NovelToon NovelToon
Pangeran Lucas Ermintrude

Pangeran Lucas Ermintrude

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Iblis / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: lucapen

No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9

Lucas duduk merenung di balkon kamarnya, ia hanya tinggal sendiri di istana utama padahal ibu, ayah, dan Kakak-Kakaknya yang lain tinggal di istana keluarga kekaisaran.

Luciana berjalan pelan melihat punggung sang anak yang duduk di atas kursi menghadap keluar kamar.

"Lagi ngapain?" tanya Luciana langsung memeluk Lucas dari belakang.

Lucas langsung tersentak kaget lalu menoleh melihat ke arah ibunya, kondisi remaja itu mulai membaik dengan suhu tubuh yang kembali normal perlahan.

"Duduk," jawab Lucas tersenyum tipis menatap sang Bunda.

"Hmm, Lulu suka langit senja?" tanya Luciana lembut lalu berjongkok di samping kursi yang di duduki Lucas.

"Ya, tenang. Bunda jangan berjongkok di sana," seru Lucas bangkit dari duduknya berniat untuk memberikan kursi yang sedang ia duduki.

Luciana langsung menahan tubuh sang anak untuk tetap duduk di kursi dengan cara melilitkan tubuh Lucas mengunakan tanaman miliknya agar tak bangun.

"Tidak usah, Bunda hanya ingin melihat keadaan Lulu saja," jawab Luciana sembari mengusap punggung tangan Lucas yang nampak sangat kurus.

"Aku sudah membaik Bunda, berat badan ku juga sudah mulai naik dan aku sudah bisa beraktivitas lebih baik," jawab Lucas tersenyum lembut.

"Baiklah, berarti anak Bunda sudah mulai sehat," jawab Luciana tersenyum simpul, Lucas tidak pernah benar-benar sembuh dan Luciana tau itu berarti kalimat yang sedang ia ucapkan sekarang hanyalah kalimat penenang.

Lucas memiringkan kepalanya menyandarkannya pada sandaran kursi, mungkin ia mulai kelelahan karena hari ini, ia banyak beraktivitas bahkan berkeliling istana. Sudah tiga hari semenjak Lucas terbangun.

"Dingin," gumam Damian pelan, setiap matahari mulai tenggelam, Damian akan mengadu dingin dan meminta untuk duduk di depan tungku api dengan di temani oleh kaisar.

"Ya sudah, mari masuk," ajak Luciana saat melihat jari-jari Lucas yang mulai di kelilingi oleh es dan suhu tubuh yang mulai rendah.

"Ya," jawab Lucas bangkit dari duduknya di bantu oleh Luciana.

****

Luciana menyelimuti tubuh Lucas mengunakan selimut paling tebal dan hangat.

"Bunda akan memanggil ayah sebentar," seru Luciana lembut, wanita itu nampak khawatir melihat anaknya yang mulai mengigil.

Luciana langsung pergi dari sana meninggalkan lucas sendirian. Entah mengapa Lucas semakin hari semakin melemah, apakah dia bisa bertahan hingga bisa menyelamatkan ibunya? Entahlah. Lucas berharap bisa bertahan hingga waktunya tiba untuk menyelamatkan ibunya.

Tidak lama setelah Luciana pergi. Klaus diam-diam masuk ke dalam kamar adiknya, Lucas.

Lucas memperhatikan kakaknya itu dengan sayu dan terlihat samar-samar kakaknya itu. Namun Lucas tau itu Klaus.

"Dingin?" tanya Klaus menatap adiknya yang nampak sangat lemah dan tidak berdaya.

Lucas tak sanggup menjawabnya, remaja itu memiliki bungkam berusaha menahan rasa dingin di tubuhnya.

"Mau ke tungku api? Kalo mau, biar Kakak yang angkat," pinta Klaus sembari membenarkan selimut di tubuh Lucas.

"Di— dingin," gumam Lucas. Remaja itu berharap kakaknya mengerti dengan maksud kalimatnya.

"Baiklah," jawab Klaus langsung menelusup tangan kanannya di bawah leher Lucas dan satu lagi di bagian bawah lutut Lucas.

'Ringan sekali.' Klaus langsung membatin saat mengangkat tubuh adiknya yang sangat ringan dan kurus.

Klaus menyelimuti seluruh tubuh Lucas lalu membawa remaja tersebut keluar dari kamar dan pergi ke ruang tungku api yang di bangun khusus untuk Lucas tempati saat beristirahat.

Bluhh!

Saat Klaus memasuki ruang pemanas, api di tungku, di obor dan di lilin yang mengililingi ruangan tersebut menyala.

Klaus melirik ke arah adiknya yang sudah memejamkan mata terlelap di alam mimpi. Lucas memang akan tidur saat tubuhnya sangat dingin, ia tidak tahan karena rasa dingin sangat menyakitkan dan menusuk seluruh urat nadi.

Klaus menaruh tubuh Lucas ke atas sofa panjang yang menghadap ke arah tungku api. Di ruangan tersebut terasa sangat panas untuk di tempati orang biasa.

"Selamat tidur, Lulu." Klaus berucap pelan mengecup pucuk kepala sang adik yang sudah terlelap.

Sedangkan Luciana. Wanita itu sangat panik saat tidak menemukan anaknya di atas tempat tidur sang putra.

"Di— dimana Lulu?!" teriak Luciana penuh amarah.

"Tenang, luci." Erick berusaha menenangkan istrinya yang duluan panik saat tidak mendapati sang anak di dalam kamar.

"Maaf, permaisuri. Pangeran Klaus tadi membawa pergi pangeran Lucas ke ruang tungku api saat pangeran Lucas mengigil parah karena kedinginan," ujar seorang maid dengan nada ketakutan akan terkena amukkan permaisuri yang terkenal sangat tegas.

Luciana langsung terduduk lemas di atas lantai, ia sangat takut terjadi sesuatu pada putra bungsunya itu.

"Sudah, tenanglah. Lulu baik-baik saja, tidak ada hal buruk terjadi padanya," seru Erick menghela nafas kasar.

Erick sudah memberikan penjagaan yang ketat untuk Lucas. Bahkan menyuruh ksatria bayangannya untuk selalu memeriksa sang anak.

****

"Uhuk! Uhuk!" Lucas terbatuk dalam tidur beberapa kali hingga membuat Klaus khawatir.

"Mau minum?" tawar Klaus khawatir.

Lucas langsung mengelengkan kepalanya dua kali.

Bam!

Luciana langsung memasuki ruang yang di tempati kedua anaknya itu.

"Lulu?!" panggil Luciana langsung berlari memeriksa keadaan sang anak.

"Bunda," lirih Lucas berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat.

"Lulu, apa semua baik-baik saja?" tanya Luciana khawatir.

"Iya, Bunda." Lucas berusaha bangkit dari duduknya.

"Syukurlah," ucap Luciana sembari memegang dahi Lucas memeriksa suhu tubuh remaja tersebut.

"Bunda, aku menyerah. Aku tidak sanggup lagi, aku lelah. Aku benar-benar ingin menyerah. Sepertinya semakin hari bukannya membaik malah semakin memburuk. Aku ingin menyerah, ku mohon bunuh saja aku, aku tidak sanggup lagi." Entah mengapa Lucas seperti menyerah, faktanya Lucas memang mudah menyerah dan pasrah bahkan di kehidupannya dulu ia menyerah dengan hidupnya yang menyebalkan dan sekarang dirinya ingin menyerah juga dengan hidupnya yang sebenarnya.

"Tidak! Bunda tidak akan pernah membiarkan Lulu menyerah, semua pasti akan baik-baik saja," jawab Luciana tersenyum simpul menyakinkan sang anak.

Lucas menunduk mengenggam erat selimutnya. "Bunda mari menyerah bersama-sama, aku sudah sangat lelah." Lucas berusaha untuk mengajak ibunya untuk saling melepaskan.

"Enggak, Lulu!" jawab Luciana kekeh.

"AHHH! BAHKAN UNTUK MATI SAJA SESUSAH INI! AKU TIDAK BERGUNA! BERHENTI BERHARAP PADA SESEORANG YANG SUDAH TIDAK MEMILIKI HARAPAN SEDIKITPUN! TOLONG LIHAT KONDISI KU! SEMUA TIDAK BAIK-BAIK SAJA!" Lucas berteriak kesal dengan kehidupannya, sepertinya selama ia hidup. Ia hanya menjadi pecundang tak berguna.

"Lucas! Tenang, semua baik-baik saja," ucap Erick memegang bahu sang anak.

Mata Lucas sudah terlihat pasrah, sekarang bukan lagi memikirkan bagaimana cara menyelamatkan ibunya, namun sekarang memikirkan bagaimana kondisinya ke depan.

"Tolong jangan ucapkan itu, aku sudah muak mendengar kalimat penenang yang tak berguna. Baik di dunia ini dan dunia sana, semua orang hanya berucap 'semua baik-baik saja' apanya yang baik-baik saja? Menyerah dan menjadi pecundang itu tidak terlalu buruk. Kadang menyerah dan memilih untuk mengalah dengan segalanya adalah pilihan terbaik," ucap Lucas sembari tertawa kaku menertawakan takdirnya yang hanya terus-terusan menjadi pecundang.

"Mungkin Lulu sedang lelah tadi pagi jalan-jalan, karena itu Lulu merasa butuh istirahat, beristirahatlah untuk sebentar. Ayah tidak sembarang mengucapkan kalimat penenang jadi percayakan semuanya pada ayah, semua benar-benar baik-baik saja," ucap Erick memeluk putranya itu lalu memberikan sihir penenang. Kadang memang ada rasa lelah yang membuat seseorang putus asa yang di rasakan oleh Lucas sekarang.

[TBC]

1
Kurokaze
teruskan kak 👍
Lucapen: iya readers
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!