NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11

"Pak Alam?" Gumam Farel. Ternyata Alam yang mereka maksud adalah Alam yang Farel kenal. Top manajer di perusahaan Papanya.

"Selamat malam Tuan Farel!!" Ucap Alam kepada Tuan Muda itu.

"Selamat malam Pak Alam, anda di sini juga?" Alam pura-pura tidak mengetahui apa yang terjadi.

"Tentu saja Pak, mereka keluarga saya" Jawab Farel sopan tapi terkesan dingin.

"Oh begitu,ya sudah silahkan" Padahal bukan jawaban itu yang Farel inginkan. Farel sangat ingin mendengar dengan telinganya sendiri Alam menyebut Kania sebagai istrinya.

***

Semua proses pemakaman sudah dilakukan, kini mereka semua hanya menatap gundukan tanah yang masih basah di depan mereka.

Dari semua orang yang ada di sana, Kanialah yang terlihat paling terpukul dengan kepergian Ayahnya. Di dalam hatinya, ia terus menyalahkan dirinya sendiri. Selama tiga tahun ia pergi menjauhi semua keluarganya, dan hanya penyesalan yang ia dapat.

Kania menyesal telah membuang waktu berharga dengan Ayahnya. Tapi di saat ia kembali, kini giliran Ayahnya yang pergi meninggalkannya. Bahkan kini Ayahnya memberikan pembalasan yang lebih menyakitkan, yaitu pergi tanpa bisa kembali.

"Ayah, Kania minta maaf. Andai saja dulu Kania tidak pergi, pasti Ayah tidak akan sakit-sakitan. Andai Kania berkata jujur pasti Ayah tidak akan putus asa mencari Kania ke sana kemari. Kania sungguh minta maaf Yah. Kania memang anak durhaka!!"

"Kania telah menerima pembalasan dari Ayah ini dengan ikhlas. Ayah bahagia di sana, Kania akan selalu berdoa kepada Allah agar menempatkan Ayah di antara Oran-orang yang beriman. Kania pergi dulu, Kania akan selalu berdoa untuk Ayah " Kania mengusap nisan bertuliskan nama Ayahnya. Mencoba berdiri di bantu Dania selalu berada di sisinya.

"Kania!!"

"Kania!!" Tubuh Kania merosot, ia sudah tidak bisa lagi menahan dirinya untuk berusaha kuat. Mungkin hatinya berkata begitu, tapi tubuhnya menolak.

Alam dengan sigap menggendong tubuh ringan milik Kania ke dalam mobilnya, di ikuti Dania, Bunda dan mamanya.

Farel hanya mampu melihat semua itu dari kejauhan. Semua yang ia lihat semakin menyadarkannya jika hidup bahagia berdua dengan Kania hanyalah mimpi belaka.

***

"Kania belum bangun juga Lam?" Yesi masuk ke dalam kamar Kania. Menemui Alam yang sedari tadi menunggu istrinya membuka mata.

"Belum Mah, dia pasti lelah karena dari semalam tidak tidur di tambah lagi dia sangat terpukul dengan kepergian Ayahnya" Alam sedih melihat wajah pucat Kania.

"Ya sudah, jaga dia dengan baik Lam. Jangan biarkan dia pergi darimu lagi!! Kamu tidak ingin menyesal dua kali kan?" Ucap Yesi mengingat kilasan-kilasan tiga tahun yang lalu.

"Iya Ma, Alam tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ke dua ini!!" Balas Alam dengan sangat yakin.

Sementara Dania yang mendengar percakapan Ibu dan Anak itu dari balik pintu hanya bisa meratapi nasibnya. Penyesalan memang selalu datang di akhir. Tidak akan ada penyesalan dalam diri Dania jika dari awal dia tidak mencoba sesuatu yang akan menyakiti dirinya sendiri.

Kini Dania hanya bisa berlapang dada menerima kenyataan jika cintanya telah hilang. Cintanya kini bukan lagi miliknya. Pria yang dari dulu ia cintai kini sudah sangat jauh meninggalkannya. Meski raganya masih ada di depan mata Dania, tapi hati dan jiwanya sudah milik adiknya sendiri.

-

-

-

"Ayyaaahhh" Gumam Kania di alam bawah sadarnya.

"Kania?" Alam menyentuh tangan Kania yang terasa dingin.

"Ayaahhh hiks.. hiks.." Isakan kecil mulai terdengar dari bibir Kania.

"Kania bangun!! Buka matanya sayang!!" Ucap Yesi.

"Mama tolong jaga Kania, Alam akan panggil Bunda dulu"

"Biar Mama yang panggilkan, kamu jaga Kania saja!!" Alam yang sudah berdiri menjadi duduk kembali. Yesi tergopoh-gopoh pergi dari kamar Kania.

"AYAH!!" Teriak Kania bersamaan matanya yang mulai terbuka. Kania mengusap wajahnya yang berkeringat. Rasa bersalahnya kepada sang Ayah terbawa ke sampai ke mimpinya.

"Kania, kamu sudah bangun? Minum dulu!!" Alam meraih gelas yang berisi air putih di atas nakas, lalu memberikannya kepada Kania.

Kania hanya menyesapnya beberapa teguk saja, lalu meletakkan kembali di atas nakas tanpa memberikan kepada Alam.

Kania hanya diam, karena orang pertama yang Kania lihat saat ia sadarkan diri adalah Alam. Bukan Bunda apalagi Ayahnya.

Kania dan Alam saling diam, Kania tidak mau berbicara pada pria di depannya. Sedangkan Alam tidak tau apa yang harus dibicarakan. Alam masih canggung memulai terlebih dahulu. Sedangkan dulu, Kania yang lebih banyak bertanya padanya. Dan dulu Alam selalu menjawab seadanya, bahkan lebih sering mengacuhkan Kania.

"Kania!!" Kedatangan Bunda memecah kecanggungan beberapa saat lalu.

"Bunda" Lirih Kania berkaca-kaca.

Alam menyingkir dari hadapan Kania, memberikan Bunda ruang untuk Kania.

"Sudah Nak jangan menangis. Kamu harus kuat demi Bunda. Bunda sedih jika kamu terus begini" Bunda mengusap air mata Kania yang mulai jatuh.

"Insyaallah Bunda" Jawab Kania setelah berusaha menghentikan isakkannya.

"Sekarang kamu makan dulu ya, dari kemarin kamu belum makan sama sekali. Badan kamu jadi lemas begini. Biar Bunda ambilkan ya? Mau bunda suapi? Atau biar suami kamu yang ambilkan"

Bunda sudah mengulas senyumnya untuk Kania. Padahal Kania yakin jika Bunda juga terpukul dengan kepergian Ayah. Melihat senyum itu, akhirnya Kania bertekad untuk tabah dan kuat demi Bunda. Orang tua satu-satunya yang Ia miliki saat ini.

"Tidak usah Bunda, kania ingin mandi dulu. Setelah itu Kania akan makan di bawah" Kini wajah Kania yang pucat mulai berganti sebuah senyuman meskipun sangat tipis.

"Ya sudah kalau begitu, tapi kamu sudah kuat kan untuk berdiri?" Ucap Bunda khawatir.

"Tentu saja Bunda"

"Baiklah, kami tunggu kamu di bawah" Bunda mengusap pipi putrinya. Lalu satu persatu berangsur keluar dari kamar kecuali Alam.

Kania hanya diam tanpa menegur atau menyapa Alam yang sedari tadi menatapnya. Kania bangun dari ranjangnya kemudian berlalu ke kamar mandi setelah sebelumnya mengambil baju gantinya.

Kania berusaha tetap tenang ketika melihat Alam masih di dalam kamarnya setalah ia kembali dari kamar mandi.

"Kania!!" Panggilan Alam menghentikan Kania yang sedang menyisir rambutnya.

"Kalau Pak Alam ingin minta maaf, sudah aku maafkan sejak tiga tahun yang lalu. Jadi tidak usah minta maaf lagi!!" Alam terdiam mendengar jawaban dari Kania. Ternyata Kania yang dulu selalu bersikap manja dan lembut padanya sudah tidak ada lagi.

"Maaf" Lirih Alam pelan.

"Sudah ku bilang tak usah ucapkan kata itu, aku sudah lelah mendengarnya dari kalian!!" Kania menatap Alam dari pantulan cermin di depannya.

Kania sudah tidak tahan lagi satu ruangan dengan Alam. Kania meletakkan sisirnya dan memilih beranjak dari sana. Tanpa menghiraukan pria berstatus suaminya itu, Kania berjalan melewatinya.

"Dek, Kakak harus bicara sama kamu. Kalau kamu nggak mau bahas masa lalu. Ini tentang masa depan kita!!" Alam lebih dulu menahan tangan Kania sebelum gadis itu keluar.

"Baiklah, kita bicara setelah makan. Mereka sudah menunggu!!"

-

-

-

-

-

-

Happy reading, semoga kalian suka dan jangan lupa tinggalkan jejak mu😘

1
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍
Sri Yuni
dr awal baca sdh meng-syedihh thor 😭
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!