" Ku mohon menikahlah dengan Tuan Sadam, rahimmu bisa menyelamatkan hidupku!" pinta Danu memohon kepada Istrinya, yakni Mahira.
Karena hutang Suaminya, Mahira rela membayarnya dengan rahim miliknya, ia pasrah Saat Suaminya menjatuhkan talak padanya dan memintanya untuk segera menikah dengan bosnya sendiri.
Apalagi Danu telah mendapatkan ancaman akan masuk bui jika syarat yang ia ajukan tidak di penuhi.
Tuan Sadam Narendra Hito adalah sosok seorang pengusaha kaya raya yang telah memberikan pinjaman tersebut. Dan ia juga yang mengajukan syarat seperti itu.
Akan kah Mahira bisa mengandung benih dari pria yang tidak di cintainya?
Di lain sisi, rupanya Danu telah bermain api selama dirinya menikah dengan Mahira. akankah kebusukannya terbongkar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Hans
Hari ini selepas pulang bekerja, Sadam memutuskan untuk pulang ke rumahnya, ia pun masih memiliki tanggung jawab terhadap Alisa, istri pertamanya.
Seperti biasa, Alisa menyambut hangat suaminya, seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka berdua.
Kali ini ada yang berbeda atas sikap Alisa, biasanya ia tidak pernah menyiapkan air minum untuk Sadam, tapi kali ini Alisa bergegas mengambilkan satu gelas air putih hangat untuk Sadam.
Tapi sepertinya Sadam tidak menanggapinya secara berlebihan.
"Akhirnya Mas Sadam pulang juga, aku sangat merindukanmu!" ucap Alisa sengaja memeluk Sadam.
Sadam sendiri membalas pelukan dari istrinya.
"Apa kau baik-baik saja Sayang?" tanya Sadam dengan dahi mengkerut.
Alisa malah tersenyum tipis. " yang Mas Sadam lihat gimana? Aku baik-baik saja kan?" sahut Alisa kembali tersenyum.
Akhirnya Sadam menghiraukan jawaban dari Alisa, ia pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selama Sadam berada di dalam kamar mandi, Alisa buru-buru membuka ponsel Suaminya, namun sialnya setelah ia mengecek seluruh isi di dalam ponsel, Alisa tidak menemukan apapun, hanya nomer rekan bisnis dan teman-teman kuliahnya Sadam, isi chat pun hanya percakapan bisnis dengan para klien. Alisa menjadi frustasi di buatnya.
'Cih, kau pandai sekali menyembunyikan kebusukanmu Mas, tapi sebentar lagi aku akan menemukan dimana kau menyembunyikan wanita j*lang itu, ini juga gara-gara si bodoh Armando, dia malah salah memberikan alamat tempat wanita j*lang itu.'gerutu Alisa dalam hati.
Kemudian netranya beralih ke atas laci nakas dekat jam tangan milik Sadam, Alisa melihat ada sesuatu yang aneh dari ukiran cincin pernikahan milik Suaminya. Dengan segera ia meraihnya dan memeriksa bagian dalam cincin tersebut, Karena setahu dirinya bahwa cincin pernikahan mereka terdapat inisial nama mereka masing-masing.
ketika Alisa berhasil memeriksa cincin tersebut, ia benar-benar sangat terkejut dengan inisial yang terdapat di dalamnya.
"S dan M? Harusnya kan S dan A? berarti ini cincin pernikahannya Mas Sadam dengan wanita j*lang itu, Aarrkkhhh, kau sangat menyebalkan sekali Mas Sadam, kau tega membuat cincin pernikahan kita dengan model serta bentuk yang sama, kau jahat!" ucap Alisa dengan suaranya yang cukup pelan.
Lalu ia buru-buru menaruh cincin tersebut ke tempat semula agar Sadam tidak menaruh curiga.
Selesai mandi, Sadam fokus memperhatikan Alisa yang sudah berada di atas tempat tidur dengan di tutupi oleh selimut sampai sebahu, kedua matanya pun sudah terpejam.
Karena sudah merasa ngantuk, Sadam pun tidur di sebelah Alisa
Keesokan harinya.
Seperti biasa Sadam pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantor, entah kenapa Sadam merasa ada yang aneh terhadap istrinya tersebut, namun lagi-lagi ia kembali menghiraukannya, sebelum berangkat ke kantor Alisa mengatakan sesuatu kepada Sadam dan sepertinya cukup penting.
"Mas, selama kamu tidak ada di rumah! Bolehkah aku menginap di rumah Mommy? Aku kesepian di rumah sebesar ini seorang diri!" ucap Alisa memohon.
Tanpa berfikir panjang, Sadam menyetujui permintaan istrinya.
"Terserah dirimu saja Sayang, yang penting kamu bahagia, kau tahu kan jika aku saat ini mulai sibuk dengan pekerjaan ku yang sekarang bersama Mr. Smith."
"Iya Mas, aku tahu kok! Tapi terima kasih sudah memberikan aku ijin!" sahut Alisa.
Kemudian Sadam mengecup pucuk kepala Alisa.
"Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan, buatlah dirimu bahagia Sayang!" cetus Sadam, mencoba bersikap baik terhadap Alisa.
'ha..ha..ha! Tentu saja Suamiku, aku akan melakukan hal yang bisa membuat diriku sangat bahagia, termasuk mengusik hubunganmu dengan wanita j*lang itu agar segera berakhir.' batinnya sangat licik.
......................
"Permisi Bos, saya sudah menghabisi orang yang kemarin anda perintahkan, dan sekarang orang tersebut angkat kaki dari kota ini."
"Baguslah, buat si Armando itu untuk tidak lagi memata-matai Tuan Sadam, cari mati dia!" cetus Hans.
"Tenang saja Bos, kemarin kan bos sendiri yang meminta si brengsek itu untuk memberikan alamat palsu Nyonya Mahira!" jawab orang suruhannya Hans.
"Ya, aku tahu itu Alan, kerjamu sudah sangat bagus! Tapi kau harus terus awasi Nyonya Alisa, aku dari dulu menaruh curiga dengannya, dia seperti menyimpan rahasia besar dan ia sangat berbahaya untuk hubungan Tuan Sadam dan juga istri mudanya!" tegas Hans sembari menyeruput kopi hitamnya.
Saat ini keduanya sedang melakukan pertemuan rahasia di salah satu cafe cukup terpencil di kota ini,Cafe yang memiliki nuansa zaman dahulu ini tidak begitu banyak di kunjungi oleh para pengunjung, dan hanya di saat weekend saja Cafe ini ramai, Hans sendiri sudah sangat akrab dengan pemilik Cafe ini.
"Lantas apa langkah kita selanjutnya Tuan?" tanya Alan sembari menyeruput kopi espresso nya.
"Kau terus awasi gerak-gerik Nyonya Alisa Lan, kemarin kau bilang jika Nyonya berada di sebuah hotel bersama seorang pria, betul begitu?"
Alan pun mengangguk sambil berpindah posisi duduknya.
"Seperti nya Nyonya mulai bermain api di belakang Tuan, Bos!"
"Cih, berani sekali wanita itu! Cari mati dia dengan Tuan Sadam, kalau ketahuan aku yakin jika Tuan akan langsung menendangnya!" sahut Hans.
"Wanita seperti Nyonya Alisa memang pantas untuk di tendang Tuan, oh iya ini masalah kasus yang terjadi hampir delapan tahun yang lalu Tuan, saya mencoba menyelidiki kampus dimana dulu Nyonya Alisa kuliah di sana, dan saya mendapatkan informasi penting dari sana, ia dulunya teman dekat Nyonya Alisa dan sekarang menjadi dosen di sana!" tutur Alan dengan seriusnya.
Mendengar Alan berkata seperti itu, Hans semakin penasaran di buatnya.
Alan pun menceritakan apa yang tengah terjadi saat itu di kampus.
Brak
Hans tiba-tiba saja menggebrak meja di hadapannya, beruntungnya kopi mereka tidak sampai tumpah.
"Kau yakin dengan perkataan mu barusan Lan?"
"Sangat yakin Bos, saya sudah mencari buktinya dan memang sih baru aku temukan lima puluh persen, tapi saya akan terus mencarinya sampai seratus persen, anda tenang saja Bos." tegas Alan.
Kini mereka pun mengakhiri minum kopi bersama setelah Hans mendapatkan panggilan telepon dari Sadam, Hans bergegas kembali ke kantor karena jam istirahat sudah selesai.
"Aku tunggu kabar baik darimu Alan, ingat jangan pernah kau menghubungiku lebih dulu, sebelum aku menghubungimu, jangan sampai masalah ini di ketahui oleh Tuan Sadam, faham kamu?" cetus Hans memberi pengertian kepada Alan.
"Siap, 86 Bos!"
Setibanya di kantor, Sadam malah menatap curiga ke arah Hans.
"Habis dari mana saja kau Hans? Tumben sekali kau pergi keluar di saat jam istirahat?" selidik Sadam.
Akhirnya Hans pun terpaksa berbohong demi berjalannya rencana yang sudah ia persiapkan dari dulu.
"Emh, anuuu..anuuu itu Tuan!" sahut Hans sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Annuuu..anuuu..Annuuu apa Hans? Kau kalau ngomong itu yang jelas!" bentak Sadam mulai jengkel.
"S saya bertemu dengan pacar saya Tuan!" jawab Hans berbohong sampai-sampai perkataannya terbata.
Mendengar hal itu, Sadam malah tertawa puas bahkan sampai terpingkal-pingkal.
"Are you sure Hans? Apakah ada wanita yang mau dengan pria seperti mu hah?" ledek Sadam sambil memegang perutnya karena tidak kuat atas perkataan Hans yang membuatnya merasa geli.
Ekspresi wajah Hans berubah menjadi datar.
'Anda ini sangat menyebalkan sekali Tuan, lihat saja nanti aku bakalan bawa pacarku yang merupakan seorang model, anda pasti akan mati berdiri melihatnya, tapi apa bisa ya? Arrrkkhh, ini semua malah membuatku menjadi bingung, dasar sial!' umpat Hans dalam hati
POV Hans
Bersambung....
🍁🍁🍁🍁🍁🍁