NovelToon NovelToon
Dear, Anak Presdir

Dear, Anak Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Ada cowok yang pikirannya masih di zaman batu, yang menganggap seks cuma sekedar kompetisi. Semakin banyak cewek yang ditiduri, maka semakin jantan dia.

Terus ada juga yang menganggap ini cuma sebagai salah satu ajang seleksi. Kalau goyangannya enak, maka mereka bakal jadian.

Ada lagi yang melihat ini cuma buat kesenangan, tanpa perlu ada keterikatan. Ya, melakukannya cuma karena suka. Sudah, begitu saja.

Dan ada juga cowok yang menganggap seks itu sesuatu yang sakral. Sesuatu yang cuma bisa mereka lakukan sama orang yang benar-benar mereka sayangi.

Nah, kalau gue sendiri?

Jujur, gue juga nggak mengerti. Gue bahkan nggak tahu apa arti seks buat gue.

Terus, sekarang gue ada di sini sama Carolline?

Gue baru kenal dia, jadi gue nggak ada niatan buat tidur sama dia. Tapi kalau soal bikin dia puas?

Itu cerita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cafe Tera's

Gue gak bisa berhenti mikirin dia. Dan itu bikin gue kayak orang bego, soalnya baru ketemu dia sekali.

Iya, gue emang tipe romantis, tapi sama sekali gak percaya sama cinta pada pandangan pertama. Menurut gue, buat jatuh cinta sama seseorang itu butuh lebih dari sekadar tatapan mata doang. Satu kali lihat aja gak cukup.

Lagian, pertama kali gue ketemu Selma juga ada di momen yang buruk, hujan deras, ada cowok babak belur hampir mati. Kayaknya gue gak masuk daftar first impression yang berkesan buat dia.

Setelah pelukan yang rasanya kayak nge-restart hidup gue, Selma pamit pergi, dan gue cuma bisa nahan diri buat gak langsung minta ketemuan lagi.

Soalnya, gue gak mau kelihatan kayak cowok yang terlalu ngebet, takut malah bikin dia ilfeel.

Sekarang sudah beberapa hari berlalu, dan gue gak tahu bagaimana caranya buat kontak dia lagi. Gue juga bingung mesti mencari alasan apa, karena gue gak mau tiba-tiba mengajak dia kencan tanpa tahu pasti, dia tertarik atau enggak.

Mungkin dia cuma pengen dengar ucapan terima kasih dari gue, terus sudah.

Gue mengeluh pelan, terus menyeruput kopi. Jempol gue muter-muter di pinggiran cangkir. Sekarang gue lagi duduk di Cafe Teras, di meja yang sama kayak waktu itu. sudah beberapa hari ini gue sering mampir ke sini sebelum kelas dimulai.

Gue merasa kayak ada yang merhatiin, dan pas gue lihat ke arah Kasir, dan gue gak tahu itu karena dia gampang malu atau emang efek dari kerjaan yang bikin dia selalu gerak terus.

Sementara itu, di balik counter, gue lihat cowok berambut hitam. Dia tinggi banget, mukanya serius, dan hampir gak pernah dengar dia ngomong. Tugasnya cuma bikin kopi, sementara si rambut biru yang melayani pesanan.

Meskipun dia jarang interaksi sama orang, gue beberapa kali ngeh dia sering memperhatikan gue. Gue gak tahu ini cuma perasaan gue doang atau bagaimana, tapi ekspresinya kayak… kesel?

Mungkin dia bosan lihat gue nongkrong di sini tiap hari. Gue juga gak bakal menyalahkan dia sih kalau emang iya.

Cowok itu jelas anak suka olahraga, soalnya badannya jadi banget. Lengan bajunya ketat di sekitar bisepnya, dan di tangan kanan, gue bisa lihat ada tato yang baru kelihatan sebagian.

Gue balik fokus ke kopi gue, menyeruput pelan sambil menikmati rasanya.

"Gue penasaran, apa spesialnya meja ini?" suara si rambut biru menyusul, lirih tapi cukup jelas.

Karena gue sering nongkrong di sini tiap pagi, kita kadang ngobrol singkat. Dia berdiri di samping gue, masih megang lap buat bersihin meja kosong. Begitu gue angkat kepala, mata gelapnya ketemu sama gue, dan gue senyum dikit.

"Gak tahu juga…" Gue nunjuk kursi kosong di depan gue. "Mungkin karena pemandangannya bagus?"

Dia angkat alis, "Kursi kosong, lo bilang bagus?"

Gue ketawa, dan anehnya, gue gak terlalu gugup walaupun biasanya gue gak jago ngobrol sama orang. Dia juga ketawa dikit sebelum nunjuk kursi di depan gue.

"Gue duduk sini gak apa-apa?"

"Santai aja."

Begitu dia duduk, gue jadi bisa melihat rambut birunya lebih jelas, berantakan, tapi keren, kayak karakter anime. Pipi dia selalu agak merah, entah karena malu atau emang sibuk terus di sini.

Uap kopi dari mesin di belakang counter bikin udara di sekitarnya agak berkabut, mungkin itu yang bikin pipinya selalu merah.

"Coba gue tebak," dia mulai ngomong sambil melewatikan lidahnya di bibir sebelum lanjut, "Lo diputusin sama Selma di meja ini, dan lo belum bisa move on."

"Lo kenal dia?" Gue langsung tanya.

Dia mengangguk. "Siapa sih yang gak kenal Selma di kampus? Dia pinter banget, baik sama semua orang. Harusnya dia dipanggil Matahari, menurut gue."

Gue langsung keingat senyum cerah dan mata berbinarnya Selma. Ya, masuk akal juga sih.

"Gue baru aja kenal dia. Gue bahkan bakal seneng kalau punya kesempatan buat diputusin sama dia."

"Oh, jadi dia crush lo?" Dia geleng-geleng sambil ketawa kecil. "Tambah satu nama lagi, deh."

"Hah? Lo juga suka sama dia?" tanya gue, kaget.

Dia langsung ketawa keras. "Nggak lah! Selma emang cakep, tapi gue lebih suka cowok."

"Oh."

Dia langsung naikin sebelah alis. "‘Oh’ doang? Lo risih?"

"Sama sekali nggak."

Dia bersandar di kursinya, menyilangkan tangan di dada, kelihatan macho. "Santai aja, lo juga bukan tipe gue kok."

Gue refleks jadi agak grogi, takut dia salah paham. "Gue bukan maksudnya nganggep—"

"Asta." Gue kaget pas dia menyebut nama gue. "Gue cuma bercanda."

"Lo tahu nama gue dari mana?"

Dia ketawa sambil bersandar ke depan. "Lo tahu berapa kali gue nulis nama lo di pesenan kopi selama beberapa hari ini?"

Ya, benar juga.

Gue emang bego kadang-kadang.

Dia berdiri, mengulet dikit, terus masukin tangannya ke saku celemeknya. Abis itu, dia kasih gue selembar kertas kecil.

"Ada pesta buat acara kampus malam ini, ini alamatnya."

"Hah?"

Dia senyum dikit. "Selma bakal ada di sana," katanya.

Seolah itu sudah cukup buat menjelaskan semuanya. "Gue capek lihat lo mondar-mandir di sini kayak orang putus asa. Lakuin sesuatu dong, bro."

Gue ambil kertas itu.

"Nama gue—"

"Phyton," potong gue sambil senyum balik, terus jabat tangannya. "Lo tahu? Berapa kali gue lihat lo nulis pesenan gue pakai name tag yang nempel di celemek lo?" Gue nunjuk ke sisi kiri celemeknya.

Dia ketawa lagi sambil melepas tangan gue. "Oke, gue pantas dapet itu."

"Phytoooooon!" Suara si cowok berambut hitam tiba-tiba menyela. Gue noleh, dan ya, dia jelas kelihatan kesel.

"Maaf, dia emang bawaan lahir kayak gitu," bisik Phyton sebelum dia balik badan. "Sampai ketemu, Asta."

Gue cuma bisa merespon dengan senyum tipis. Gue lihat dia balik ke belakang counter, sibuk merapikan sesuatu, sementara si cowok satunya masih aja memperhatikan gue. Jujur, agak bikin gue gugup. Jadi gue langsung lihat ke kertas di tangan gue.

Gue masukkan alamatnya ke Google Maps, terus lipat kertasnya buat gue selipkan ke kantong. Habis itu, gue bangkit dan keluar dari sana.

1
Ummi Yatusholiha
udah deh phyton kamu harus berusaha tegas ke melvin dan tinggalin melvin. ibu kamu gak akan bangga dgn keadaan kamu sekarang,yg ada pasti beliau sangat kecewa sama kamu.
cobalah utk hidup normal phyton
Ummi Yatusholiha
tuh ketahuan kan sama si melvin.. deg degan deh
Ummi Yatusholiha
egois banget si malvin
Ummi Yatusholiha
vey juga kok gitu sih,deket sama vino dan ngaku kecewa karna vino blm bisa move on dari bessie, tapi malah godain asta juga.. gatel gak tuh
Ummi Yatusholiha
kirain asta gak bakal tergoda sama vey,secara asta kan udah kesemsem banget sama selma.
arif didu
oo baru ngeh, jd si uar piton ini gay?
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚊𝚕𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚒 𝚍𝚒𝚗𝚘.. 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚊𝚛𝚎𝚗𝚐 𝚊𝚜𝚝𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚒 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚎 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.
𝚜𝚊𝚕𝚞𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊,𝚠𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚍𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊,𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚗𝚐𝚎𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚖𝚎𝚐𝚘𝚝,𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚜𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚝𝚘𝚡𝚒𝚍 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚜𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗, 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚠𝚊𝚑 𝚊𝚗𝚌𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚍𝚎𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚔𝚊𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚔𝚊𝚗 🤭
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚒𝚛𝚒𝚊,𝚐𝚎𝚐𝚊𝚛𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚐𝚘 𝚝𝚘 𝚙𝚊𝚛𝚝𝚢.
𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊,𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚙𝚘𝚛𝚝 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.. 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 𝚋𝚛𝚘𝚘𝚘
Ummi Yatusholiha
𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚙𝚢𝚞𝚗 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚖𝚎𝚕𝚘𝚠 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔.
𝚜𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚌𝚘𝚌𝚘𝚔 𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
anan zielle,kangen kalian deh 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
selma terima gak tuh ajakan asta 😊
Rainn
Kak sorry ini cerita asta? Anan belum ya kak? Aku lupa smpet kaget kirain asta itu aman, lah kok sma carolin bukan sma ze 🥹 trnyata asta ya si bungsu 🤭
Rainn: Yg anan zee season 2 kapan updte kak?
Nah ini nih ciri khas nya teka teki yg amazing 🤤
DityaR: Anan udah tenang sama Zee, kak.
Asta bukan juga sama carroline, tapi sama .....
total 2 replies
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚝𝚞𝚑 𝚙𝚜𝚒𝚔𝚘𝚕𝚘𝚐 𝚍𝚎𝚑..
𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚗𝚎𝚖𝚞𝚒𝚗 𝚓𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊𝚒𝚗 𝚟𝚎𝚢..𝚐𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚔𝚕𝚘 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚟𝚎𝚢
Ummi Yatusholiha
𝚑𝚊𝚍𝚎𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚌𝚊𝚠 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚕𝚘 𝚐𝚒𝚝𝚞
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!