Penampilanya sedikit gemulai, wajahnya mirip orang Korea tapi sebenarnya dia keturunan Jepang. Jiro Itsuki Takahashi, model rintisan di Korea. Memiliki wajah tampan dan gemulai, dia menikahi gadis Indonesia bernama Namira Isyana Saraswarti. Pernikahan mereka kurang di restui oleh kedua orang tuan Namira yang seorang pengusaha dan pebisnis sukses.
Mereka menginginkan kedua anak perempuannya yang berpendidikan tinggi mendapat suami yang sukses juga seperti keluarganya. Mereka menginginkan menantu yang sesamanya bergerak di bidang bisnis juga agar perusahaan dan bisnisnya bisa mrnjadi besar dan menguasai seluruh Asia.
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Jiro Itsuki Takahashi itu, mereka meremehkan Jiro yang seorang model yang gemulai. Padahal dia sebenarnya memiliki dunia lain yang sangat kuat dari pekerjaannya sebagai model.
Siapakah Jiro Itsuki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
05. Kemarahan Tuan Aleandra
Namira segera masuk ke dalam mobil jemputan suruhan mamanya, dia memang meminta di jemput oleh supir pribadi keluarganya. Kini dia berada di dalam mobil, ponselnya berdering. Nama papanya terpampang di layar ponselnya, sedikit berdecak Namira melihat nama papanya itu.
Bukan apa-apa, sebelum dia berlibur ke Korea sempat berdebat kecil dengan papanya masalah kekasihnya yang di suruh putus. Nyatanya kekasihnya itu lebih memilih sepupunya, Naina. Dan keputusan Derry memilih Naina dari pada dirinya tentu membuat Namira kecewa dan marah, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena papanya sendiri mendukung keputusan Derry.
Tuuut.
"Halo?"
"Kenapa kamu lama sekali menjawabnya? Apa kamu masih kesal sama papa?" tanya tuan Aleandra di seberang sana.
"Ada apa papa meneleponku?" tanya Namira malas menjawab pertanyaan papanya.
"Ck, kamu segera temui papa di ruang kerja. Jangan pergi sebelum papa datang," ucap tuan Aleandra.
"Hanya itu?"
"Ada yang lebih penting, papa ingin menanyakan sesuatu padamu," ucap tuan Aleandra lagi.
"Tanya apa?"
"Sebaiknya kamu cepat pulang, jangan pergi kemana-mana lagi."
"Aku malas langsung pulang ke rumah, aku ingin jalan-jalan dulu sebentar," ucap Namira membantah ucapan papanya.
"Jangan membantah Namira!"
"Aku sumpek di rumah, aku ingin ..."
Klik!
Sambungan telepon terputus secara sepihak. Namira berdecak kesal, dia menatap ke arah depan. Supirnya sedang menerima sambungan telepon dari seseorang, Namira menebak itu pasti dari papanya.
"Iya tuan, saya akan mengantar nona Namira langsung ke rumah."
"..."
"Baik tuan."
Klik!
Namira melihat supirnya menerima telepon dari papanya, dia mendengus kesal karena papanya selalu memaksakan kehendaknya.
"Ck, papa itu. Selalu begitu, kenapa memaksakan sama aku terus sih. Kenapa bukan sama kak Rania, kenapa selalu aku. Aku juga pengen bebas, apa lagi pacarku mau tunangan dengan Naina. Benar-benar menyebalkan!" ucap Namira dengan kesal.
Dia menatap ke arah jendela mobil, hampir air matanya mengalir. Supir membawanya melihat dari kaca spion merasa kasihan, tapi dia hanya menjalankan tugasnya saja.
"Nona harus sabar, tuan Aleandra hanya meminta anda cepat pulang saja," kata sang supir.
"Papa pasti memarahiku karena aku pergi tanpa minta izin padanya. Wajar saja bukan aku kecewa dan sakit hati, Reynold mau tunangan dengan Naina lalu aku harus menerimanya begitu saja? Tentu saja aku ingin menenangkan diri dan pergi liburan di Korea," ucap Namira.
Luruh sudah air matanya, terisak penuh kesedihan. Supirnya kembali diam, dia tidak bisa berbuat apa-apa pada anak majikannya.
Namira memejamkan matanya, selintas bayangan wajah Jiro berkelebat di benaknya. Tiba-tiba tangisnya terhenti dan matanya terbuka, di hapusnya air mata di pipi.
"Kenapa dia datang membayangiku di saat aku begini?"
_
Namira duduk tertunduk di ruang kerja tuan Aleandra, dia sungguh tidak berani menatap papanya yang sedang marah besar karena ulahnya pergi berlibur ke Korea tanpa seizinnya.
Sebenarnya dia sudah minta izin pada mamanya, dan karena terburu-buru dia berangkat ke bandara akhirnya tidak sempat izin pada papanya. Dia juga mendadak pergi berlibur ke negeri Song Hae Kyu tersebut.
"Kenapa kamu tidak bilang pada papa kalau berlibur ke Korea? Apa kamu menganggap papa ini tidak berarti? Hah?!" ucap tuan Aleandra dengan menatap tajam pada anaknya.
"Bukan begitu pa, papa terlalu sibuk dan hanya memikirkan rencana pertunangan Naina saja. Kupikir aku izin sama mama, mama menyampaikan juga pada papa," jawab Namira.
"Hah, izin sama mamamu. Bahkan kamu tidak ikut acara pertemuan keluarga yang sangat penting itu, dan yang lebih papa marah kamu bertemu dengan laki-laki di sana. Kamu mau jadi perempuan murahan hah?!" tanya tuan Aleandra lagi dengan nada tinggi, membuat Namira kaget.
Dia mendongak pada papanya, dari mana papanya tahu kalau dirinya bertemu dengan seorang laki-laki model Korea. Apa papanya itu menyuruh orang untuk membuntutinya?
"Maksud papa apa? Kenapa papa menuduhku sebagai perempuan murahan?" tanya Namira.
Dia kecewa dengan tuduhan papanya mengenai dirinya di sebut perempuan murahan, kenapa begitu mudahnya papanya berkata seperti itu.
Tuan Aleandra mendengus kasar, menatap tajam pada anak gadisnya itu. Lalu berjalan ke meja kerjanya dan mengambil sebuah amplop cokelat, laki-laki itu berjalan mendekat kembali pada Namira. Melemparkan beberapa lembar foto yang di keluarkan dari dalam amplop.
Foto-foto berserakan di lantai, Namira kaget dengan foto-foto yang di lempar papanya. Menunduk ke bawah dan mengambil salah satu foto lalu melihatnya, lebih terkejut lagi Namira melihat foto di tangannya.
Sebuah adegan ciuman di dalam gereja dirinya dan Jiro, dia mengambil lagi foto-foto yang berserakan. Foto-foto itu menggambarkan dirinya yang berinteraksi dengan Jiro di dalam hotel dan juga sewaktu dia pergi ke bandara di antar olehnya.
Kenapa bisa foto itu ada pada papanya, dan kenapa begitu cepat foto itu ada di tangan papanya?
"Papa, papa dapat dari mana foto itu? Ini tidak benar pa, aku di jebak oleh laki-laki itu," ucap Namira mencoba menjelaskan apa yang dia alami selama di Korea.
"Tidak penting dari mana foto itu papa dapatkan, yang jelas kamu telah berbuat tidak senonoh dengan laki-laki asing. Apa begitu kecewa dan ingin mendapatkan laki-laki sehingga kamu dengan mudahnya bercumbu dengan orang asing?!"
"Pa! Jangan menuduh seperti itu, itu tidak benar adanya. Dia itu menjebakku," ucap Namira tidak terima tuduhan papanya.
"Siapa laki-laki brengsek itu?!"
"Pa, percaya padaku. Aku juga tidak kenal laki-laki itu, dia itu sengaja menjebakku," ucap Namira lagi.
"Siapa si brengsek itu?!" tanya tuan Aleandra dengan keras.
"Dia ..."
"Katakan pada papa, atau kamu papa usir dari rumah ini."
"Pa! Kenapa papa seperti ini?! Apa begitu fatal kesalahanku? Bukankah kak Rania juga pernah melakukan kesalahan fatal juga, tapi papa tidak pernah marah seperti ini," ucap Namira sangat kecewa dengan papanya.
Dia memang di perlakukan berbeda, meski di berikan fasilitas sama. Tapi sikap papanya selalu beda padanya.
"Namira, siapa laki-laki itu?!" tanya tuan Aleandra sekali lagi.
"Jiro, namanya Jiro Itsuki."
_
_
*****
bilang aja nikah jgn pake katedral Thor Krn merujuk ke agama katolik dn aturannya kalau mau nikah itu ribetttt butuh waktu berbulan2 Krn wajib ikut kursus utk menikah jd ga mgkn bgt eluarga ga tau 😂😂 mending diganti deh tor mumpung msh blm panjang sayang ceritanya lumayan kesannya jd penyesatan