Kisah seorang di zaman dahulu, yang masih beralaskan hutan belantara, menghadapi berbagai rintangan kehidupan, namun dia bukan dari dunia yang nyata adanya.
Dia salah satu dari sebuah sejarah dunia. Mega J, namanya. Sebuah kisah percintaan yang rumit, karena dia mencintai seseorang dari dunia nyata, dengan berkelananya dia ke dunia nyata.
Dapatkah dia bersatu dengan cintanya di dunia nyata?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengenal Allah
Malam telah menyingsingkan gelapnya di langit. Di lengkapi dengan awan yang juga gelap. Hanna di malam itu kini mengajarkan hal dasar dari Islam itu sendiri. Hanna mengajari sholat pada Mega J. Walaupun Mega J belum mengucapkan dua kalimat syahadat, Hanna berpikir masuk Islam itu bukan suatu paksaan sehingga tak perlu untuk Mega J terburu-buru mengambil tindakan.
Mega J memperhatikan dengan seksama, mulai dari cara bersuci. Dan Hanna juga menjelaskan kalau pakaian yang dikenakan Mega J saat beribadah kepada Allah itu harus bersih dan suci.
"Tidak kotor seperti yang sekarang kamu pakai ini. Aku rasa kamu tidak pernah mencucinya." ucap Hanna pada Mega J sambil menunjuk ke pakaian yang Mega J pakai.
Sontak Mega J pun melihat ke arah pakaiannya, dia mencium bau pakaian nya yang juga berbau tak sedap. Lalu dia malah bertanya, "Apa itu mencuci?"
Mendengar pertanyaan unik dari Mega J, langsung lah Hanna tertawa renyah. "Hahaha ya Allah, Mega J.... Mencuci itu adalah membersihkan pakaian kita dengan air bersih. Oia, disini ada sumber air bersih kah?" tanya Hanna, mengingat disana rumah Mega J ada air yang bisa mengalir di rumah pohon itu. Pastinya ada sumber air disana. Pikir Hanna.
"Iya... Ada. Di air terjun dekat sini. Itulah sumber airnya. Kalau air dikamar mandi itu, aku timba air dari air terjun." ucap Mega J menjelaskan darimana asalnya air yang ada di rumah pohonnya.
"Timba air?!!!" terkejut mendengarnya. Karena Hanna tidak nampak air terjun sama sekali di dekat sana.
"Bisakah aku melihat air terjun itu?" tanya Hanna kemudian.
"Besok pagi saja ya. Malam hari disini tidaklah baik untukmu. Aku khawatir kamu akan takut menghadapi serigala dan hewan buas lainnya." ucap Mega J.
"Iyalah besok! Aku juga gak berani keluar gelap seperti ini." Hanna pun kini berdiri dari duduknya. Menatap ke luar jendela rumah pohon. Dimana yang dia lihat hanya kegelapan.
Rumah pohon itu terang dengan lampu dari api yang bernama lampu teplok menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya. Dengan membakar sumbu bagian bawahnya tercelup minyak tanah, api kecil akan menyala sebagai sumber cahaya yang tahan lama.
"Kalau aku ada di dunia ku, meski malam hari yang gelap. Disana tak tampak gelap. Karena ada lampu listrik dimana mana...." ucap Hanna.
"Apakah kau merindukan duniamu?"
"Entahlah. Aku tak punya siapapun di duniaku. jadi apa yang harus aku rindukan?"
"Kamu bisa merindukan Tuhanmu."
Hanna pun menatap ke arah Mega J, dia kemudian menjawab, "Aku lupa satu hal. Tuhan ku ada dimanapun aku berada. Disini ataupun di duniaku Dia selalu ada." jelas Hanna.
"Tuhan Allah sangat hebat." ucap Mega J tiba-tiba.
Hanna pun tersenyum. "Kau akan semakin tahu kehebatan Tuhan saat memeluk agama Islam." ucap Hanna.
Mega J mendengar ucapan Hanna langsung menatap lekat ke arah Hanna. "Bagaimana cara memeluk Tuhan?"
"Saat kamu telah siap menjadi muslim." ucap Hanna.
Dia kemudian berjalan ke arah Mega J, kemerlap cahaya dari lampu teplok itu seolah mengikuti langkah Hanna yang berpindah hingga berpindah pula bayangan Hanna.
"Islam tidak memaksakan siapapun yang ingin memeluknya. Masuk ke dalam agamaku tidak ada paksaan." ucap Hanna. Mega J pun paham, dia mengangguk pelan.
"Sekarang aku mengerti. Kalau begitu sekarang, kamu tidurlah. Karena hari sudah semakin gelap." ucap Mega J.
"Iya kamu benar, disana mungkin sekarang sekitar pukul sepuluh malam." gumam Hanna.
"Pukul?" tanya Mega J, sambil mempraktikkan tangannya memukul pipinya sendiri.
"Hahaha bukan! Pukul itu jam. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Jadi di dunia ku itu ada petunjuk waktu." ucap Hanna sambil tertawa.
Malam itu Hanna tidur ditempat yang biasanya Mega J tidur. Sedangkan Mega J, memetik dedaunan pohon itu melalui jendela rumah pohonnya, dia gapai beberapa helai daun, kemudian dia susun sebagai alas tidurnya. Dia pun tidur dengan berbantalkan kedua tangan yang dilipatnya sebagai bantalnya.
Hanna pun terlelap, Mega J masih memikirkan semua penjelasan Hanna tentang Allah dan Islam. Dia masih belum begitu paham. Kenapa harus masuk dulu, masuk kemana? Apakah menuju Allah ada pintunya? Dia terus bertanya-tanya sendiri dalam hatinya. Perlahan kedua matanya pun juga menutup. Malam itu dia dipenuhi oleh pertanyaan dengan Islam.
.
.
.
Lanjutannya besok 😘