Seorang Presdir Perusahaan dikota Medan, dia pergi meninggalkan perusahaannya selama beberapa tahun lamanya, dia memilih untuk
mengasingkan diri disebuah Kuil.
Setelah beberapa tahun dia kembali dengan perubahan yang yang sangat besar, dia mampu menjadi Dokter Tradisional dan mampu seni bela diri.
Semoga para pembaca bisa terhibur dengan cerita ini. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeprism4n Laia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5. Kembali di Mansion
Si Gadis mengerti dengan anggukan kepalanya Farel, sehingga dia berkata “Baik saya akan maafkan kalian, asal kalian berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulanginya lagi”.
“Baik, Baik Nona, terimakasih” ucap mereka serentak sambil bersujud dan mencium tanah.
“Baik kalian Boleh Pergi sekarang, sebelum pikiran saya berubah” Titah Farel dengan penuh penekanan.
Mereka berdua membungkuk dengan hormat kepada Farel, dan berlalu pergi, namu sebelum mereka melangkahkan kaki.
“Tunggu” ucap Farel.
Mereka langsung membalikan badan, dan dengan rasa gugup mereka menatap Farel yang dingin itu.
“Ada apa Tu, Tuan” Tanya mereka dengan penuh kehati-hatian.
“Siapa nama kalian?” Tanya Farel dengan nada datarnya.
“nama saya Liji Tuan, dan saudara saya bernama Jupe” Jawab Liji dengan Sopan, sambil menghujuk temannya memperkenalkan.
“Emm.. Baik! Sekarang kalian boleh pergi” Ujar Farel dengan tanpa ekspresi.
Tanpa melihat kiri dan kanan lagi, mereka langsung lari bagaikan hantu disiang bolong, melihat mereka lari begitu cepat membuat Farel hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah merasa semuanya sudah aman, Farel berjalan mendekati si Gadis, kemudian dia bertanya “kenapa mereka mau membawa lari?”.
“Saya juga tidak tau, tiba-tiba mereka sudah berada disampingku” jawab sang gadis dengan suara lembuntya.
“Oh begitu, Kalau bergitu berhati-hati sajalah, jangan sampai terulang kedua kalinya, dan seharusnya nona harus ada temanya” ujar Farel dengan senyuman yang merekah.
Melihat senyuman itu, sontak saja sang Gadis terbawa suasana, dia tanpa berkedip menatap Farel dengan tatapan apa gitu.
Farel yang menyadari hal itu, sontak saja ia langsung menyadakan si Gadis dari khayalan tingkat tingginya, Farel mengangkat tanganya untuk membuat sang gadis sadar.
“Hallo, hallo Nona! Apakah nona masih mendengarkan saya?” tanya Farel dengan suara rendah.
“Eh, iya, anda, anda tampan!” ucapnya ngelantur seraya mengusap matanya yang sedang tidak bersahabat.
“Ap yang anda katakan nona?” tanya Farel memastikan, apakah telinga yang salah dengan atau memang gadis didepannya ini yang benar berkata seperti itu.
“Emm,, ma, maaf saya tidak tau” katanya dengan salah tingkah, dia menyadari akan kesalahannya sehingga dia tidak berani menatap Farel lagi.
“baiklah kalau begitu nona, saya pamit dulu” Ucap Farel langsung berlalu pergi dari tempat itu.
Setelah Farel pergi dari tempat itu, didepannya sudah berdiri Pak Juni yang datang menjemputnya.
“Hormat untuk Presdir, yang sudah kembali” Ucap Pak Juni yang diikuti oleh kedua pengawal dibelakangnya.
“Heem, baiklah, mari kita langsung pergi” Ucap Farel dengan wajah datarnya.
“Silahkan Presdir” Pak Juni mempersilahkannya, namun sebelumnya pak Juni melihat Penampilan Farel yang sangat lusuh dan berantakan, tapi dia tidak memperdulikannya yang penting sang Presdir sudah kembali sekarang.
Diperjalanan Farel bertanya kepada Pak Juni “Bagaimana Kondisi Perusahaan selama ini?”.
“Em, emm, itu,itu” Jawab Pak Juni dengan terbata-bata, dia tidak tau menjawab mulai darimana karena Kondisi perusahaan saat ini sangat memprihatinkan, dan bisa dikatakan dipintu kehancuran.
“Sudahlah, nanti saja kita bahas dirumah” Sela Farel sebelum pak Juni menyelesaikan ucapannya.
“Ba, Baik Presdir” Jawab Pak Juni dengan nada hormatnya.
Kembali di tempat semula di dekat Danau, sang Gadis baru tersadar dari keterkejutannya, dia merutuki kebodohannya karena tidak memperkenalkan diri dan menanyakan siapa pahlawan yang sudah menolongnya hari ini.
“Ahh,, dasar aku ini gak peka, masa sih gak nanyak siap namanya? dan dimana dia tinggal, huuft” Ujar Sang Gadis sambil berjalan kearah Mobilnya yang ada diparkiran.
Sang gadis langsung masuk kedalam Mobilnya, setelah dia sudah sampai diparkir, dan tanpa menunggu lama dia langsung menancap gas mobilnya membelah jalanan Kota Medan.
Di depan Villa besar.
Farel turun dari dalam Mobil dan mengenadahkan kepalanya, dia menelisik setiap sudut bangunan yang berdiri Megah dihadapannya, dia menghirup Udara segar yang sangat masih alami dan asri.
Farel menghela nafasnya dalam, dia melangkahkan kakinya masuk kedalam Rumah Peninggalan orang tuanya itu, di Mansion ini dia hanya tinggal sendirian setelah kakeknya memilih untuk tinggal dikampung halamanya di Kabanjahe.
Setelah masuk kedalam rumahnya, Farel disambut oleh kepala keluarga yang sudah berambut putih menandakan dia sudah mulai tua.
“Selamat datang Tuan Muda, sudah lama Tuan muda memilih untuk mengasingkan diri dikuil” Sapa Pak Efo dengan membungkukan badannya dengan hormat.
“Pak Efo tidak perlu sungkan seperti itu, saya sangat berterimakasih kepada Pak Efo, karena selam ini pak Efo sudah mengurus Mansion ini dengan sangat baik” Ucap Farel dengan lembut, sambil dia memegangi tangan Pak Efo.
Farel bersama Pak Efo masuk kedalam, setelah sampai diruang tamu, Pak Efo mempersilahkan Farel untuk duduk.
“Tuan Muda, Silahkan duduk saya mau ambilkan minuman untuk tuan muda, saya melihat Tuan Muda kecapean diperjalanan” Ujar Pak efo dengan hormat.
“Bak Pak, Karena saya mau mandi setelah itu” Ucap Farel dengan singkat.
Setelah merasa lebih baik dan menyeduh teh yang disuguhkan Pak Efo padanya, Farel langsung menuju kamarnya yang sudah lama dia tinggalkan.
Sementara Pak Juni sudah kembali kerumahnya, dia sekarang merasa legah karen Sang Presdir sudah kembali, namun dia tidak tau harus bagaimana, karena kondisi perusahaan yang sudah tidak baik-baik.
Dikediaman Alex Deli Sitanggang.
“Ayah sepertinya sedang memikirkan sesuatu” tanya sang istri yang bernama Lili Adinda Purba.
“Iya Bunda, 1 hari yang lalu Ayah dipindai oleh seorang Pemuda Pahlawan, dia yang sudah membantu Ayah lepas dari kejaran Martin Kavin Sidabutar, dia memiliki kekuatan yang sangat hebat, dan juga mampu mengobati penyakit” Ujar Alex menjelaskan.
“Huftt.. Ayah jangan sembarangan saja percaya, siapa tau dia kerjasama dengan Martin itu, untuk mengelabui Ayah” Ketus Lili dengan nada tidak percayanya.
“Heem, Bunda ini! Sudah jelas-jelas Ayah melihatnya menghajar Martin itu dengan tanpa ampun, bahkan dia sudah mematahkan sebagian anggota Tubuh Martin” Jelas Alex dengan menatap langit-langit ruangan itu, sambil dia mengingat bagaimana Farel menghajar Martin dan anak buahnya.
Lili mengerutkan sedikit keningnya, dia merasa sedikit percaya dengan apa yang dikatakan suaminya itu, namun hati tetaplah hati, kalau tidak langsung melihat mana mungkin bisa percaya begitu saja.
“Dia sudah berjanji akan datang kerumah 2 hari lagi, Ayah sudah tidak sabar dengan Anak Muda itu” Ucap ALex dengan memijit jari-jari tangannya yang terasa dingin.
“Kenapa ayah yakin dia akan datang kemari?” Tanya Lili dengan Penuh penasaran.
“Ayah sudah memberikan Kartu Nama padanya, apalagi saya sudah memberikan dia Kartu ATM untuk biaya hidupnya” Jelas Singkat Alex.
Lili membolakan matanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya itu.
“Apa Ayah bilang? Ayah memberikannya Kartu ATM? Ayah ini memang dasar Pikun ya, orang baru dikenal sudah berani memberikan Kartu ATM, jangan-jangan ayah sudah di guna-gunai oleh anak itu, sampai-sampai Ayah mengikuti apa katanya” Ketus Lili dengan Nada Marahnya.
“Itu tidak seberapa yang ayah berikan padanya, dia sudah menyelamatkan hidupku, seharunya bunda juga ikut senang, bagaimana kalau tidak ada anak muda itu pada waktu itu, apakah ibu kira kita bisa bertemu” Ucap Alex dengan nada sedikit tinggi.