🏆Sekuel Pewaris Dewa Naga🏆
Tujuh tahun setelah perang besar, kedamaian di Benua Feng hanyalah ilusi. Dunia di luar perbatasan telah jatuh ke tangan iblis, dan seorang pria asing muncul membawa rahasia besar. Dunia jauh lebih luas dari yang mereka kira, dan apa yang tersembunyi di balik kabut sejarah mulai terungkap—termasuk rahasia tentang asal-usul Liang Fei sendiri.
Siapa sebenarnya orang tuanya? Apa kaitannya dengan Pemimpin Sekte Demonic? Dan bisakah Zhiyuan, murid yang terjatuh dalam kegelapan, masih bisa diselamatkan?
Dengan persekutuan lama yang diuji, musuh baru yang lebih kuat, dan petunjuk yang mengarah ke dunia yang terkubur dalam sejarah, Liang Fei harus meninggalkan takhta dan melangkah ke medan pertempuran yang lebih besar dari sebelumnya.
Dunia telah berubah.
Dan perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17 Serangan Iblis: Pegunungan Emas Yang Tercemar
Ledakan energi yang dilepaskan Liang Fei menghantam tanah, menciptakan kawah kecil di sekitarnya. Angin dari tekanan itu membuat para iblis yang mengepungnya mundur beberapa langkah. Mata merah mereka bersinar tajam, kini dipenuhi kewaspadaan yang lebih besar.
Namun, rasa takut bukanlah sesuatu yang bisa menahan mereka lama.
Empat iblis tingkat rendah melesat ke depan, cakar mereka terangkat, siap merobek tubuh Liang Fei. Namun—
SWISH!
Sebuah cahaya tajam melintas di udara, begitu cepat hingga hampir tak terlihat.
BRRAK!
Tubuh para iblis terbelah dalam sekejap. Darah hitam mereka menyembur ke udara sebelum jatuh ke tanah, menciptakan genangan gelap yang berbau busuk.
Iblis tingkat menengah yang tersisa menegang. Mata mereka melebar saat menyaksikan betapa mudahnya Liang Fei menghabisi rekan-rekan mereka.
“Gawat…” salah satu dari mereka bergumam, tubuhnya sedikit bergetar sebelum ia mencoba melompat mundur.
Tapi terlambat.
BOOM!
Dalam sekejap, Liang Fei telah berada tepat di depan mereka. Gerakannya begitu cepat hingga udara di sekelilingnya bergemuruh. Sebelum iblis itu sempat bereaksi, tangannya sudah bergerak—
Satu tebasan. Kepala iblis pertama melayang ke udara.
Satu serangan telapak tangan. Iblis kedua terpental dengan luka besar di dadanya, darahnya mengalir deras sebelum ia ambruk ke tanah.
Iblis terakhir mencoba menyerang dari belakang, berharap bisa menyerang Liang Fei dalam keadaan lengah. Namun, tanpa perlu menoleh, Liang Fei mengangkat satu kakinya—
CRACK!
Tendangan itu mengenai tepat di kepala iblis tersebut. Suara tulang yang remuk bergema di udara sebelum tubuhnya terjatuh tanpa nyawa.
Dalam hitungan detik, delapan dari sepuluh iblis telah musnah.
Feng Xian, yang masih bertarung melawan satu iblis tingkat rendah, melirik Liang Fei dengan keterkejutan yang sulit disembunyikan.
Ia berusaha menghindari cakar tajam iblis yang terus menyerangnya, tetapi semakin lama, tekanan dari serangan itu semakin besar.
"Yang Mulia! Sedikit bantuan di sini!" teriaknya.
Namun, Liang Fei tidak menoleh.
Ia tetap berdiri di hadapan iblis tingkat tinggi, tatapannya penuh ketenangan seolah pertarungan lain tidak ada artinya baginya.
"Yang Mulia?!" Feng Xian kembali berteriak.
Namun, tetap tak ada respons.
Sementara itu, iblis tingkat tinggi yang tersisa menatap Liang Fei dengan keterkejutan yang sulit disembunyikan.
"...Seperti yang kuduga," gumamnya sambil menajamkan tatapan. "Kau benar-benar bagian dari Bangsa Lunaris."
Liang Fei tetap diam.
Iblis itu menatapnya lebih dalam sebelum terkekeh. "Jadi rumor itu benar... Bangsa Lunaris yang masih hidup memang sangat sedikit, tapi kalian—"
SWOOSH!
Sebuah serangan tiba-tiba melesat ke arahnya. Iblis itu nyaris tak sempat menghindar sebelum serangan energi tajam melewati pundaknya, meninggalkan luka cukup dalam.
Ia mengerang, tetapi bibirnya justru menyeringai.
"Sepertinya aku meremehkanmu... seharusnya aku memanggil bantuan, bukan bertarung dengan gegabah..." katanya sambil membenahi posisinya. "Tapi itu tidak penting lagi!"
Kemudian, dalam sekejap mata, iblis itu menyerang.
Cakar hitam besarnya menyapu udara dengan kecepatan luar biasa, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan tanah di bawahnya. Liang Fei melompat ke belakang, menghindar dengan ringan sebelum membalas dengan tebasan cepat.
Serangan mereka bertukar dalam hitungan detik—
BOOM! BOOM! BOOM!
Tiap bentrokan menghasilkan ledakan energi, menciptakan kawah-kawah kecil di sekeliling mereka.
Iblis itu mulai menyadari sesuatu yang aneh.
Liang Fei seharusnya hanya seorang kultivator manusia. Namun, gerakannya terlalu sempurna, serangannya terlalu tajam, dan yang paling mengerikan...
Resonansi energinya.
Bangsa Lunaris memang terkenal kuat karena memiliki hubungan langsung dengan para naga suci, tetapi kekuatan Liang Fei jauh melebihi ekspektasi.
"TIDAK MUNGKIN!" Iblis itu meraung frustrasi. "APA KAU MONSTER?! KENAPA—"
Liang Fei tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya.
Dengan satu gerakan cepat, ia mengaktifkan teknik terakhirnya— Langkah Bayangan Naga!
Dalam sekejap, tubuhnya menghilang—dan muncul tepat di belakang iblis itu. Sebuah cahaya emas menyala di Pedang Naga miliknya sebelum ia menebaskan serangan terakhirnya.
SLASH!
Tubuh iblis tingkat tinggi itu membeku. Matanya melebar saat luka besar muncul dari pundak hingga ke perutnya. Ia jatuh berlutut, darah hitam mengalir dari mulutnya.
Liang Fei berjalan ke depan, menatapnya dengan dingin.
"Kelompok manusia yang kalian kejar... di mana mereka?" tanyanya, suaranya datar tetapi mengandung ancaman.
Iblis itu terbatuk darah sebelum menyeringai. "Hah... Kau datang terlambat..."
Liang Fei mempersempit matanya. "Maksudmu?"
Iblis itu menatapnya dengan ejekan. "Mereka... sudah menjadi budak kami, dan kau tidak akan bisa melakukan apapun."
Kata-kata itu memicu sesuatu di dalam diri Liang Fei. Sementara iblis itu tertawa terbahak-bahak, merasa berhasil mempermainkan lawannya.
"Persetan denganmu," ucap Liang Fei kesal, dan dalam satu gerakan, tangannya menghantam kepala iblis itu.
Tubuhnya langsung terlempar ke tanah, tak bernyawa. Darah hitam mengalir membentuk genangan di bawahnya.
Liang Fei menarik napas panjang, lalu berbalik.
Di belakangnya, Feng Xian berdiri dengan napas terengah-engah. Tubuhnya penuh luka, tetapi ia telah berhasil membunuh iblis tingkat rendah yang menyerangnya.
Ia menatap Liang Fei dengan ekspresi kesal. "Serius? Kau benar-benar tidak mau membantuku?"
Liang Fei tidak menjawab, hanya memandangi Feng Xian sekilas sebelum berjalan melewatinya.
Feng Xian mendengus sebelum akhirnya menghela napas panjang. "…Dasar menyebalkan," gumamnya.
Namun, ia tetap mengikuti langkah Liang Fei, karena mereka masih punya satu misi penting.
"Apa yang dia katakan itu benar? Teman-temanku telah tertangkap?" tanya Feng Xian.
Liang Fei meliriknya dengan datar lalu berkata, "Aku tidak tahu. Semua iblis itu pembohong. Kita akan melanjutkan perjalanan ke Pegunungan Emas dan mencari informasi di sana."
"Baiklah kalau begitu," jawab Feng Xian patuh.
Liang Fei sebenarnya ingin menanyakan tentang Bangsa Lunaris kepada Feng Xian, tapi ia menahan diri untuk tidak melakukannya sekarang. Dalam hatinya, ia masih mencurigai pria itu...
...
Langit di atas Pegunungan Emas tampak kelam, tertutup kabut tipis yang menambah suasana suram. Udara terasa berat, mengandung jejak energi iblis yang membuat bulu kuduk berdiri.
Liang Fei dan Feng Xian melangkah pelan di antara pepohonan kering yang terlihat seperti tangan kurus mencakar langit.
Feng Xian melirik ke sekeliling dengan ekspresi muram. "Aku masih ingat pertama kali datang ke sini. Tempat ini seperti surga. Tanahnya memancarkan sinar emas, dan angin yang bertiup membawa aroma kehangatan. Tapi sekarang…" Ia menghela napas. "Yang tersisa hanya kehancuran."
Liang Fei tetap diam, tetapi matanya mengamati sekeliling dengan tajam. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres. Energi iblis di tempat ini terlalu pekat, bahkan lebih kuat daripada yang mereka temui sebelumnya.
SWOOSH!
Tiba-tiba, semak-semak di samping mereka bergerak liar. Sebuah makhluk melompat keluar dengan kecepatan tinggi—seekor Serigala Bayangan, beast tingkat 7 yang terkenal dengan kecepatannya. Taringnya berkilau tajam, dan tubuhnya yang hitam pekat bergerak seperti bayangan.
Feng Xian segera menarik pedangnya, bersiap menghadapi serangan. Namun, sebelum beast itu sempat menyentuhnya—
SLASH!
Kepalanya terpisah dari tubuhnya dalam satu tebasan. Liang Fei sudah menghunuskan pedangnya, dan darah gelap beast itu menyembur ke tanah.
Feng Xian menghela napas lega, tetapi sebelum sempat bersantai—
GROARRR!