Namaku Lakas, klan vampir dari darah murni, aku adalah seorang bangsawan dari raja vampir terkuat.
Adanya pemilihan pangeran pewaris tahta kerajaan vampir, menjadikanku salah satu kandidat utama sebagai penerus klan vampir darah murni.
Namun, aku harus menemukan cinta sejatiku dibawah cahaya bulan agar aku dapat mewarisi tahta kekaisaran vampir selanjutnya sebagai syarat utama yang telah ditetapkan oleh kaisar vampir untuk menggantikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Kaisar Vampir
Brak... !
Bahu kursi singgasana dihentakkan keras.
Seorang pria bermata merah elang menyalang tajam ke arah depan.
Giginya menggeram kuat serta bergemeretak keras.
"Apa ? Dia pergi ?" ucapnya dengan mata nyalang.
Tak seorangpun yang berani menyahut ucapan pria diatas kursi singgasana emas.
Semua pandangan tertunduk dalam tanpa suara.
"Katakan padaku !" ucap pria diatas singgasana.
Seorang pria langsung mendekat sambil menundukkan pandangannya.
"Ampun, kaisar vampir ! Semua klan vampir tidak tahu menahu hal ini sampai salah seorang dari kami berkunjung ke istana pangeran Lakas untuk mengirim undangan dari anda !" ucapnya.
Sorot mata kaisar vampir kembali nyalang kali ini pandangannya sangat dingin. Lalu mendesah pelan sambil menatap serius.
"Lakas tidak akan berani padaku sampai aku tahu alasan dia pergi dari istananya tanpa memberitahukan padaku", ucap kaisar vampir.
"Ampuni kami semua kaisar vampir ! Kami tidak berani menyimpulkan kalau pangeran Lakas melarikan diri !" sahut vampir bermata biru itu.
"Lalu kenapa kau mengatakan dia tidak ada di istananya ?" tanya kaisar vampir.
"Sebab memang seperti itulah kenyataannya bahwa pangeran vampir tidak ada di istananya", sahut vampir bermata biru memberanikan dirinya untuk menatap ke arah sang kaisar vampir.
"Lantas kemana Nobel ? Apa dia juga tidak ada ?" tanya kaisar vampir sambil menaikkan kedua alisnya ke atas.
"Benar, kaisar vampir...", sahut vampir bermata biru.
"Ini sebuah konspirasi kalau memang demikian", kata kaisar vampir.
"Apa kaisar vampir menebaknya ini adalah pemberontakan ?" tanya vampir bermata biru.
"Dia pergi tanpa ijin dariku dan tanpa alasan jelas, pangeran Lakas meninggalkan istananya, aku tidak mengatakan hal ini sebagai pemberontakan terhadap kaisar vampir", sahut kaisar vampir.
Kaisar vampir memainkan cincin merah delimanya yang ada di ujung jari kelingkingnya.
"Tapi pangeran Lakas telah pergi tanpa alasan apapun bahkan dia tidak datang ke undanganku ini", kata sang kaisar vampir seraya menyeringai kasar.
"Kita tidak tahu apa alasan pangeran Lakas pergi, tidak bisa disebutkan sebagai pemberontakan terhadap kekaisaran anda", ucap vampir bermata biru.
"Apa kau tidak pernah berpikiran cerdas terhadap suatu masalah ? Tentu dia pergi karena suatu alasan tertentu dan itu penting sifatnya !" sahut kaisar vampir.
"Maaf, kaisar vampir ! Saya tidak berani menyimpulkannya seperti itu !" sahut vampir bermata biru.
Kaisar vampir mendengus kasar lalu menghirup asal.
Diraihnya segelas minuman anggur merah dari atas nampan emas didekatnya.
"Dia adalah putraku ! Tentu saja, keinginan terbesarku agar dia sebagai pewaris tahta ini tanpa keraguan sedikitpun dariku !" ucap kaisar vampir.
Kaisar vampir menghirup aroma anggur merah dari arah gelas minumannya yang ada ditangannya lalu menggoyangkannya pelan.
"Tapi aku ingin dia menjadi kaisar vampir selanjutnya, meski aku memiliki pangeran-pangeran lainnya yang bisa menggantikanku, tapi aku ingin tetap Lakas yang meneruskan kepimpinanku ini", ucap kaisar vampir.
Sorot mata berwarna merah itu lalu mulai meredup sendu ketika sang kaisar vampir selesai berkata mengenai putranya yang bernama Lakas.
"Kau tentu memahami alasan serta keinginan terkuatku ini terhadap Lakas", kata sang kaisar vampir.
Raut wajah kaisar vampir berubah murung lalu menatap kosong.
"Lakas adalah vampir terkuat yang pernah ada, dia salah satunya dari vampir darah murni yang paling hebat serta menguasai segala elemen", ucapnya.
Sejenak sang kaisar vampir terdiam.
Tatapannya kembali murung sedangkan kesedihan sangat jelas tergambar dari raut wajah tampannya yang awet muda.
"Untuk melindungi semua klan vampir dari ancaman klan serigala dan agar kita bisa hidup berdampingan dengan manusia, diperlukan pemimpin terkuat dari klan vampir darah murni yang tak tertandingi", lanjut sang kaisar.
Vampir bermata biru hanya terdiam, tidak berani menjawab karena dia tahu siapa vampir yang dimaksudkan itu.
"Satu-satunya tumpuan harapanku adalah Lakas, tak ada lagi dari pangeran-pangeran lainnya yang bisa kuandalkan lagi selain Lakas", ucap kaisar vampir.
Kaisar vampir menghela nafas asal lalu menenggak habis segelas anggur merah minumannya.
"Tapi dia pergi...", ucapnya sendu.
Tampak kemurungan tergambar jelas dari wajah tampannya yang masih awet muda.
"Kami akan segera mencarinya dimana pangeran Lakas sekarang tinggal, dan berjanji membawanya kembali kehadapanmu lagi, kaisar vampir", ucap vampir bermata biru lalu mendongak serius.
Kaisar vampir menatap dingin.
Ujung bibirnya menarik ke atas pelan menandakan dia sedang menguji.
"Apa kau bersedia mencari Lakas untukku ?" tanya kaisar vampir.
"Kami berlima akan segera mencari pangeran Lakas dan membawanya pulang", kata vampir bermata biru itu.
Kaisar vampir mendesah pelan lalu menatap ke arah lain.
"Bawa dia secepatnya !" perintah kaisar vampir.
Kaisar vampir meletakkan gelas kristal ditangannya kembali ke atas nampan emas.
"Apapun alasannya tetaplah bawa dia kembali ! Dan jika kalian bertemu lagi denannya, katakan padanya bahwa istana terancam punah !" ucap sang kaisar sembari menyorot tajam.
"Siap laksanakan, kaisar vampir !" sahut vampir bermata biru dengan memberi hormat.
"Tapi jika dia menolak kembali, katakan padanya, bahwa keadaan kekaisaran vampir terancam dibawah kendali klan serigala", ucap kaisar vampir dengan wajah murung.
Kaisar vampir melengos pelan.
"Dan demi ibu kandung Maria ! Katakan pada si bangsat itu ! Pulanglah karena klan vampir akan menjadi abu gosok tersengat sinar Matahari jika pihak katedral berhasil menemukan kita diantara manusia !" ucap sang kaisar berwajah datar.
"Baik, kaisar vampir akan saya sampaikan semua pesan anda kepada pangeran Lakas", sahut vampir bermata biru itu.
"Dan katakan juga kepadanya, bahwa ibu kandungnya mencarinya !" ucap kaisar vampir lalu mengibaskan tangannya ke arah vampir bermata biru itu.
Sedetik saja, kelima vampir telah berdiri tepat dihadapan sang kaisar vampir yang sedang duduk disinggasananya.
Kelima vampir yang semuanya mengenakan jubah hitam tampak patuh terhadap sang kaisar vampir.
Mereka berlima lalu memberi hormat kepada sang kaisar vampir sebelum pergi untuk mencari pangeran Lakas yang menghilang tanpa kabar berita.
Hembusan angin bergerak ringan dari arah istana megah.
Tampak gerakan halus melesat kilat menuju ke arah luar istana lalu menghilang dari pandangan sang kaisar vampir.
Suara burung gagak terdengar dari arah luar istana megah itu saat kelima vampir utusan kaisar vampir pergi.
Kaisar vampir masih terdiam diatas singgasana miliknya sambil memandangi ke arah jendela istana yang terbuka itu.
Tatapannya dingin saat menyorot tajam sedangkan salah satu tangannya sedang bertumpu diatas kepalanya.
Kaisar vampir menghela nafas pelan sembari terus mengawasi jendela istana.
"Lakas..., apa yang sedang kamu rencanakan sekarang ?" gumamnya.
Kaisar vampir memainkan kembali cincin diujung jarinya.
Namun, terlihat jelas dia sedang memikirkan putranya yang bernama Lakas itu.
Guratan kecemasan sangat nyata tergambar diraut wajah tampannya yang awet muda meski usianya telah melampaui masa keabadian seorang vampir, dia masih tampak tampan dan sangat gagah.
Seseorang sedang mengawasi sang kaisar vampir dari arah lain dari balik tirai.
Tirai berukuran besar serta panjang berwarna merah tua menjuntai hingga ke bawah lantai istana serta memisahkan ruangan singgasana dengan ruangan lainnya yang ada diruangan ini.
"Cih..., selalu saja Lakas yang dia cari..., apa tidak ada dari kami yang sangat berkesan dihatinya...", gumam seseorang dari balik tirai yang melambai ringan itu.
Sinar merah berkilat tajam dari arah kedua mata laki-laki yang sedang berdiri dibalik tirai.
Wajahnya samar-samar terlihat diantara celah tirai yang bergerak tertiup angin dari arah luar jendela istana.
"Aku pastikan pangeranmu tercinta itu tidak akan pernah kembali ke istana ini, kaisar vampir", gumamnya lalu menghilang pergi.