Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
Abah memanggil Isna untuk makan malam,dengan ragu dan takut Isna keluar dari kamarnya dan mengikuti langkah Abah.
Isna duduk agak jauh dari Abah dan Umi,karena kursi kosongnya biasa diduduki oleh Raisa.
"Jadi kapan Ramadhan akan menikahimu?"tanya Abah
"Masih belum yakin Bah."jawab Isna
"Kenapa bisa begitu?padahal kemarin Ramadhan begitu yakin kamu yang menjebaknya."kata Abah
"Itu karena dia sedang marah Bah."jawab Isna
"Abah tidak mau tahu,Ramadhan harus secepatnya menikahimu."kata Abah
Isna hanya menganggukkan kepala dan diam menunduk,perasaannya sangat senang karena akhirnya dia dan Ramadhan bisa bersama.
****
Raisa makan malam sendiri tanpa menunggu suaminya pulang,barusan Satria menghubunginya bahwa dia akan pulang terlambat jadi tidak perlu menunggu.
Karena bosan didalam rumah dia berjalan-jalan diarea rumah dan bersandar didinding balkon,menatap bintang dan langit malam sesekali menatap indahnya lampu yang berkelap-kelip didepan nan jauh disana.
Terlihat dari jauh mobil milik Satria memasuki pintu gerbang,senyum Raisa mengembang seketika melihat suaminya pulang.
Dipandanginya terus mobil sampai benar-benar berhenti secara sempurna.
Begitu turun Satria membenarkan kancing jas yang dipakainya dan melihat arloji dipergelangan tangannya.
"Ternyata sudah malam,apa Raisa sudah tidur?"lirihnya
"Bos,aku langsung kekamar ya."pamit Sean
"Iya,terimakasih untuk hari ini."kata Satria
Satria berjalan sedikit berlari menaiki tangga,rasanya sangat tidak sabar untuk memeluk istrinya.Entah mengapa hari ini waktu berjalan sangat lambat,apa karena dia mulai merasakan rasa rindu yang dalam kepada Raisa.
Didalam kamar Raisa buru-buru menutup pintu balkon dan mengganti baju besarnya dengan lingerie warna pastel yang sudah tersedia didalam lemari,sebelumnya dia juga memoles tipis wajahnya dengan bedak dan lipbalm untuk bibirnya.
Saat Satria membuka pintu kamarnya,Raisa menyambut dengan senyum manis.
"Bos,kamu baru pulang?"tanya Raisa
"Sudah kubilang jangan panggil aku seperti itu."jawab Satria
"Kenapa?aku lebih suka memanggilmu dengan sebutan Bos."kata Raisa sedikit manyun
"Hah,terserahlah."kata Satria mendekati Raisa
Satria melempar jas dan mengendurkan dasinya,melepas satu persatu kancing yang mengunci bajunya.Raisa merasa jantungnya berdebar kencang,tangannya reflek mengelus dada dan terbatuk ringan.
Satria hanya tersenyum melihat istrinya yang masih lugu,jutaan wanita sudah pernah dia hadapi dengan berbagai macam rayuan dan gaya bercinta yang penting bisa memuaskannya.
Namun baru sekali ini dia menghadapi wanita yang sudah ketakutan sebelumnya,mungkin dia butuh pemanasan lebih lama untuk membuatnya nyaman.
"Sayang,kamu kenapa?"tanya Satria
"Aku masih takut Bos."jawab Raisa berbalik memunggungi Satria
"Tenang saja,aku akan bermain dengan lembut."kata Satria dengan menggigit telinga Raisa
Satria memeluk Raisa dari belakang,menyibakkan rambutnya kedepan dan mencium tengkuknya.Raisa berbalik kearah suaminya memandang wajah dan menyentuhnya,memberanikan diri mencium bibir Satria meski masih kaku,Satria membalasnya dengan lembut memainkan lidahnya dalam mulut Raisa,tangannya mulai meremas pinggang.
"Kamu cantik malam ini."kata Satria dengan senyum
"Kamu juga sangat tampan meski belum mandi."kata Raisa
Satria menarik tangan Raisa mengajaknya berbaring diatas ranjang,kembali dia memainkan dengan lembut menyusuri setiap inci tubuh istrinya dengan sentuhan.Saat Raisa mulai mendesah lembut itu artinya dia sudah mulai nyaman,pelan-pelan Satria menindih tubuh istrinya tangannya masih terus bermain diarea sensitifnya.
Dan berakhir dengan puncak kebahagiaan,keduanya merasa seperti terbang sementara meski keduanya berakhir dalam pelukan.
Satria merasa sangat puas meski Raisa masih kaku,namun melakukan dengan istrinya ternyata memiliki sensasi yang berbeda.
"Makasih sayang."kata Satria mencium kening Raisa
Raisa hanya mengangguk karena terlalu lelah,menghadapi laki-laki seperti Satria yang doyan gonta-ganti gaya baginya sangat menguras tenaga.
Raisa menarik selimut karena ruangannya sangat dingin,mau memakai baju dan pergi kekamar mandi rasanya badan tidak mampu untuk berdiri dan akhirnya tidur lelap.
****
Raisa terbangun saat dini hari karena merasa kantung kemihnya penuh,diraihnya lingerie yang terjatuh kelantai dan buru-buru memakainya.Ditinggalkan Satria yang masih tertidur pulas,dia masuk kedalam kamar mandi,selesai buang air kecil dia menatap cermin didepan,dilihatnya dada dan lehernya ternyata suaminya meninggalkan banyak jejak dibadan.
"Permainannya mengerikan."lirihnya
Satria ikut terbangun karena selimutnya tersibak,badannya kedinginan karena pendingin ruangan.Saat duduk dan mengusap wajahnya dia melihat bercak darah diatas sprei warna putih.Senyumnya mengembang melihatnya,wanita yang menjadi istrinya ternyata bisa menjaga mahkotanya.
Raisa keluar dari kamar mandi berniat kembali keatas ranjang,namun dia berbalik badan melihat suaminya sudah duduk melihat kearahnya.
"Sayang,kamu kenapa?mau mengunci diri dikamar mandi lagi?"tanya Satria
"Tentu saja tidak."jawab Raisa buru-buru berlari menenggelamkan diri dalam selimut.
"Masih mau lagi?"tanya Satria
"Gak mau,masih sakit."jawab Raisa
"Awalnya memang sakit,natar lama-lama juga enggak."kata Satria kembali meraba bagian sensitif Raisa
"Pelan-pelan Bos."kata Raisa dengan sedikit desahan
"Aku suka kamu memanggilku seperti itu."kata Satria
Malam pertama mereka habiskan untuk bermain,Satria merasa masih mendominasi terus membuat istrinya puas berkali-kali karena pengalaman dengan beberapa wanita bayaran.
****
Pagi hari Sean sarapan sendiri,dia tidak berani membangunkan Bos yang sedang terlelap,mau tidak mau dia harus pergi kekantor terlebih dahulu,dia meninggalkan catata kecil dimeja kerja Satria
"Bi,aku pergi dulu ya."pamit Sean
"Iya,hati-hati dijalan."jawab Bi
Raisa membuka mata saat wajahnya terasa hangat karena pantulan sinar matahari,dibuka matanya pelan-pelan,badanya terasa berat dan sakit semua,mau sekedar duduk pun rasanya sangat sulit.
"Bos bantu aku,aku tidak bisa gerak."kata Raisa membangunkan Satria
Satria merasa ada yang mengoyang-goyangkan tubuhnya,matanya terbuka dan telinganya mendengar rintihan Raisa.
"Bos bangun,bantu aku."kata Raisa menangis
"Oh,sorry sayang kamu kenapa?"tanya Satria
"Aku gak bisa bangun."jawab Raisa
"Ok,sini aku pijit."Kata Satria
Raisa berusaha tidur dengan posisi miring,Satria memijit pelan punggungnya,semua ini salahnya membuat istrinya pagi-pagi menangis karena kesakitan.
"Sudah baikan?"tanya Satria
Raisa menggeleng membuat Satria kebingungan pasalnya dirinya belum pernah menemui wanita menangis setelah bermain dengannya,yang ada mereka tertawa dengan bayaran yang diterimanya.
Satria memakai baju seadanya dan berlari keluar mencari pembantu untuk memijit istrinya,ada salah satu pembantu yang bisa mengurut badan namun belum datang karena dia bekerja shift siang.
"Tolong hubungi dia sekarang."pinta Satria
"Siap Tuan Muda."kata Asisten rumah
"Langsung bawa keatas kalau dia sudah sampai."kata Satria
Hampir tiga puluh menit menunggu akhirnya Bibi yang bisa mengurut badan datang dan langsung menuju kamar Satria.
"Maaf sebelumnya."kata Bibi Asih
Raisa tidak bisa menjawab hanya menganggukkan kepala.
"Jadi ini baru pertama buat kamu ya neng?"tanya Bi Asih
"Iya Bi."jawab Raisa
"Itu wajar,disini tegang semua.Apa kamu merasa takut?"tanya Bi Asih
"Iya Bi,takut sakit."jawab Raisa
Bi Asih memijit bagian kaki,pinggang dan punggung terlalu banyak bunyi pada tubuh Raisa.Raisa disarankan berendam dengan air hangat,minum hangat dan mengurangi aktivitas malam untuk sementara.
****