NovelToon NovelToon
My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

My Ex Husband, story's Daniel dan Denisa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Isma Wati

Squel Flight Attendant.


Denisa, dokter berusia dua puluh lima tahun itu telah menjadi janda diusianya yang bahkan belum genap dua puluh tahun akibat obsesinya pada laki-laki yang sangat mencintai kakaknya. Susah payah pergi jauh dan berusaha move on, Denisa dipertemukan lagi dengan mantan suaminya yang sangat ia hindari setelah lima tahun berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

"Ricko," Amanda melambaikan tangan saat Ricko melihatnya ,Amanda menarik tangan Daniel untuk menghampiri Ricko, mereka baru saja pulang dari negara yang mendapat julukan The Lion City itu menjenguk papa Amanda yang dirawat disana.

"Dokter Amanda." Ricko bangkit dari duduknya, menyambut Amanda dan Daniel yang dia tahu jika laki-laki itu tunangan Amanda. "Dokter sedang berlibur?"

"Kami dari menjenguk papa, di Singapura."

"Oh, tidak naik pesawat?"

"Kenapa harus naik pesawat jika lewat laut pemandanganya lebih indah." Jawab Amanada

"Bagaimana kabar papa anda Dok?"

"Apa sih Ric dak-dok, dak-dok, kayak ama siapa aja," tepuk Amanda bahu Ricko, "Alhamdulillah papa sudah ada perubahan."

"Pastinya semakin membaik ya Dok, sebentar lagi Dokter Amanda akan melepas status menjadi Nyonya," godanya melempar pandangan pada Daniel yang menatapnya biasa saja, "itu salah satu keinginan beliau." Amanda hanya memeletkan lidah Ricko yang terus memanggilnya 'dok'

Ricko dan Amanda memang berteman sejak kecil, jadi tak ada lagi rasa canggung untuk Ricko. Orang tua Ricko dan Amnada sama-sama seorang dokter juga.

Amanda tersipu malu, dia menunduk menyelipkan helaian rambutnya kebelakang. Yang tanpa keduanya sadari jika ada dua insan yang sedang saling bertatapan, Dara dan Daniel sama-sama saling mengingat jika mereka pernah bertemu.

"Om yang waktu itu kan?" celetuk Dara pada akhirnya.

Ricko menatap Dara dan Daniel "Kalian pernah bertemu?" Dara mengangguk.

"Senang bertemu dengan mu lagi gadis kecil." Daniel hanya mengusak rambut panjang Dara, "kami bertemu secara tidak sengaja."

"Kita bisa pesta es krim lagi Om?"

"Tentu, lain kali."

Amanda tersenyum meledek pada Ricko "Latihan momong ya Ric? Tantangan besar sih kalau pedekate sama yang udah ada buntutnya, harus mendekati buntutnya sebelum dekat sama-"

"Sssttt Dok," Ricko menempelkan jari telunjuk didepan bibirnya "jangan bongkar rahasia saya, anak kecil tidak bisa berbohong." Ujarnya sedikit berbisik.

Amanda tertawa menutup mulut "Sweat banget sih kamu Ricko, menyukai dalam diam memang mendebarkan ya?"

Daniel hanya diam mendengar gurauan dua sahabat itu, namun dia mengingat jika ibu bocah itu memang seorang single parent.

"Kami duluan ya, selamat bersenang-senang Ricko, salam untuk Nisa," Amnada melambaikan tangan pada Dara.

Dara dan Daniel saling pandang dalam diam, dalam hati keduanya tidak ingin berpisah, ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan, tapi seperti tertahan didalam hati, dan entah mengapa Daniel ingin mengajak Dara bermain lebih lama sambil makan es krim yang banyak.

Denisa yang melihat Amanda menjauh mencoba memanggil, namun suaranya kalah oleh suara banyaknya pengunjung dan para pelancong yang baru turun dari kapal dan masuk dalam cafe.

"Maaf ya Dok lama," Denisa menarik kursi kembali duduk disebelah Dara. "Tadi saya dokter Amanda?"

"Tidak apa," Ricko menatap lembut Denisa "iya, dia habis menjenguk papanya bersama tunangannya, Amanda titip salam,"

"Waalaikumsalam," Denisa langsung menjawab

"Apa hari ini sepi Dok, tumben Dokter Ricko sudah pulang?"

"Iya, sekarang kan banyak dokter muda yang ikut bergabung, jadi sedikit terbantu, aku senang banyak yang mulai peduli dengan masyarakat yang kurang mampu, apalagi anak-anak muda yang memiliki kesadaran," Denisa mengangguk membenarkan.

"Bagus kamu mengambil libur seperti ini Nisa, Dara sangat butuh berlibur, lain kali kita pergi bersama mengunjungi banyak pantai disini?"

"Iya Dok, aku baru menyadari, selama aku menjadi dokter dan mulai sibuk, belum pernah mengajak Dara keliling kota Batam, padahal banyak tempat wisata yang bisa memanjakan mata," Denisa mengusap kepala anaknya "kami lebih banyak bertengkar, terlebih Dara yang sering menuntut ingin aku mengajaknya keluar."

Ricko membiarkan Denisa tetap memanggilnya dokter, sebab dia ingin semua mengalir apa adanya, mendekati Denisa bukanlah perkara muda.

"Kenapa kamu tidak mencari pengganti papi Dara Nis?"

"Jodohnya belum datang Dok, aku juga harus berhati-hati karena sudah pernah mengalami kegagalan."

"Aku juga belum menemukan jodoh ku Nis, masih otewe kali ya?" kodenya pada Denisa. Namun sayang Denisa tidak peka akan hal itu, kemudian Ricko tertawa sendiri merasa candaanya yang garing.

Denisa meringis melihat Ricko tertawa sendiri "Why?" Ricko menggeleng masih dengan tawaanya.

Sedang Dara juga ikut menggeleng, orang dewasa sulit di pahami untuk anak seusianya.

* * *

"Dara itu anak dokter Nisa yang suka aku ceriain, lucu ya Mas anaknya?"

Amanda tak tahu harus memulai percakapan apa pada Daniel, Dara dijadikan bahan utama sebagai pembuka percakapan mereka, karena sejak awal mereka bertemu dan sekarang bertunangan, Daniel jarang sekali mengajaknya berbicara atau memulai obrolan, Amanda memaklumi itu.

Ada rasa penasaran sebenarnya dalam hati Daniel, tapi ia menahan itu, mengapa juga Amanda harus membahas Dara.

"Kalian pernah bertemu sebelumnya Mas? Dimana?" Amanda memiringkan kepalanya melihat pada wajah tampan Daniel.

"Di mini market, tidak sengaja bertemu."

"Kamu kelihatan suka sama Dara? Kamu emang dekat dengan anak kecil ya Mas? Kelihatan juga Dara kayaknya suka sama kamu."

"Biasa saja," sahut Daniel dingin.

Amanda menipiskan bibir, kaku sekali pembahasan mereka, Daniel tak pernah mau membuat obrolan mereka menjadi hidup.

Amanda mendesah, dia memilih diam dan memandang luar jendela. Dia tak tahu, pertunangan ini bisa berjalan dengan baik atau tidak, Daniel seolah membuatnya berjalan sendiri tanpa dia yang bergerak sedikitpun.

Apa cintaku bertepuk sebelah tangan?

Amanda rasanya ingin menangis saja.

Tanpa diduga Amanda, Daniel membelokkan mobilnya kesebuah restoran.

"Kita makan dulu, sejak tadi siang kamu belum makan 'kan?" kata Daniel melepaskan seatbeltnya sendiri, kemudian turun.

Amanda terpaku, ia pikir Daniel akan membukakan pintu untuknya, nyatanya laki-laki yang menjadi tunangannya itu melenggang masuk kerestoran sendiri. Daniel tak memperlakukannya dengan manis seperti pasangan pada umumnya, walau demikian dia tetap bersabar, jika memang meluluhkan Daniel butuh kesabaran yang ekstra.

Cinta memang harus diperjuangkan bukan?

* * *

Hari ini Denisa mendapat sift siang dirumah sakit, namun karena ada rapat dadakan untuk para dokter dia terpaksa harus datang lebih awal.

"Ada rapat apa, Dok?" tanya Denisa pada Jenny yang merupakan dokter seniornya, dokter Jenny berusia sekitar 38 tahunan. Mereka berjalan bersisian menuju lift untuk ke ruang rapat yang ada dilantai dua, Denisa memasukkan tangannya dikantong snelly miliknya.

"Rapat dokter yang akan di tugaskan di kapal, sebenarnya masih sekitar satu bulan lagi, tapi sepertinya dokter Amanda ingin tahu siapa saja yang siap untuk ditugaskan di sana."

"Ini hanya kita berdua Dok? Yang lain pada kemana?" Denisa menyandarkan tubuhnya di dinding lift, tanganya masih betah ia masukkan di kantong snelly.

"Kita sudah terlambat tahu Nis." Jenny mengangkat arlojinya.

"Makin sukses saja ya dokter Amanda, masih mudah, berdikasi tinggi demi kesehatan banyak orang."

"Dia memang berhati baik, kita doakan saja yang terbaik buat dokter Amanda. Jodoh dan laki-laki yang baik. Rapat ini juga akan dihadiri tunanganya, karena dia merupakan pemilik kapal itu."

"Pasangan yang serasi."

"Sempurna," dokter Jenny ikut memuji, keduanya tertawa.

Kotak besi yang menghantarkan keduanya berdenting, Denisa dan Jenny keluar dan dengan langkah terburu-buru menuju ruang rapat.

Jenny mengetuk pintu sopan sebelum masuk, dan benar memang mereka berdua terlambat. Kedatangan mereka sudah pasti menjadi pusat perhatian, resiko orang yang datang terlambat memang seperti itu, termasuk Denisa yang kini menjadi perhatian laki-laki tampan yang duduk di meja pimpinan rapat.

Denisa mendapat duduk paling belakang dan bersebelahan dengan dokter Ricko. Ricko memberikan kertas materi rapat mereka serta gambar tata letak kapal.

Keakraban keduanya terus menjadi sorotan tajam mata elang laki-laki itu.

1
Alfi
untung berpisah ya thor
Alfi
kasian istrimu Daniel ,
Cut SNY@"GranyCUT"
setelah vaca kisah Abian-Delia, lanjut baca ini..
Alfi
outor nya orang lampung ya tor
Lilik Juhariah
ngapain ke apartemennya , ngapain uangnya dibalikin cuma 5;juta ma pulsa, dokter kok lemah lelet
Lilik Juhariah
gila Daniel ini aku yg baca aja ngos-ngosan kuatir Nisa pingsan, jahat banget
Lilik Juhariah
danisa cantik banget
Nizar
ini laki emang plin-plan kali ya.
Debby Feybe Mekutika
Luar biasa
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Rosanti
Luar biasa
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
teussabar
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussemangat
Fifid Dwi Ariyani
trussehat
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
Fifid Dwi Ariyani
trusceria
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!