Namanya Gadis. Namun sifat dan tingkah lakunya yang bar-bar dan urakan sangat jauh berbeda dengan namanya yang jauh lebih menyerupai laki-laki. Hobinya berkelahi, balapan, main bola dan segala kegiatan yang biasa dilakukan oleh pria. Para pria pun takut berhadapan dengannya. Bahkan penjara adalah rumah keduanya.
Kelakuannya membuat orang tuanya pusing. Berbagai cara dilakukan oleh sang ayah agar sang putri kembali ke kodratnya sebagai gadis feminim dan anggun. Namun tidak ada satupun cara yang mempan.
Lalu bagaimanakah saat cinta hadir dalam hidupnya?
Akankah cinta itu mampu mengubah perilaku Gadis sesuai dengan keinginan orang tuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5- Pertemuan Pertama
HAPPY READING
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Yusuf sudah berusaha melamar ke beberapa perusahaan besar. Namun, sampai saat ini belum ada hasilnya. Bahkan ada beberapa yang ditolak. Padahal dia sangat membutuhkan pekerjaan.
Yusuf berasal dari kalangan bawah. Ayahnya sudah meninggal delapan tahun yang lalu. Sedangkan ibunya sakit-sakitan. Dan, dia membutuhkan biaya besar untuk pengobatan ibunya yang mengidap penyakit kanker darah stadium akut.
Oleh sebab itulah, dia sangat berharap perusahaan itu akan menjadi tempat terakhir yang dikunjunginya.
🌻🌻🌻🌻🌻
“Papa!” seru gadis menerobos masuk kedalam ruangan meeting meski kedua petugas keamanan sudah berusaha menghalanginya. Namun, tetap saja usaha mereka sia-sia.
“Gadis?” Vanno terkejut melihat putrinya yang masuk begitu saja kesana dan membuatnya malu didepan karyawan serta klien yang ada disana.
“Maksud Papa apa, memblokir semua akses kredit aku?! Papa mau bikin malu aku didepan teman-teman club aku?! Aku sampai ditertawakan waktu lagi asik nongkrong di cafe!” celoteh gadis yang tidak peduli pada siapapun disana. Padahal semua orang menatapnya dan saling berbisik melihat sikap dan penampilannya yang urakan.
"Maaf, Pak. Kamu sudah berusaha menghalangi. Tapi, nona muda memaksa—” ucap salah seorang security dengan takutnya. Vanno mengangkat tangan kanannya ke udara sebagai pertanda menyuruhnya diam.
“Pak, apa meetingnya bisa kita lanjut?” tanya sang klien dengan tatapan tajamnya karena kesal dengan kekacauan yang dibawa oleh gadis aneh itu.
“Heh botak! Lho nggak dengar gue lagi ngomong sama bokap gue? Mendingan sekarang lho semua keluar, sebelum gue hajar satu-satu! Keluar nggak?” kesal, gadis mendamprat klien yang memang memiliki kepala plontos dan badan gemuk itu.
Dia juga mengusir semua orang dengan galaknya. Membuat mereka semua takut, apalagi karyawan Vanno yang memang sudah sangat mengenal putri dari atasannya yang memiliki sifat tomboy dan sulit diatur itu.
“Gadis!” desis Vanno dengan tatapan tajam. Namun tidak mampu membuat Gadis merasa gentar.
Takut berurusan dengan gadis preman itu, semua orang pun meninggalkan ruangan itu. Kini, diruangan itu hanya tinggal ayah dan anak itu.
Vanno bangkit dan mendekati putrinya dengan tatapan marah. Dia sangat malu dan marah menghadapi kelakuan anaknya yang tidak beretika.
"Kamu ini apa-apaan sih?! Berkelakuan bar-bar dan tidak sopan disini! Bikin malu saja! Dan kamu sadar tidak, sudah mengacaukan meeting penting papa? Gara-gara kamu, papa bisa kehilangan proyek besar!”
“Bodo amat dengan meeting Papa dan si botak itu. Pokoknya aku nggak mau tau, Papa harus kembalikan semua fasilitas aku. Kalau tidak, aku akan terus berbuat kekacauan disini dan juga dimana-mana.” ancam Gadis yang tidak sedikitpun merasa takut dengan kemarahan sang ayah. Dan hal itu membuat Vanno semakin berang.
“Tidak perlu mengancam papa. Kalau kamu mau fasilitas kamu dikembalikan, kamu tinggal turuti keinginan papa. Rubah kelakuanmu seperti seorang wanita. Bukan seperti seorang pria yang kerjaannya berantem, balapan, main bola, tawuran, keluar masuk penjara dan membuat malu keluarga! Kalau kamu bisa berubah, papa akan langsung kembalikan semua yang kamu inginkan,” tawar Vanno.
“Jadi, Papa mengancam aku? Maksudnya, selama aku belum berubah, Papa tidak akan kembalikan semua akses kredit aku?” Gadis berkacak pinggang dan menatap papanya dengan tatapan menantang.
“Iya,” jawab Vanno cepat.
“Oke, kalau itu mau Papa. Aku juga masih bisa kok, dapat uang dengan cara merampok bank atau restoran Tinggal ajak aja teman-teman club. Pasti mereka pada senang. Kan hasilnya lumayan. Paling, nanti kalau kita ketangkap polisi, yang malu juga papa sendiri,” ucap gadis dengan entengnya. Membuat Vanno terkejut dan menjadi was-was dengan ancaman balik sang putri yang terlihat tidak main-main.
Gadis pun berlalu dari sana setelah puas melihat ekspresi papanya yang tampaknya merasa gentar dengan ancamannya. Dan, dia sangat yakin stelah ini papanya tidak akan berani lagi mencabut akses kreditnya.
Vanno meraup wajahnya kasar. Putrinya itu benar-benar telah menguji kesabaran dan mentalnya! Dia sudah kehabisan cara untuk mendidik dan mengembalikan anak itu pada kodratnya. Semua cara sepertinya sudah dilakukan, tapi tidak ada yang mempan untuk memberikan efek jera pada Gadis.
Apalagi, Najwa yang tidak terlalu peduli dan mendukung usahanya. Tapi wanita itu malah selalu membela anaknya.
Tidak habis pikir kenapa dia harus memiliki anak dengan karakter yang terbalik. Namun, dia tidak terlalu merisaukan Galang karena putranya tidak pernah membuat masalah.
Tapi Gadis? Berulang kali dia membuat masalah yang membuat Vanno pusing dan malu! Sekarang dia bingung apalagi yang harus dia lakukan? Siapa yang bisa membantunya agar putrinya bisa berubah?
🌻🌻🌻🌻🌻
Gadis keluar dari gedung besar dan megah itu dengan perasaan senang dan puas. Bukan hal yang sulit untuk mengatasi orang tuanya, terutama papanya yang ribet dan suka ngatur. Hanya dengan sekali ancaman saja, papanya langsung terlihat panik.
Dengan gaya tomboynya, Gadis berjalan menuju tempat parkir untuk mengambil motornya yang tadi dia serahkan pada security.
Ponselnya yang berada dalam saku celananya berdering. Sambil terus berjalan, dia menjawab panggilan suara dari teman satu genknya itu.
“Iya?”
“Dis, lho dimana?”
“Biasa, ada urusan. Emang kenapa sih?”
“Malam ini ada balapan melawan anak-anak genk singa. Lho mau ikutan nggak?”
“Lho nanya gue? Jelas gue mau lah. Itu genk kan musuh bebuyutan kita. Pokoknya gue harus ngalahin mereka dan bikin mereka kapok,” ucap Gadis penuh tekat.
“Gue senang banget dengar jawaban lho. Ini baru namanya Gadis. Oke, sampai ketemu nanti malam,” ucap temannya yang bernama Jojo dengan suara yang terdengar sumringah.
Saat Gadis sedang asik berbincang-bincang melalui ponselnya, Yusuf keluar dari gedung perusahaan itu dengan langkah gontai dan raut wajah sedih dan kecewa, lantaran manager HRD belum bisa memberi keputusan untuk menerimanya bekerja disana atau tidak.
Dia disuruh menunggu seminggu atau sekitar satu bulan lagi. Padahal, dia sangat membutuhkan pekerjaan tetap dan gaji yang lumayan.
Yusuf menarik nafas panjang sebelum kembali meneruskan langkahnya meninggalkan gedung itu.
Namun, tiba-tiba matanya tertuju pada dua orang pria yang menaiki stegger untuk sampai diatas balkon gedung yang sedang melakukan renovasi. Namun, tanpa sengaja pria yang berada dibelakang menendang stegger yang berada paling atas setelah dia sampai diatas balkon.
Sedangkan tepat dibawah stegger itu, Gadis sedang berdiri dan asik berbincang-bincang dengan ponselnya, sehingga dia tidak menyadari apa yang ada disekitarnya, termasuk bahaya yang akan menimpa.
“Awas!!” teriak Yusuf sambil berlari sekencang mungkin kearah gadis yang tidak menghiraukan teriakannya saking keasikannya bertelepon.
Yusuf merengkuh tubuh Gadis dan menyeretnya menjauhi stegger yang akhirnya terjatuh itu.
PRAANG!!
Gadis sangat terkejut saat ada yang memeluknya tiba-tiba. Dan lebih terkejut lagi, melihat stegger itu terjatuh didepan mereka.
BERSAMBUNG