sudah mengatakannya dengan serius.
Semuanya adalah perjodohan dari kakek Hatta dan orang tuaku. Yah terdengar konyol namun aku menyukainya.”
Aland berusaha mencairkan suasana diantara mereka meskipun ucapannya tak semua benar. Aland lah yang menginginkannya. Dan begitu Aland menawarkannya pada Kakek Hatta dan dia pun langsung menyetujuinya.
“perjodohan di zaman sekarang? Bullsh*t”
“Aku akan mengatakan yang sebenarnya jika kamu menerima lamaran ini. Setidaknya acara malam ini berjalan dengan baik.” Matanya terlihat sendu dan berharap kepada Sera. Gadis yang telah lama tertambat dihatinya.
“LO!!!” Sera menggeram marah menahan tangannya yang sudah terkepal untuk memukul ke arah wajah Aland yang terlihat sangat terlihat menjengkelkan di mata Sera.
“Aku berjanji.” Ucapnya lagi dengan lembut sambil memegang bahu Sera.
Belum sempat Sera menjawab, Aland kembali menarik tangan Sera masuk kembali ke aula dan melanjutkan acaranya.
*****
Acara lamaran berjalan dengan baik. Dan para tamu serta beberapa keluarga sudah pulang. Dan Aland mengajak Sera menuju parkiran setelah berpamitan kepada orang tua masing masing dengan alasan mereka ingin mengenal lebih dekat.
Sera masuk ke dalam mobil Aland dan mereka menuju sebuah resto yang terlihat buka 24 jam.
Sera duduk di kursi setelah mereka memesan tempat yang cukup private. Tangannya bersedekap dan menatap mata Aland yang sebenarnya sangat menghipnotis dirinya. Ingin rasanya menerima dengan lapang namun hatinya masih meragu.
“Aku menyukaimu sejak lama.”
“Hah..” Sera hanya berdecak mendengar pengakuan tiba tiba dari mulut Aland.
Sera menatap wajah Aland serius. Melihat mata hitam itu berkata jujur tanpa ada kebohongan di dalamnya.
“Apa kamu tidak mengingat kejadi 18 tahun lalu. Watson Hotel, Suite room 550. Seorang gadis kecil menyelamatkan anak laki laki yang hampir ditembak oleh sekelompok orang bermasker dan bersenjata.”
Sera terdiam dan menarik nafas dalam. Kejadian yang tak pernah luput dari ingatannya. Sera tidak pernah ingin mencari tahu siapa anak yang diselamatkannya. Dan itu memang hanya ingin menolong tidak lebih.
“Aku sangat berterima kasih. Jika saat itu kamu tidak menyelamatkanku. Tidak ada Aland Rey Dewantara disini.”
****
Flashback
Setelah mengetahui asal usul Sera. Aland berniat untuk menjadikan Sera miliknya. Dan dalam diamnya Aland berusaha untuk mandiri dan membuat usahanya sendiri. Menjadi seorang pengusaha Retail dan mencoba mendekati gadis pujannya itu.
Namun beberapa tahun lalu saat Aland mendengar perceraian kedua orang tua Sera, Aland sempat kehilangan kontaknya.
Menjaga gadis itu dari jauh dan mencari cara bagaimana mendekati menjadikan Sera miliknya.
Hingga Aland mendapatkan kabar bahwa Sera menjadi seorang tentara dan mengalami hal buruk.
Aland langsung menghubungi Kakeknya untuk segera mendekati dan menjadi Sera miliknya. Baginya ini lah waktu yang tempat untuknya. Tak ingin lagi bersembunyi dan mencintai dalam diam.
*****
“Aku tau kamu masih bingung dengan semua yang terjadi. Namun jika kamu masih memerlukan waktu akan kuberikan Sera. Kecuali satu hal..”
Sera menoleh ke arah Aland yang menggantung kalimatnya.
“Tidak ada kata pisah atau putus.”
KLiikkk..
Sera segera membuka pintu apartementnya dan meninggalkan Aland begitu saja. Hatinya masih meragu untuk menerimanya.
Tak ingin ambil pusing Sera pun membersihkan dirinya dan beristirahat.
“Pengen pecah rasanya kepala gue..” gumam Sera lalu berlayayar ke alam mimpi.
****
Readers.. Butuh saran dan kritiknya yah..
Semoga sukaaa...
seharusnya,
"Berhenti disana atau kami tembak?"
kamu harus tau arti sinopsis dan prolog. dan itu pengenalan tokoh lebih baik dibedakan bab lainnya, biar enggak campur begini.