NovelToon NovelToon
Cahaya Di Balik Gunung

Cahaya Di Balik Gunung

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:953
Nilai: 5
Nama Author: Ihsan Fadil

Raka adalah seorang pemuda biasa yang bermimpi menemukan arti hidup dan cinta sejati. Namun, perjalanan hidupnya berbelok saat ia bertemu dengan sebuah dunia tersembunyi di balik mitos dan legenda di Indonesia. Di sebuah perjalanan ke sebuah desa terpencil di lereng gunung, ia bertemu dengan Amara, perempuan misterius dengan mata yang seakan memiliki segudang rahasia.

Di balik keindahan alam yang memukau, Raka menyadari bahwa dirinya telah terperangkap dalam konflik antara dunia nyata dan kekuatan supranatural yang melingkupi legenda Indonesia—tentang kekuatan harta karun kuno, jimat, serta takhayul yang selama ini dianggap mitos.

Dalam perjalanan ini, Raka harus menghadapi berbagai rintangan, termasuk rasa cintanya yang tumbuh untuk Amara, sembari berjuang mengungkap kebenaran yang tersembunyi di balik cerita rakyat dan keajaiban yang mengikat mereka berdua. Akan tetapi, tidak semua yang bersembunyi bisa dipercaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ihsan Fadil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Kisah dari Desa Tersembunyi

---

Pagi yang Menyimpan Rahasia

Setelah malam penuh ketegangan di desa yang hampir ditinggalkan itu, pagi menyambut mereka dengan keheningan yang ganjil. Matahari muncul perlahan, menyinari rumah-rumah tua yang tampak rapuh dan jalan setapak yang mulai ditutupi lumut.

Raka dan Amara duduk di depan salah satu rumah, menikmati sarapan sederhana berupa roti kering dan air dari kantung perbekalan mereka. Meski tubuh mereka lelah, pikiran mereka terus berputar, terutama tentang patung matahari kecil yang kini berada di dalam tas Amara.

“Menurutmu, siapa sebenarnya mereka?” Amara memecah keheningan. Ia merujuk pada dua pria bertopeng yang mencoba mencuri patung itu semalam.

“Entahlah,” jawab Raka sambil memandangi hutan yang mengelilingi desa. “Tapi aku yakin mereka bukan orang sembarangan. Cara mereka bergerak... seperti sudah terlatih.”

Amara mengangguk, wajahnya tampak khawatir. “Kalau mereka benar-benar mengincar ini, berarti apa yang kita bawa bukan sesuatu yang sepele.”

“Dan itu juga berarti kita harus lebih berhati-hati,” tambah Raka. Ia menoleh ke arah Amara dan mencoba tersenyum. “Tapi jangan terlalu cemas. Kita punya Arjuna. Orang tua itu jelas tahu lebih banyak daripada yang ia katakan.”

---

Arjuna Membuka Rahasia

Seolah mendengar namanya disebut, Arjuna muncul dari dalam salah satu rumah. Wajahnya tampak serius, membawa gulungan kain tua dan sebuah buku kecil dengan sampul kulit.

“Kalian harus mendengar ini,” katanya tanpa basa-basi.

Mereka berdua mengikutinya masuk ke dalam rumah yang kini berfungsi sebagai markas sementara mereka. Di dalam, Arjuna membuka gulungan itu, yang ternyata adalah peta yang lebih lengkap dibandingkan yang sebelumnya mereka lihat.

“Patung itu,” Arjuna menunjuk lambang matahari di peta, “adalah salah satu dari tujuh kunci yang diperlukan untuk membuka rahasia besar.”

“Rahasia besar apa?” tanya Amara, matanya penuh rasa ingin tahu.

Arjuna menghela napas. “Legenda menyebutnya Matahari Nusantara. Sebuah kekuatan kuno yang katanya mampu mengendalikan alam. Jika jatuh ke tangan yang salah, dunia ini bisa hancur.”

“Kau serius?” Raka terdengar skeptis.

Arjuna menatapnya tajam. “Kau pikir aku akan sejauh ini kalau aku hanya bercanda? Aku telah mempelajari ini selama bertahun-tahun. Dan aku tahu satu hal: orang-orang seperti kalian adalah harapan terakhir kita.”

Amara menelan ludah, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. “Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Temukan kunci berikutnya,” jawab Arjuna singkat. “Tapi ingat, setiap kunci dijaga oleh ujian—baik fisik maupun mental. Hanya mereka yang memiliki niat murni yang bisa melewati semuanya.”

---

Jejak di Hutan Larangan

Arjuna memberikan petunjuk tentang lokasi kunci berikutnya: sebuah kuil tua di tengah Hutan Larangan. Kuil itu, menurut legenda, adalah tempat persembunyian para penjaga Matahari Nusantara di masa lalu.

“Kenapa disebut Hutan Larangan?” tanya Amara, terlihat sedikit gugup.

“Karena tidak ada yang berani memasukinya,” jawab Arjuna. “Banyak yang percaya hutan itu dihuni oleh makhluk-makhluk gaib. Tapi kalian tidak punya pilihan.”

Raka dan Amara memulai perjalanan mereka, meninggalkan desa yang kini terasa lebih sunyi dari sebelumnya. Langkah mereka membawa mereka ke jalan setapak yang semakin tertutup oleh pepohonan besar. Cahaya matahari hampir tidak bisa menembus kanopi tebal di atas mereka, menciptakan suasana gelap dan misterius.

“Perasaanmu bagaimana?” tanya Raka, mencoba mengalihkan perhatian Amara dari suasana menakutkan di sekitar mereka.

“Sejujurnya, aku tidak tahu,” jawab Amara. “Tapi aku percaya padamu, Raka.”

Raka tersenyum kecil. “Kita akan melewati ini bersama.”

---

Tantangan di Kuil Tua

Setelah berjam-jam berjalan, mereka akhirnya tiba di kuil yang dimaksud. Bangunan itu sebagian besar sudah runtuh, tertutup lumut dan tanaman merambat. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatian mereka—sebuah pintu batu besar dengan ukiran yang menyerupai patung matahari kecil yang mereka bawa.

“Sepertinya ini tempatnya,” kata Amara sambil menyentuh pintu itu.

Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar, dan pintu itu terbuka dengan sendirinya. Mereka saling menatap sebelum melangkah masuk, membawa obor kecil yang telah mereka siapkan sebelumnya.

Di dalam, mereka menemukan ruangan besar dengan dinding yang dipenuhi ukiran-ukiran kuno. Di tengah ruangan, ada sebuah altar dengan patung matahari yang jauh lebih besar dari yang mereka miliki.

Namun, sebelum mereka bisa mendekat, lantai di bawah mereka mulai bergerak. Dari sudut-sudut ruangan, muncul makhluk-makhluk aneh—patung-patung batu yang hidup dan bergerak seperti manusia.

“Mereka penjaga kuil,” bisik Raka. “Kita harus menemukan cara untuk melewati mereka.”

Amara melihat ke arah ukiran di dinding, mencoba mencari petunjuk. “Ada sesuatu di sini!” serunya. “Kita harus mengarahkan cahaya ke patung matahari itu!”

Raka melihat ke sekeliling dan menemukan sebuah cermin kecil di salah satu sudut ruangan. Dengan cepat, ia mengambil cermin itu dan mengarahkan cahaya obor ke patung matahari di altar.

Cahaya itu memantul, menciptakan sinar terang yang membuat patung-patung batu berhenti bergerak. Namun, cahaya itu hanya bertahan beberapa detik.

“Kita butuh lebih banyak cahaya!” seru Amara.

Dengan bantuan Amara, Raka mencari cermin-cermin lain di ruangan itu. Mereka bekerja sama, mengarahkan cahaya dari berbagai sudut hingga akhirnya patung matahari besar di altar memancarkan sinar yang sangat terang.

Patung-patung batu itu berhenti bergerak sepenuhnya, dan altar itu terbuka, memperlihatkan sebuah kotak kecil yang terbuat dari emas.

“Inilah kunci berikutnya,” kata Amara dengan napas yang masih memburu.

---

Penjaga yang Baru

Ketika mereka keluar dari kuil, mereka menemukan Arjuna sudah menunggu di luar. Wajahnya tampak lega namun sekaligus serius.

“Kalian berhasil,” katanya. “Tapi ini baru permulaan. Ujian berikutnya akan lebih berat.”

“Kenapa kau tidak ikut membantu tadi?” tanya Raka dengan nada sedikit kesal.

Arjuna tersenyum tipis. “Karena ini adalah perjalanan kalian, bukan perjalananku. Aku hanya seorang penjaga, bukan pahlawan.”

Amara menatap kotak kecil itu dengan perasaan campur aduk. “Kalau begitu, ke mana kita harus pergi sekarang?”

Arjuna menunjuk ke arah hutan yang lebih dalam. “Ke arah matahari terbenam. Di sanalah petunjuk berikutnya berada.”

---

Akhir Bab 5

Dengan kunci kedua di tangan mereka, Raka dan Amara melanjutkan perjalanan mereka, membawa harapan dan ketakutan yang semakin besar. Mereka tahu bahwa setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke kebenaran—dan mungkin juga ke bahaya yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya.

---

Bagian ini memperdalam elemen aksi, misteri, dan hubungan antara karakter utama. Apakah sesuai dengan ekspektasi Anda?

1
anggita
sip⭐ lah
anggita
👍👍👌👌..,,
anggita
😱.. wouu 🐉👹
anggita
like👍iklan ☝☝. moga novelnya lancar.
Ihsan Fadil: aamiin makasih
total 1 replies
anggita
novelnya cukup menarik. mungkin sering promosi aja biar pembacanya bertambah👏.
anggita
Raka.. Amara,, 😘
Leni Martina
semangat Thor,baca dulu ya
Ihsan Fadil: oke semangT
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!