NovelToon NovelToon
Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Melia menangis sejadi-jadinya saat terpaksa harus menerima perjodohan yang tak di inginkan. pasal nya melia sudah memilki kekasih yang begitu ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Satu bulan pertama keadaan masih biasa saja sampai memasuki bulan ke 2 kandungan melia pun telah memasuki 7 bulan. "mel, mama nggak enak badan, kalo kamu nyuci tolong sekalian cuci punya mama ya, nggak banyak kok cuma 5 lembar daster" kata nyonya drajat dengan seenak nya. Melia tak menanggapi ucapan mertuanya.

"mel kamu dengar kan mama ngomong" melia yang sedang memasak, dan memegang pisau langsung ia banting pisau yang ada di tangan nya. "aku dengar ma, aku nggak b*dek, asal mama tau ya aku bukan pembantu mama, kalo dulu aku hidup numpang di rumah mama, mungkin aku masih bisa pertimbangkan, tapi ini mama yang numpang yang ada...mama yang bantuin kerjaan aku bukan malah nyuruh-nyuruh yang punya rumah."

"halah mel cuma nitip cucian dikit aja protes" kata mertua nya yang tak tau malu. Arkan terbangun saat mendengar keributan. Ia menuju ke arah sumber keributan. "ada apa ini pagi-pagi buta sudah ribut-ribut" tanya arkan. "itu tu, mama kamu itu mas yang cari ribut bukan nya bantuin aku, malah mau nambah-nambahin kerjaan aku" arkan menatap ibu nya. "kenapa ngelihatin mama kaya gitu,? Mama cuma mau nitip cucian dikit doang, emang istri kamu aja yang malas."

"cukup ma, mama nggak lihat perut melia yang besar masih untung melua nggak pernah nyuruh mama buat ngerjain kerjaan rumah" nyonya drajat menghentakan kaki nya "istri kaya gitu aja di banggain" lalu ia meninggalkan dapur. Arkan menggeleng.

"de' maafin mama ya, udah buat kamu nggak nyaman" melia diam tak menjawab. "de' kamu marah?" melia kembali meletakan sayuran yang ia potong-potong. "mas kalo boleh aku milih aku nggak mau tinggal serumah lagi sama mama, dulu sebelum aku tau kejahatan nya, aku menghormati nya tapi sekarang jangan kan untuk menghormati bicara saja aku nggak bisa lembut lag seperti dulu."

"iya mas ngerti tapi mau bagaimana lagi de', mama sama kak radit nggak punya tempat tinggal" kata arkan. "aku mau pulang ke rumah bapak" tegas melia "de' ini rumah kamu rumah kita nggak mungkin aku bawa kamu pulang ke rumah bapak. Nanti orang berpikir kalo rumah tangga kita tidak baik-baik saja."

"lebih baik mendengar ocehan orang dari pada harus mendengar ocehan mama yang tanpa rem dan tak tau diri itu." arkan mulai terpancing emosinya. "cukup de' biar bagaiman pun juga dia mertuamu, dia mamaku jadi seburuk apa pun dia kita tetap harus menghormati nya."

Melia terkejut melihat reaksi suami nya yang mulai membela sang mama. Sayur yang tadi nya akan ia masak ia tinggalkan begitu saja. "de' mau kemana" tanya arkan. Melia masuk kamar dan segera mengemasi pakaian nya. "de' kamu mau ngapain? Apa mas salah bicara? Kalo memang mas salah bicara mas minta maaf, mas mohon jangan pergi."

Nyonya drajat yang mendengar pertengkaran anak dan menantunya tersenyum ia mengintip dari balik pintu kamar yang masih berlapis gorden. "ma..mama ngapain di situ" tegur radit, yang akan berangkat ke ladang milik warga ia tak sengaja melihat sang mama yang mengintip adik dan adik ipar nya.

"ssst mama cuma mau tau sedang ngomongin apa mereka" radit yang berjalan menggunakan tongkat pergi meninggalkan sang mama, namun sebelum pergi ia berpesan kepada sang mama. "jangan berulah lagi ma kalo mama nggak mau tinggal di jalanan, biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka."

Nyonya drajat memutar bola mata nya lalu pergi ke kamar tamu. "mas lepasin aku, aku hanya butuh ketenangan, aku nggak mau seperti dulu lagi" arkan berusaha mengerti tapi menurut melia ia tetap salah dengan membela mama nya.

"mas tau mas salah tapi pikir kan lagi de', apa kamu tega ninggalin mas, nanti kalo baby nya kangen bapak nya gimana, mas juga nggak bisa jenguk baby nya dalam perut de'" melia melotot seketika ia melemparkan bantal ke wajah suaminya. ia duduk di pinggir ranjang sambil mengusap air mata nya.

"sebenar nya aku nggak bisa tanpa kamu mas, aku sangat mencintai kamu mas tapi keberadaan mama dan kak radit membuat aku nggak nyaman menjalani hari-hari ku, aku merasa setiap langkahku terbebani" arkan memeluk istri nya. Ia mengusap lembut punggung istri nya "mas sangat mencintai mu de' bahkan sebelum cinta mu ada buat mas."

"bagaimana kalo kita tinggal di rumah ibu aja mas, toh kalo mas merasa kasihan sama mama karna nggak ada tempat tinggal, sekarang nggak lagi kan mereka bisa tinggal di rumah kita, dan kita tinggal di rumah ibu" melia menghela napasnya. "lagi pula sebentar lagi aku melahirkan aku ingin saat melahirkan ibu ada di sampingku" arkan memikirkan permintaan sang istri. " jadi cuma ibu aja yang di butuhkan saat melahirkan, mas nggak di butuhkan juga?"

"tentu saja aku butuh kamu mas" pada akhir nya arkan mengalah pagi itu ia memutuskan untuk tidak bekerja, ia berniat mengantarkan istri nya ke rumah bapak dan ibu nya. "de' tapi mas belum bisa langsung tinggal di sana ya mungkin nanti malam mas pulang lagi" melia mengangguk kecil.

...****************...

Setelah melalui 2 jam perjalanan sampai lah mereka di rumah bapak dan ibu nya melia. "assalamualaikum...ibu....melia pulang bu.." terdengar suara langkah tergopoh-gopoh dari arah belakang rumah. "wa'alaikum salam...loh nduk...kok kamu bawa tas besar gitu? Subhanallah....itu perut kamu...." sang ibu memeluk putri nya "iya bu alhamdulillah cucu ibu bentar lagi mau lahir..."

Terlihat ibu nya mengusap air mata "bu..ada apa? Bapak gimana kabar nya.." ibu melia menarik nafas dalam "ayo ayo masuk dulu nanti pegel kaki nya berdiri terus..." arkan mengangkat tas berat milik istri nya. "apa isi tas ini kenapa berat sekali" lirih arkan yang masih bisa di dengar melia yang sekarang sedang melirik nya.

"duduk lah dulu ibu buat kan minum" melia duduk lalu memukul mukul betis nya yang terasa cenut-cenut. "cape ya de,' sini mas pijitin" melia mengangguk. Tak berapa lama ibu melia keluar dengan membawa 2 gelas teh hangat. "ayo di minum, kenapa kaki nya nduk, pegel ya?" ujar ibu melia.

"nduk...ibu itu mau kasih kabar ke kamu, tapi ibu bingung mau ngabarin pake apa ibu sudah lama nggak punya hp" arkan menghentikan pijatan di kaki melia "memang kasih kabar apa bu" tanya melia penasaran. "bapak mu sudah meninggal" air meta melia jatuh tanpa perintah ia berjalan ke kamar di mana biasa nya sang bapak berbaring. "kapan meninggalnya bu" tanya arkan.

"tiga bulan yang lalu nak" sambil mengusap air matanya ibu melia menceritakan semua nya. Melia menangis tersedu-sedu di kamar sang bapak, "bapak...kenapa bapak pergi duluan, apa bapak nggak pengen lihat cucu bapak yang akan segera lahir pak..." tangisan melia terdengar pilu namun arkan tak ingin mengganggu nya.

Hingga saat kelelahan menangis melia tertidur "nduk...jangan sedih bapak pesan jaga ibu mu kasihan dia hidup sendirian bapak juga sudah nggak sakit lagi jadi kamu jangan sedih ya nduk" "tapi pak aku nggak bisa jaga ibu sendiri tanpa bapak" bapak melia tersenyum ia mengecup pucuk kepala putri nya lalu pergi dengan melambaikan tangan nya.

"pak...tunggu ...bapak..." melia membuka matanya di pandangi nya sekeliling remang-remang cahaya dari luar kamar, ia lupa menghidup kan lampu di kamar, saat lampu hidup melia tersadar bahwa ini sudah malam. Ia melangkah keluar kamar mencari sosok suami dan ibu nya terlihat ibu nya yang sedang sholat mungkin suami nya ada di ruang tamu.

Tapi....ia tak mendapati suami nya di sana tiba-tiba ia di kejutkan oleh tepukan di pundak nya. "sudah bangun de'" melia merasa lega melihat suami nya masih berdiri di hadapan nya. melia menghambur ke pelukan arkan. "mas jangan tinggalin aku.." arkan mengerti apa yang di rasakan istri nya.

Ibu melia yang baru selesai sholat berdiri di belakang anak dan menantu nya ia tersenyum bahagia setidak nya putri nya bahagia bersama suami nya walau dengan awal pernikahan yang tidak di inginkan nya.

1
Jeje
Ya cerita yang bagus
atik
lanjut thor, semangat
Puspita.D: terima kasih atas dukungan nya.
total 1 replies
atik
bagus
Jeje
Next
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
IamEsthe
Maaf ya. sekedar saran aja. dalam satu bab, jangan sampai templat tempat atau waktu lebih dari dua ya. ini kamu udah sampe tiga atau empat template.
IamEsthe: coba cek personal chat dr aku ya /Smirk/
Puspita.D: boleh ganti tempat tapi cuma satu kali ngk boleh ganti lalu balik lagi gitu ya kak
total 8 replies
IamEsthe
"Nak, ibu dan bapak tidak bisa menolak perjodohan ini karena ketidakmampuan kami di masa lalu, kami terpaksa menerimanya," ucap Ibu dengan raut wajah penuh rasa bersalah bla bla bla
IamEsthe
Dialognya sebenarnya benar, cuman kurang sedikit aja.

"Bagaimana dengan mimpiku, Bu? Apa aku tak berhak untuk memiliki mimpi atau mewujudkannya?" Melia nelangsa, dengan derai air mata bla bla bla
Puspita.D: waah makasih banyak kak atas saran nya,
total 1 replies
IamEsthe
diinginkan. bukan dipisah ya.
IamEsthe
Untuk fungsi kata 'di' ada 2, sbg penunjuk dan sbg kalimat kerja.


semisal,
Di hadapan
Diduga

dan untuk nama menggunakan huruf kapital. Melia


dan untuk kata -nya itu digabung, bukan dipisah ya.
Puspita.D: terimakasih banyak kaka sudah berbagi cara menulis yang benar☺️
total 1 replies
Fastandfurious
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Kami
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Gaara
Gak kecewa sama sekali! 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!