New Journey Of The Legendary King

Sambil berkata begitu, Jay melemparkan kacamata tebal yang sudah rusak itu ke selokan dekat tempat mereka berada. Setelah itu, mereka berdua mengendarai motor matic Ratih meninggalkan tempat itu.

Rencana untuk merubah tampilan ini memang memiliki banyak manfaat untuk Jay. Selain untuk merubah image kutu buku culun nya, dia juga harus menghindari ancaman dari kelompok preman yang akan mengejar. Prabu Jayabaya sangat tahu diri bahwa pemilik tubuh Jay memang sudah menjadi target pembunuhan oleh seseorang. Dan untuk mencari tahu kebenaran siapa dalang dari hal ini, Jay harus mencari nya secara perlahan.

Dan merubah penampilan sekarang adalah kunci untuk mengecoh kejaran para pembunuh sembari menunggu kemampuan bela diri Prabu Jayabaya kembali seperti semula.

Di depan sebuah kedai cukur yang bernama Abah Ali Barbershop, Ratih dan Jay berhenti. Tempat itu memang langganan Jay untuk memotong rambutnya sejak masih kuliah dulu.

Ratih segera memarkirkan motor matic nya di sudut halaman kedai cukur itu. Sedangkan Jay langsung berjalan masuk ke dalam kedai cukur rambut ini karena ingatan pemilik tubuh sebelumnya telah banyak membantu Prabu Jayabaya mengenali semua hal yang berbau modern.

Abah Ali Barbershop ini biasanya ramai dikunjungi oleh para pelanggan tetap nya akan tetapi hari ini agak sepi. Hanya terlihat dua orang yang sedang cukur rambut tanpa ada yang mengantri seperti biasa.

Jay pun langsung duduk di salah satu kursi potong rambut. Tak lama kemudian, seorang tukang cukur rambut datang sambil membawa beberapa gunting dan alat cukur rambut elektronik dan meletakkan nya di meja depan kaca.

"Halo mas Jay, mau potong rambut ya? ", sapa sang tukang cukur rambut muda sambil tersenyum ramah.

" Kamu..... ", Jay mencoba untuk mengingat kembali siapa nama orang ini. Meskipun sangat akrab ia benar-benar kesulitan menyebut nama tukang cukur itu.

" Ya ampun Mas Jay, baru satu bulan gak ketemu sudah lupa sama aku. Ini Doni, Mas Jay. Biasanya Mas Jay kalau potong rambut selalu aku yang ngerjain ", ucap Doni si tukang cukur rambut ini segera.

" Maafkan Mas Jay ya mas. Dia baru saja kecelakaan dan beberapa ingatan nya sedikit ada masalah. Jadi mohon di mengerti", sahut Ratih yang baru saja masuk.

"Ya ampun, kecelakaan??!! Kapan mbak? ", tanya Doni dengan ekspresi terkejutnya yang khas.

" Beberapa hari yang lalu. Tapi sekarang dia sudah baik-baik saja kok, hanya ya itu tadi masalahnya ", tukas Ratih sambil tersenyum sebelum duduk di kursi yang biasanya digunakan sebagai tempat antrian.

" Oh syukurlah kalau begitu..

Eh ini Mas Jay mau potong rambut seperti apa? Seperti biasanya? ", tanya Doni dengan ramah.

" Biasanya yang mana? ", Jay menatap ke arah foto model rambut yang terpampang di atas kaca.

" Tuh, yang nomor 11. Mas Jay selama bertahun-tahun model rambut nya tetap itu doang ", jawab Doni segera. Jay mengernyitkan keningnya melihat model rambut belah tengah mirip seperti aktor Mandarin tahun 90 an itu.

" Gak, aku gak mau yang itu. Modelnya membosankan banget. Itu saja yang nomer 14", mendengar jawaban Jay ini, Doni melongo kaget. Dia segera menoleh ke arah Ratih dan melihat perempuan itu menganggukkan kepalanya tanda persetujuan.

Meskipun masih keheranan dengan sikap Jay yang berubah total 180 derajat, Doni yang profesional langsung dengan cekatan mengerjakan permintaan potongan rambut Jay. Sebuah model cutting Tapper Cut yang sedang trending di kalangan anak-anak muda kawasan Surabaya dan sekitarnya.

Ratih yang melihat hasil pemangkasan rambut ini langsung melongo karena penampilan Jay berubah total 180 derajat. Doni sendiri juga turut terpesona dengan tampilan baru Jay karena baru tahu bahwa lelaki yang biasanya terlihat culun banget itu bisa berubah menjadi sosok lelaki ganteng dengan hasil kerja nya.

"Wah wah wah, aku kok baru sadar ya kalau Mas Jay bisa seganteng ini hanya dengan merubah potongan rambut nya doang. Apalagi tanpa kacamata tebal yang biasanya, beuhhhh perfect sekali", puji Doni sambil menyemprotkan tonik rambut ke arah kepala Jay.

" Aku juga baru ngeh ternyata pacar ku setampan ini setelah di make over. Jadi tambah sayang deh ", sahut Ratih yang tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada perubahan penampilan pacar nya itu.

" Sudah jangan berlebihan memujinya. Aku cuma ingin tampil beda aja.

Berapa biayanya potong rambut ini? ", Jay berkata sambil memperhatikan penampilan baru nya di kaca rias.

" Sudah ku bayar kok Mas. Ayo kita pulang dulu, udah malam ini. Don, terimakasih banyak ya", ujar Ratih sambil menggelandang lengan Jay untuk keluar dari dalam barbershop itu.

Penampilan baru Jay memang membuatnya lebih ganteng dari sebelumnya. Yang membuat Ratih sebel setengah mati adalah si kasir perempuan barbershop yang menatap Jay seolah-olah mau menelan nya bulat-bulat. Beberapa perempuan yang ikut mengantri di luar juga ikut-ikutan menatap sosok baru Jay yang tidak kalah ganteng dengan aktor sinetron blasteran yang sedang trending di televisi.

Sepanjang jalan pulang, Ratih banyak diam tak seperti biasanya. Ini langsung membuat Jay heran.

"Kau kenapa? Kenapa kok cemberut gitu setelah pulang dari tukang cukur? ", tanya Jay segera.

" Gak apa-apa kok, gak ada masalah ", jawab Ratih sedikit ketus. Jay yang sudah berpengalaman dalam menghadapi perempuan di kehidupan masa lalunya sebagai Prabu Jayabaya langsung tahu bahwa perempuan itu sedang marah. Maka Jay pun memilih untuk diam daripada kena semprot hingga mereka sampai di kontrakan.

Mata Jay yang tajam segera berpendar menyapu segala isi halaman kontrakan nya dan ia kembali menemukan barang ganjil seperti kemarin.

'Tempat ini sudah tidak aman lagi. Aku harus mencari tempat tinggal baru', batin Jay.

Saat motor matic Ratih baru saja masuk ke teras, tiba-tiba saja hujan deras disertai angin kencang dan guntur mengguyur kawasan Kota Surabaya dan sekitarnya. Jay segera membuka pintu kontrakan dan mengajak Ratih untuk masuk karena di luar sangat dingin.

Jay pun segera membuat teh hangat untuk Ratih untuk meredakan rasa dingin yang menyerang. Jam dinding sudah menunjukkan angka 21.17 tetapi hujan belum juga menunjukkan tanda-tanda mau berhenti.

"Sepertinya kau harus menginap disini malam ini, Ratih..

Hujan ini tidak terlihat cepat reda dalam waktu singkat", Jay menyesap kopi hitam merk tertentu yang ia buat bersamaan dengan teh milik Ratih.

Jantung Ratih berdegup kencang mendengar ucapan Jay. Sekalipun mereka sudah berpacaran lebih dari 3 tahun, belum pernah sekalipun Ratih dan Jay menghabiskan malam bersama. Jay termasuk orang konservatif yang sangat menghargai cinta dan itu yang membuat Ratih sangat menyukai Jay meskipun penampilannya seperti seorang kutu buku kala itu.

Ratih sendiri juga sangat menjunjung tinggi nilai kehormatan nya untuk dipersembahkan kepada suaminya nanti di malam pernikahan. Tetapi sekarang ini nilai nilai seperti itu sudah tergerus oleh perubahan zaman yang membuat moral anak muda menjadi rusak. Ratih sendiri sering diolok-olok oleh kawan-kawan nya karena masih perawan di usia nya yang hampir 25 tahun.

"T-tapi a-aku tidur dimana Mas? Kasur mu kan cuma satu? ", Ratih terbata-bata berbicara. Belum sempat Jay menjawab, tiba-tiba...

Gllleeeeeerrrrrrr!!!!!

Suara petir keras memekakkan gendang telinga. Ratih yang ketakutan langsung mepet ke tubuh Jay seperti anak kucing mencari perlindungan dari induknya. Sepertinya dia takut pada petir.

Tangan Ratih erat memegang lengan Jay. Dan dimulailah romansa terlarang yang tidak semestinya dilakukan oleh pasangan yang belum menikah.

Sepanjang malam itu, keduanya bergelut bercumbu dalam balutan cinta nan penuh hasrat membara. Hujan deras di luar rumah menjadi saksi bersatunya dua raga dalam rengkuh cinta yang menyala. Keduanya tak henti-hentinya mereguk nikmat surgawi dari hasrat birahi hingga fajar menyingsing.

Mungkin rasa khawatir akan kehilangan Jay karena perubahan penampilan nya yang membuat Ratih rela menyerahkan kehormatan nya pada pacar yang telah beberapa tahun bersamanya.

Ratih mengucek mata nya sambil menggeliat perlahan. Tubuh nya seperti remuk redam karena pergumulan cinta semalam. Saat dia mendongak ke arah Jay, lelaki yang kini berubah menjadi tampan itu terlihat masih terlelap.

Mata Ratih lekat menatap wajah Jay yang semalam bermain cinta dengan nya. Tanpa sadar ia menyentuh bibir Jay sambil tersenyum bahagia. Tiba-tiba saja terdengar suara Jay yang berat yang membuat Ratih terkejut,

"Apa belum puas melihatnya semalam? "