Mendapat kabar akan kematian kekasihnya membuat Lucy Hart hancur. Dunianya mendadak gelap, dia jatuh ke dasar yang paling dalam namun seseorang, menariknya dari tempat gelap itu. Jared Levin, adalah sahabat baik kekasih Lucy. Dia telah bersumpah pada Daniel untuk menjaga dan mencintai Lucy. Dia selalu ada untuk Lucy bahkan ketika Lucy mengalami kecelakaan yang membuatnya mengalami kelumpuhan, Jared selalu ada untuknya. Dapatkah Lucy melihat ketulusan Jared dan melupakan kekasihnya yang telah pergi dan ketika Jared memutuskan kembali ke Amerika, apakah Lucy akan mencegahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Mendadak
Lucy telah selesai melakukan latihan. Dia baru menyadari jika dia belum makan dan rasanya begitu lelah. Dia juga kehabisan tenaga setelah selesai latihan. Sebaiknya dia segera mencari makan, jangan sampai dia tumbang di tengah jalan.
Ketika dia keluar dari tempat pelatihan, waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 malam. Lucy berjalan seorang diri, dia berniat mencari tempat makan terlebih dahulu namun dia tak menyadari jika ada dua laki-laki yang mengikuti dirinya dari belakang.
Mereka bergerak sehati-hati mungkin supaya tidak diketahui Lucy. Kedua laki-laki itu tentu saja memiliki niat jahat terhadap Lucy. Cukup pukul kedua kakinya, maka pekerjaan mereka selesai tapi mereka harus mencari kesempatan yang tepat sebab misi mereka tak boleh gagal.
“Lucy, tunggu!” panggilan pelatihnya menghentikan langkah Lucy dan menghentikan kedua pria yang mengikuti dirinya.
“Ada apa. Mam?”
“Aku lupa memberitahu dirimu, besok datanglah lebih pagi karena kita akan berlatih secara kelompok. Aku harap sebelum jam 09.00 kau sudah tiba.”
“Aku tidak akan mengecewakanmu, Mam,” dia sudah memutuskan untuk menjadikan itu sebagai pertunjukan terakhir untuk Daniel jadi dia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh.
“Aku tahu kau bisa oleh karena itulah aku tidak salah memilih.”
“Terima kasih telah mempercayai aku lagi. Aku akan memberikan pertunjukan yang luar biasa dalam pertunjukan kali ini!”
“Aku percaya dengan kemampuanmu, Lucy. Sudah malam, kau harus segera pulang karena kau butuh banyak istirahat. Satu hal lagi, kau tidak perlu terpengaruh dengan ucapan mereka yang tidak suka denganmu. Fokus pada dirimu sendiri dan fokus pada latihan yang kau jalani agar kau tidak membuat kesalahan,” dia tahu Anna tak menyukai Lucy dan dia harap Lucy tidak terpengaruh dengan ucapan Anna.
“Terima Kasih atas nasehatmu, Mam,” dia tak akan membiarkan siapa pun menghalangi langkahnya karena panggung itu harus tetap menjadi miliknya.
Sang pelatih pamit pergi, begitu juga dengan Lucy yang kembali berjalan menuju halte bus. Jalanan yang tadinya ramai mulai sepi dan sekarang tinggal dia seorang diri.
Kedua pemuda yang mengikutinya kini kembali mengikuti Lucy. Dia mulai merasakan ada yang aneh dan dia merasa ada yang mengikuti dirinya.
Lucy melangkah semakin cepat, dia juga berpaling ke belakang. Kedua pemuda itu pun sudah tak mengikutinya secara diam-diam. Mereka mengikuti Lucy secara terang-terangan. Tidak ada siapa pun membuat Lucy mempercepat langkahnya. Siapa mereka berdua dan kenapa mereka seperti mengikuti dirinya?
Takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan, Lucy mulai berlari. Dia harap kedua pemuda itu tidak mengejar tapi rupanya, mereka memang mengejar.
“Si-sial!” Lucy semakin panik dan ketakutan. Wajah Mereka terlihat asing bahkan penampilan mereka menunjukkan jika mereka bukanlah orang baik.
“Tangkap dia!” teriakan salah satu dari kedua pria itu membuat Lucy berlari secepat mungkin. Stamina yang dia miliki tidak bayak karena dia begitu lelah dan dia pun begitu lapar .
“Tolong!” Lucy mulai berteriak. Dia harap ada yang menolong tapi dia salah memilih jalan karena jalan yang dia pilih semakin sepi saja.
“Jangan lari kau!”
“Pergi dariku!” dia harus berlari melewati sebuah taman yang dipenuhi dengan pohon besar.
Lucy berhenti sejenak, dia kehabisan tenaga. Nafasnya hampir putus. Dia harus memulihkan tenaganya namun dia tidak memiliki waktu untuk melakukan hal itu sebab kedua pemuda itu sudah begitu dekat.
“Tolong, siapa pun tolong!” kepanikan semakin melanda Lucy. Dia kembali berlari, dia harus mencari tempat bersembunyi. Kedua pemuda itu semakin dekat saja, mereka pasti dapat melakukan pekerjaan mereka tanpa kendala.
Mereka berdua berpencar karena mereka berniat menyergap Lucy. Meski Lucy sudah berusaha lari, namun dia kalah dengan kedua pria itu. Lucy pun sudah hampir tertangkap. Salah satu dari mereka mulai mengayunkan tongkat ke arah Lucy namun meleset.
“Apa mau kalian!” teriak Lucy.
“Kau tidak perlu tahu!” satu pukulan kembali diberikan, Lucy kembali menghindar namun setelah dia berusaha menghindari pukulan itu, salah satu dari mereka justru menarik rambutnya dengan begitu kuat sehingga membuat Lucy terpental ke belakang dan jatuh ke atas aspal.
Lucy berteriak, bokongnya sakit. Kedua pemuda itu menghampirinya, Lucy pun berusaha untuk mundur dengan perasaan takut yang begitu luar biasa.
"A-apa yang kalian inginkan dariku?"
“Patahkan kedua kakinya sekarang juga!” salah satu dari mereka memberi perintah.
“Apa? Jangan lakukan itu!” Lucy memohon. Bagi seorang Ballerina, kaki adalah aset paling berharga.
"Tugas kami mematahkan kakimu, pegang dia!"
"Tidak!" Lucy hendak lari, namun rambutnya kembali dijambak. Tubuhnya pun diseret untuk mendekati pemuda yang lainnya. Lucy berteriak dan menendang namun pria itu terus menarik rambutnya sedangkan pria lain sudah berada di dekat kakinya.
“Sekarang!” tongkat sudah diangkat, dan akan diayunkan sebentar lagi.
"Jangan, aku mohon jangan lakukan!” Lucy yang tak berdaya, hanya bisa berteriak saja.
Tongkat sudah terayun, hendak memukul kaki Lucy tapi pada saat itu, seorang pria melompat ke arah mereka dan memukul kepala orang yang hendak memukuli kaki Lucy.
Pria itu pun terkejut. Tubuhnya terjungkal ke samping. Pria yang lainnya juga tak kalah terkejutnya namun benda yang menempel pada pelipisnya secara tiba-tiba, tak sempat dia lihat tapi dia dapat merasakan sesuatu menembus ke dalam tengkorak kepalanya.
Lucy yang melihat itu, berteriak histeris dan pemuda yang lain terbelalak melihat rekannya jatuh ke atas aspal. Darah mulai membanjiri, seorang pemuda yang tidak dikenal berdiri di hadapannya dan kini pistol yang ada di tangan sudah mengarah ke arah pemuda yang tersisa.
“Si-siapa kau?” pertanyaan itu dijawab dengan sebuah peluru yang melesat ke arah pemuda itu lalu menembus ke dahinya.
Lagi-lagi Lucy berteriak histeris melihat pemandangan yang tak pernah dia lihat sama sekali. Tubuh pemuda itu pun tumbang seperti rekannya yang lain. Darah segar mengalir ke arah Lucy dan begitu melihat darah itu, pandangan Lucy berputar.
Dia langsung jatuh, tak sadarkan diri dan dia tidak tahu lagi apa yang terjadi namun pemuda yang melakukan hal itu tentu saja dia tahu karena dia adalah Jared, pemuda yang mengikuti dirinya setelah kematian Daniel.
karena kamu lebih memilih lucy dibandingkan Mikail yg banyak omong dan memuji dirinya sendiri 😏😏😏
emank enak🤪🤪🤪
kamu sich terlalu kepedean jadi orang😏😏😏
semoga saja hal itu tdk terjadi karena kasian lucy kalau kakinya diamputasi.
fokus aja SM operasi n kesembuhan dirimu setelah itu buat bangga Jared dg ke istimewaan dirimu Lucy
. btw Thor , visualnya mana .