Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Permisi, maaf saya terlambat." Ucap Ana.
"Kenapa kamu terlambat? Kamu tahu kan aturan disini?" Dosen tersebut terlihat marah.
Dia adalah Dosen yang di kenal disiplin, jika ada siswa yang terlambat, tidak akan diperbolehkan masuk.
"Maaf Pak, saya benar-benar minta maaf." mohon Ana.
"Ehem!!" Suara deheman Adam membuat semua orang menoleh ke arah depan pintu.
"Saya yang menyebabkan dia terlambat, jadi disini saya yang salah." Adam terlihat santai, namun sorot matanya membuat siapapun yang melihat pasti merasa ketakutan.
"Ma... Maaf Pak, kalau begitu kamu silahkan duduk?" Perintah Dosen kepada Ana.
"Terimakasih Pak." Ana langsung duduk di samping Putri.
"Hey, aku khawatir terjadi sesuatu kepadamu, kamu tidak diapa-apakan oleh dia?" Tanya Putri langsung pada intinya.
"Iya, aku baik-baik saja, kalian tidak perlu khawatir."
"Bagaimana kami tidak khawatir, kami menghubungi kamu, kamu tidak menjawab, pesan juga tidak di balas, siapa yang tidak khawatir jika kamu seperti itu?" Sambung Lisa.
"Sudah, sekarang kita mulai lagi pelajarannya?" Setelah berbincang dengan Adam, Dosen tersebut terlihat ketakutan, entah apa yang dikatakan Adam kepadanya.
Semua mahasiswa kini mulai berbisik-bisik.
'Jangan-jangan di jadi pelacur?'
'Tapi orang-orang mengatakan dia susah didekati perempuan.'
'Pasti digoda Ana, soalnya dia kan perempuan nakal.'
Banyak sekali bisik-bisik dari mahasiswa lainnya. Tapi, Ana tidak perduli, dia tetap melanjutkan pelajarannya yang tertinggal.
***
Adam langsung ke markas, sudah beberapa hari dia tidak kembali ke mansion.
Semenjak bertemu dengan Ana dia menjadi lelaki yang baik, entah sampai kapan akan seperti itu?
"Bagaimana, apa dia sudah mati?" Adam langsung masuk ke dalam markas, tempat penyiksaan pria buncit.
"Masih hidup Bro! Apa kamu akan menghabisinya, hanya karena seorang perempuan?" tanya Elliot penasaran.
Adam tidak menjawab, dia duduk di kursi yang sudah disediakan di depan pria buncit tersebut.
"Bangunkan dia!!" titah Adam.
Elliot langsung menyiram pria itu dengan seember air.
"Huh ...huh ... " Nafas pria buncit itu terengah-engah.
"Kenapa kalian menghajarku? Aku tidak pernah punya masalah dengan kalian." Pria itu sangat ketakutan.
Dia tahu siapa yang berbada di hadapannya saat ini, dia merasa tidak pernah main-main dengan orang ini.
Semalam dia mabuk berat, jadi tidak ingat siapa yang memukulnya.
"Kamu memang tidak punya masalah dengan kita. Tapi, kamu hampir saja .." Ucapan Elliot terpotong oleh perintah Adam.
"Ambil pisau, aku akan membuat ukiran di tangannya dengan sangat indah?"
Anak buah Adam langsung membawa pisau bedah.
"Wow.... Aku jadi ingin juga." Ucap Elliot.
"Kamu ingin tanganmu di ukir juga?" Ucap Adam dengan tatapan tajam.
"Hehehe....tidak Bos, aku hanya bercanda saja?" Elliot langsung ciut melihat tatapan Adam.
"Jangan Tuan, saya minta maaf kalau saya melakukan kesalahan , saya benar-benar tidak bermaksud... Aaaarghhh!!! Tuan saya mohon, tolong lepaskan saya, saya memiliki anak perempuan, saya akan menjodohkan Tuan dengan anak saya, saya janji!"
Adam menancapkan pisau di telapak tangan kanan pria itu. Karena tangan pria itu pipi wanitanya menjadi bengkak.
"Aku tidak butuh sampah!! Jadi, simpan saja anakmu dirumah, aku tidak butuh!!" Adam mencabut pisau tersebut kembali.
Aaaarghhh!!!
Adam tidak berhenti, dia menancapkan pisau tersebut kembali ke telapak tangan pria buncit itu, sampai akhirnya pria itu tidak sadarkan diri.
"Aku tidak jadi mebunuh bajingan ini, kirim dia kembali ketempat keluarganya!" Senyum smirk Adam terlihat menakutkan.
"Tumben, dia melepaskan tawanannya? Ada yang tidak beres nih!" Elliot terlihat bergidik ngeri membayangkan apa yang akan di lakukan oleh Bosnya tersebut.
***
Pukul 5 sore, Ana sudah bersiap-siap.
"Aku jadi kepikiran dengan cerita kamu tadi, apa Tuan Adam suka sama kamu?" Ucap Putri.
"Tidak mungkin, dia hanya mau tubuh wanita saja, tidak mungkin benar-benar suka, kamu tidak usah berfikir yang aneh-aneh!" Jawab Ana seraya menyisir rambut indahnya.
"Bagaimana kalau Tuan Adam benar-benar menyukaimu?" Ucap Lisa menimpali.
"Tapi setahu aku, dia tidak suka terikat dengan perempuan, dia membenci perempuan, jika dia menginginkan perempuan, hanya untuk menjadi jalangnya semalam saja, tidak lebih." Ucap Putri.
"Iya juga sih, dia juga sering menyiksa perempuan yang tidur dengannya. Tapi kenapa dengan Ana berbeda ya? Aaahhh sudah lah, kita berangkat saja, nanti kalau terlambat kita akan di marahi Pak Joane." Lisa langsung mengambil tas kecilnya lalu keluar dari kontrakan, diikuti Ana dan Putri yang mengekor di belakangnya.
"Mia pasti mencari tahu tentang kamu, dari tadi dia seperti orang kepanasan saat melihat kamu memakai dress itu, dia pasti penasaran." Ucap Putri.
"Iya, tadi di toilet, dia juga melabrakku, dia juga menuduhku menjual diri. Tapi, aku tidak perduli kepadanya, sekarang aku tidak mau memikirkan tentang mereka lagi." jawab Ana sendu.
Ana sebenarnya orang yang sangat ceria. Namun, di usia yang masih 20 tahun dia harus mengalami hal yang menyedihkan, itulah yang membuatnya menjadi pendiam.
Seperti biasa, mereka melakukan pekerjaannya masing-masing, sudah 2 jam Ana mengantar minuman, tapi dia tidak melihat kehadiran Adam.
"Hai!! Boleh kenalan?" Laki-laki tersebut mengulur tangannya ke arah Ana.
"Ana." Ana menerima uluran tangan laki-laki tersebut.
"Elliot Abraham, biasa di panggil Elliot?" Elliot tersenyum ke arah Ana.
"Maaf, saya masih banyak pekerjaan, saya permisi Tuan." Ana melepaskan tangan laki-laki tersebut dan langsung kembali ke belakang.
"Gadis menarik! Kenapa harus pakai masker? Meski dia memakai masker tapi aku bisa melihat kalau dia wanita yang cantik." Gumam Elliot.
"Tuan .... Apa perlu saya layani malam ini?" Tangan wanita itu langsung meraba dada bidang Elliot.
"Malam ini aku sedang tidak berselera." Mata Elliot menatap ke arah Ana yang sedang mengantar minuman.
"Jangan dekat-dekat, aku sedang tidak membutuhkan jasamu." Elliot sedikit mendorong wanita itu.
***
Di tempat lain,
Adam sedang mengirim barang ilegal keluar negeri, seperti biasa, dia ditemani oleh Joane.
"Semua sudah siap, apa masih ada yang lain?" Joane memperhatikan suasana ditempat tersebut melalui tabletnya.
"Semua sudah siap, kamu urus semua sisanya, kalau ada yang menganggu langsung habisi saja."
Adam memang terkenal kejam, dia tidak akan segan-segan membunuh orang yang mengacaukan bisnisnya.
Dia menjual obatan terlarang, berbagai jenis senjata, dan masih banyak usaha lainnya yang dimiliki oleh pria tampan itu.
"Aku akan ke club, kamu urus semua disini, setelah selesai langsung kembali." Adam memiliki banyak anak buah kepercayaan di mansion, markas dan club-club yang berada di luar kota ataupun di luar negeri.
***
Pukul 10 malam pengunjung club semakin bertambah, di lantai satu semua orang sedang sibuk berjoget.
Ana berada di sudut ruangan, dia melihat ke arah Rendi dan sekelompok teman-temannya.
"Kamu tidak perlu takut, mereka tidak akan mengenali kamu, jangan pernah lepas masker!" Putri menenangkan Ana.
Bagaimana tidak trauma, Ana hampir diperkosa oleh Rendi, dan teman-temannya Rendi juga ikut menyaksikan semua perlakuan Rendi.
Adam masuk kedalam club, anak buahnya langsung memberi jalan untuk majikannya.
Tatapan Adam berhenti di satu titik, senyum di wajahnya sedikit terlihat.
Dia berjalan ke arah Elliot, duduk disana dan memanggil Ana.
"Ambilkan aku minuman!" Ucap Adam.
"Aku akan membantunya!" Elliot hendak berdiri.
"Duduk!!" Adam melirik Elliot dengan tatapan tajam.
"Oke."
Ana langsung mengambil minuman yang biasa di minum oleh Adam.
Bugh!!
Di tengah perjalanan, Ana tiba-tiba menabrak seseorang.
"Maaf Tu..." Ana seketika menunduk, dia berbalik dan langsung berlari ke belakang.
Adam yang terus melihat ke arah Ana merasa heran, kenapa Ana sangat ketakutan saat berhadapan dengan laki-laki tersebut.
"Cari tahu laki-laki yang duduk di situ." Tunjuk Adam kepada sekelompok pria yang duduk di dekat meja mereka.
Elliot yang melihat mereka langsung mengenali siapa mereka.
"Itu sekelompok gangster jalanan, mereka terkenal sering memperkosa perempuan, mereka juga menerima tawaran untuk menghabisi seseorang?" Jawab Elliot yang memang sudah mengenal mereka.
"Kenapa gadis itu sangat ketakutan saat melihat mereka?" batin Adam.
************
************