Juliette, terlahir dari keluarga yang minim simpati dan tidak pengertian.
Membuat ia tumbuh menjadi gadis mandiri dan sulit berekspresi.
Di tengah perjalanan hidupnya yang pahit, ia justru bertemu dengan yang Pria semakin membuat perasaannya kacau.
Bagaimana kelanjutan hidup Juliette?
Akankah ada seseorang yang memperbaiki hidupnya?
Simak kelanjutannya, Behind The Teärs by Nona Lavenderoof.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lavenderoof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Support System
"Iya, bu. Ibu dan Kak Novi hati-hati dijalan ya!" Ucap Juliet sambil melambai-lambaikan tangan.
"Iya. Adikmu pasti sangat senang saat tau kau yang akan menemaninya!" Jawab Ibu tanpa menghentikan langkahnya.
Juliet yang mendengar perkataan ibu pun tersenyum dan segera kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian dan beralih pada adiknya.
"Okay, It's time to be a support system for my lovely little brother!"
*
*
Keesokan Harinya...
"Ayo, Ibu dan aku yang akan mengantarmu ke tempat pertandinganmu kemarin. Mengambil piagam penghargaannya di dalam atau di luar lapangan?" Tanya Novi pada adiknya yang baru bergabung untuk sarapan di ruang makan.
"Aku tidak mau! Aku mau Kak Juliet yang mengantarku!" Tolak Sang adik.
"Nah, kau ini! Ku pukul kau ya!" Kesal Novi memasang tangan seolah ingin memukul. Padahal iya bicara baik-baik namun adiknya malah menolaknya.
"Loko, kau tidak boleh nakal seperti itu! Juliet ingin berangkat ke sekolah, ia harus belajar!" Bilang Ibu.
"Dengan Kak Novi dan Ibu saja ya?" Sambung Juliet, menyelesaikan sarapannya dan sudah siap berangkat ke sekolah.
"Okay, tapi aku ingin hadiah. Bukankah ibu janji akan memberikan hadiah jika aku menang di turnamen futsal kemarin?" Pinta Loko.
"Iya, apa maumu?" Tanya Ibu.
"Aku mau sepeda baru!" Seru Loko.
"Sepeda baru? Baiklah, kita akan membelinya setelah pulang." Jawab Ibu sambil menyantap sarapannya.
"Dan juga mobil remote, bu." Loko menambah permintaannya.
"Tunggu dulu, aku ke toilet sebentar!" Bilang ibu buru-buru pergi ke toilet.
"Eh, tidak jadi mobil remote. Sepeda dan games stick, ya bu!" Loko mengubah permintaannya.
"Hei kau itu bukan juara satu. Hanya juara tiga saja tapi banyak mau! Juara dalam kelompok pula, bukan sendirian!" Ejek Novi kesal dengan adik laki-lakinya yang banyak permintaan.
"Kak Novi! Tolong hargai usaha adikku. Yang namanya futsal itu memang olahraga bertim, mana bisa sendirian kak. Loko dan timnya sudah berusaha sangat keras. Aku yang menonton mereka." Bilang Juliet saat melihat Loko yang tadinya bersemangat langsung menunduk lesu saat mendengar perkataan kakaknya.
"It's okay, Loko. Mendapat juara tiga itu sudah lebih dari cukup. Kau dan teman-temanmu sudah mengalahkan banyak tim dibawah kalian. Kalian melakukannya dengan sangat hebat!" Ucap Juliet menghibur adiknya.
"Kau bicara seolah Loko hanyalah adikmu. Hei, dia adikku juga! Perkataan seperti itu adalah hal yang wajar bagi kakak adik. Kau selalu berlebihan. Lagipula hanya mengalahkan lawan yang seusianya saja masa tidak bisa? Tinggal tendang dan giring bola ke gawang saja sesulit itu!"
"Kak Juliet..." Adu Loko, memeluk kakaknya.
"Futsal bukan sekedar menendang dan menggiring saja kak, tidak semudah itu. Memangnya Kak Novi pernah menang? Oh iya ikut perlombaan saja tidak pernah!" Balas Juliet.
"Oh, kau mengejekku ya? Lihat saja, kau tidak akan kuliah di Kampus Amerika itu. Kau tidak akan bisa mengejar cita-citamu! Kau hanya akan menjadi Dokter dalam mimpimu saja! Itulah akibat dari sombong padaku, dasar kurang ajar!"
"Dan kau, Loko. Awas saja kau minta bantuanku! Hiduplah kau bersama Juliet saja, anak menyusahkan!"
Novi mengancam kedua adiknya yang menyebalkan.
*
*
Jika beberapa hari yang lalu Juliet pergi ke perpustakaan di pusat kota, hari ini ia hanya ingin ke perpustakaan yang ada disekolahnya saja.
Hope you enjoy this bab!
Thank you and happy reading!