Pelatihan SIG atau Sistem Informasi Geografi yang di lakukan Amira bersama teman-teman sebagai kegiatan dalam semester 3, siapa sangka akan mempertemukan Amira dengan seorang pria yang akan menjadi tambatan hatinya. Sang asisten Dosen pelatih yang awalnya Amira kira sangat menyebalkan namun dengan cara ajaib bisa meluluhkan hatinya, membuatnya jatuh cinta dan menerima kehadiran pria itu sebagai pemiliki hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Firda 236, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Four
Aku memutuskan untuk mengulang apa yang Mas Fahmi ajarkan pada kami saat istirahat malam hari, tak perduli mata ku perih karena terlalu lama di depan komputer atau perut ku yang mulai koroncong-an, aku mengabaikan semua itu dan duduk di sini bersama Ilham, pria itu mengatakan akan mengajariku bagian yang aku lewati dan menemani ku, aku manggut saja, karena Ilham juga cukup pandai dalam hal ini dan kami terbilang dekat dari pada yang lain, dekat disini bukan dekat yang bagaimana ya, hanya dekat karena sering mengobrol. Mungkin lebih tepatnya akrab.
Mas Fahmi juga sama, dia masih berada di dalam Ruang Lab ini entah melakukan apa dengan leptopnya aku sedikit ragu untuk meminta di ajarkan langsung padanya, ragu dan sungkan takut mengganggunya yang nampak tengah fokus, walau siang tadi dia sudah mengajukan diri tapi tetap saja aku sungkan untuk itu.
“Ham, ini gimana sih, kenapa gak bisa ke simpen gini? Aku udah ngulang 4 kali loh?” aku memandang komputer didepan ku kesal, berulang kali mencabik melampiaskan kekesalan ku.
Ilham mendekat setelah sebelumnya pria itu duduk agak jauh dari ku. Pria itu menatap layar komputer didepan ku dengan bibir terkulum, sebelum meminta ku menepi sebentar agar dia bisa duduk. Aku beranjak, membiarkan dia dan menatap setiap gerakan tangan Ilham dan ikon yang dia tekan dengan intens, memastikan apa ada yang aku lewatkan atau tidak. Tidak ada yang salah, aku melakukan semua yang Ilham lakukan, dan pria itu juga melakukannya dan hasilnya sama, editan ku untuk peta wilayah tetap tidak tersimpan dan entah berada dimana.
Aku mendesah kesal, sebelum terduduk di lantai dan tertawa lirih sedikit keras. Menertawakan nasib ku hari ini, bahkan Ilham sudah membuka modul yang di khususkan untuk pelatihan ini berulang kali, tapi tetap saja hal sama kembali terulang. Ilham menyarankan agar aku berpindah sekali lagi ke komputer lain, aku sudah berputus asa untuk itu dan enggan beranjak, namun Ilham terus memaksaku untuk melakukannya.
“Ayo dong Am, sekali lagi pindah komputernya, aku yakin bisa deh kali ini” dia memberi jaminan, aku akhirnya terbujuk, bukan karena percaya pada ucapannya hanya saja aku ingin mencoba sekali lagi, tak perduli hasilnya nanti, ini perjuangan terakhir ku.
“Tuh’kan Ham, sama aja! Ihh komuter di lab ini pada kenapa sih sama aku? Kok pada gak mau?” aku sudah ingin menangis rasanya, tapi tetap saja Ilham terus membujukku agar aku tidak putus asa, dan terus yakin bahwa aku bisa. Aku meragui ucapannya kali ini.
“Tenang Am, kamu pasti bisa. Coba sekali lagi aku yakin sekali lagi pasti bisa” aku menggeleng, menelungkupkan kepalaku pada meja dan meratap sendu, semangat ku mendadak hilang.
“Ya udah aku coba dulu ya, siapa tau bisa” aku tak ambil pusing ucapan Ilham dan hanya diam, membiarkan Ilham mengarahkan kursor, mengklik, dan melakukan semuanya. Aku mengangkat kepala ku, menoleh menatap Ilham yang mengulas senyum pasrah yang sudah ku mengerti apa artiya. Tetap tak bisa.
“Udahlah, aku masa bodo sekarang. Cape gak bisa-bisa dari tadi” Ilham menggeleng, membujuk ku untuk tidak putus asa
“Ya jangan dong Am. Biar aku bantu sekali lagi ya, kali ini biar aku yang buat, kamu tinggal per-hati-in caranya aja oke?” aku hanya mengangguk, menatap sekeliling ruangan seolah mencari sesuatu.