Hi hi hayyy 👋
Selamat datang di karya pertamaku... semoga kalian suka yaaa
Marchello Arlando harus mendapat julukan pria buruk rupa setelah insiden yang membuatnya mengalami banyak luka bakar.
"Aku tak sudi bersamamu lagi Chello. Aku malu memiliki pasangan yang buruk rupa sepertimu."
Marah, benci dan juga dendam jelas sangat dirasakan Marchello. Namun keadaannya yang lemah hanya bisa membuat dirinya pasrah menerima semua ini.
Hingga 7 tahun berlalu, Marchello dipertemukan oleh fakta tentang keluarga kandungnya dan membuatnya menjadi penerus satu-satunya. Menjadi CEO sekaligus pemimpin mafia yang selalu menggunakan topeng, Marchello bukan lagi pria berhati malaikat seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hingga pada suatu hari, ia diminta menikah untuk bisa memberikan penerus bagi keluarganya. Wanita yang dijodohkan untuknya justru mengalihkan posisinya dengan adik tirinya sendiri setelah tahu keadaan Marchello yang memiliki rupa misterius. Mungkinkah perjodohan akan tetap berlanjut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qaeiy Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trauma Vilme
Di ruang rawat inap rumah sakit, Marchel tak bisa menahan air matanya melihat keadaan ibu kandung Vilme yang mengenaskan.
Wanita yang selama ini dikira semua orang telah tiada, ternyata masih hidup dan disekap oleh ibu tiri Vilme. Kulit wanita itu pucat pasi, rambutnya kusut, dan tubuhnya kurus kering.
Marchel duduk di samping ranjang, meraih tangan wanita tersebut dengan lembut. “ Maafkan kami karena baru menemukanmu, Mommy Celia. Bahkan aku pun tidak menyangka kalau anda masih hidup,” ucapnya seraya menahan isak sedihnya.
Grandpa menepuk pundak cucunya itu. “Ini berkat kehebatan anak buahmu, terutama Lucas. Mereka berhasil menemukan mommy Ime dan mereka tak akan sekuat ini jika bukan karena ajaranmu.” Ujar Grandpa bangga.
“Terima kasih grandpa. Sekarang, ada baiknya kita menunggu keadaan mommy Ime pulih, baru setelah itu kita beritahu padanya. Aku tak mau dia syok jika melihat mommynya seperti ini.” Marchel masih menatap iba pada ibu dari istrinya, sementara grandpa setuju dengan ucapan Marchel.
Namun Suasana tiba-tiba terhenti ketika ponsel Marchel berdering.
“Lucas?” gumam heran Marchel.
“Coba angkat saja, siapa tahu penting.” Ucap grandpa yang diangguki oleh Marchel.
Setelah mendengar informasi dari Lucas. wajah Marchel langsung berubah pucat. “Apa? Ime hilang? Bagaimana bisa?” ucapnya panik.
Bahkan grandpa pun terkejut mendengar ucapan Marchel.
Marchel sangat marah “Lucas, bagaimana bisa kau lengah seperti ini? Ime berada dalam bahaya karena kelalaianmu!” tegas Marchel.
“Apa yang terjadi pada Ime?” tanya grandpa yang juga cemas.
Marchel langsung berdiri dan mengambil jasnya. “Aku harus pergi, grandpa. Vilme dalam bahaya” katanya dengan nada tegang.
Grandpa mengangguk dengan khawatir." Baik, pergilah. Grandpa akan menjaga mommy Ime di sini. Berhati-hatilah dan selamatkan istrimu, Nak," ucapnya.
Tanpa menunggu lebih lama, Marchel berlari keluar rumah sakit dengan penuh kecemasan. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada istrinya.
Vilme tersadar dan mendapati dirinya, baik tangan dan kakinya terikat erat di sisi ranjang. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi, namun kepalanya terasa berat dan penuh kabut.
Tiba-tiba, sosok pria muncul dari balik pintu dengan senyuman menyeramkan di wajahnya. "Vilme, akhirnya kau sadar juga," ujarnya dengan nada manis yang mencengangkan.
"Aaron? Kau yang membawaku kemari?" tanya Vilme tak menyangka.
“Ya, aku ingin kita bermain dan bersenang-senang.” Jawab Aaron seraya ia melepaskan tali ikat pinggangnya sendiri.
“Bermain apa maksudmu, huh?” tanya Vilme tegas.
Aaron menyeringaikan senyumnya seraya duduk di samping Vilme yang terbaring “Tentu saja permainan yang membuat nikmat, sayang.” Jawab Aaron sembari membelai wajah Vilme.
“Lepaskan aku Aaron! Apa yang kau lakukan ini? Kita ini teman.” Vilme berteriak ketakutan dan memohon agar dibebaskan.
“Aku menculikmu sesusah payah ini dan mana mungkin aku membebaskanmu begitu saja? Biar kuperjelas Vilme, aku menyukaimu sejak lama dan aku tak akan membiarkanmu kembali pada pria buruk rupa itu.”
Vilme menangis, merasa tak bisa percaya bahwa teman yang selama ini ia kenal baik, ternyata menyimpan perasaan terhadap dirinya. Apalagi Aaron juga tahu bahwa ia sudah menikah.
Aaron mendekati Vilme sambil perlahan melepaskan bajunya sendiri.
“Apa yang akan kau lakukan Aaron? Lepaskan aku! Ingat bahwa aku sudah menikah. Aku sudah memiliki suami.” Ucap Vilme histeris seraya mencoba memberontak, hingga tangan dan kakinya lecet sebab gerakan yang membuat tali melukai kulitnya.
“Tak masalah, Vilme. Aku tak peduli dengan pernikahanmu. Aku masih mencintaimu sampai detik ini.”
Vilme merasa semakin cemas dan menangis sejadi-jadinya saat Aaron semakin mendekat.
“Tolong!” Vilme tak henti-hentinya berteriak sekeras mungkin dalam situasi ini.
Aaron justru tertawa melihat ketakutan Vilme. “Berteriaklah karena tak akan ada yang menolongmu. Bahkan, suamimu pun tak akan datang.”
“Kau gila Aaron! Marchello tak akan mengampunimu.” Teriak Vilme dengan mata memerah.
“Aku tak takut meski aku tiada di tangannya. Setidaknya, aku sudah merasakan tubuhmu.” Ucap Aaron seraya tersenyum sinis.
Vilme menggelengkan kepala dengan air mata yang masih mengalir deras “ Tidak Aaron! Jangan lakukan ini! Aku hanya ingin suamiku yang mendapatkan kehormatanku, bukan dirimu.” Teriak Vilme histeris.
Mendengar ucapan Vilme, Aaron makin tertawa puas. “Apa? Kehormatan? Jadi Marchello belum menyentuhmu selama ini?” tanya Aaron dengan kembali membelai wajah Vilme.
“Singkirkan tanganmu dariku!” ucap tajam Vilme yang membuat Aaron justru makin mendekatkan wajahnya.
Vilme langsung memalingkan wajahnya dan berusaha memberontak. Namun apa daya, ia semakin terluka dan kesakitan jika ia bergerak.
Sementara Lucas saat ini langsung menghubungi Marchello lagi dan memberitahu bahwa dia sudah berada di lokasi yang diduga sebagai tempat penculikan Vilme, berbekal informasi dari chip lokasi yang terdapat di anting Vilme.
Dan saat ini, Lucas mengendap-endap mendekati sebuah gudang tua.
Dalam sekejap, ia menerjang masuk dan berhadapan langsung dengan banyaknya penjaga. Mereka bertarung sengit, dan akhirnya Marchello tiba beberapa menit kemudian untuk membantunya.
Tak butuh waktu lama, Marchello dan Lucas telah mampu melenyapkan para penjaga di gedung ini. Namun jumlah mereka makin bertambah dan membuat Marchello makin murka.
“Marchello!”
Suara teriakan Vilme membuat Marchel begitu cemas. Ia makin menggila melenyapkan orang-orang yang menyerangnya dan tak sabar segera mendatangi keberadaan istrinya.
“Itu suara Nona Vilme, Tuan. Pergilah dan aku akan menghadapi mereka,” ucap Lucas.
Sementara Aaron kini membelai lengan Vilme sembari menyeringaikan senyumnya. “Aaron jangan!” teriak Vilme saat Aaron mulai mengoyak pakaiannya.
Vilme menangis, terisak-isak merasa tak berdaya.
“Sstt! Tenanglah sayang, ini tidak akan menyakitimu. Ayo nikmati bersama” ucap lembut Aaron sembari tersenyum.
Vilme menggelengkan kepalanya dan menangis sejadi-jadinya “Marchello!” teriak Vilme dengan suara begitu pilu.
Aaron justru tertawa kecil melihatnya dan langsung menyerang ceruk leher Vilme dan menyesapnya kuat.
“Engh... Aaron, hentikan!” teriak Vilme sembari terus memberontak.
“Marchello... Tolong!” Vilme menangis dan merasa dirinya benar-benar terhina saat ini.
Dorr!
Aaron langsung terjatuh dari ranjang karena terkejut mendapat tembakan di punggungnya.
Marchel menginjak perut Aaron “Tak akan kubiarkan anggota tubuhmu tetap utuh setelah lancangnya dirimu menyentuh istriku.” Tegas Marchello dengan menghentakkan kakinya tepat di perut Aaron.
Sontak Aaron memuntahkan cairan merah dari mulutnya dan Marchello langsung menendangnya hingga Aaron terguling. Lucas beserta anak buah Marchello yang kini menangani Kian.
Marchel langsung beralih dan segera melepaskan ikatan di tubuh Vilme. Ia juga segera melepas jasnya dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Vilme
Marchel membantu Vilme duduk, Vilme justru menangis saat ditatap Marchel. Ia mundur dan justru menjauh dari suaminya.
“Aku sudah kotor. Aku sudah tak suci lagi .” isak Vilme yang membuat Marchel langsung mendekapnya.
“Tenanglah sayang, kau masih suci. Jangan takut” ucap lembut Marchel menenangkan, namun Vilme masih terus memberontak karena merasa dirinya terhina atas kejadian ini.
“Dia sudah menyentuhku. Aku sudah ternoda.” Vilme masih terus menangis dan Marchel makin kuat mendekapnya.
“Tak ada yang berubah pada dirimu. Kau tetap istriku dan kau paling terhormat. Kau masih suci sayang dan kau tidak ternoda. Tenanglah ya” ucap Marchel begitu lembut sembari mengusap kepala Vilme.
Vilme masih terisak pilu dalam pelukan Marchel. Tubuhnya gemetar ketakutan, sementara bajunya yang koyak menjadi saksi bisu akan tindakan bejat yang akan dilakukan Aaron kepadanya. Hal ini menambah trauma yang dialami Vilme.
“Bawa pria itu ke markas dan dia akan menjadi bahan amukanku nantinya.” Titah Marchello pada Lucas yang baru saja selesai memberikan banyak pukulan pada Aaron.
“Baik Tuan”
Lucas pun membawa tubuh lemah Aaron secara paksa dengan keadaan tubuhnya yang penuh luka dalam sekejap oleh perbuatan Marchello dan Lucas.
Melihat Aaron yang telah menjauh, Vilme masih tak menyangka bahwa Aaron akan tega menculiknya dari kampus dan membawanya ke tempat terpencil untuk memaksanya menerima perasaannya.
Namun, untunglah Marchel datang tepat waktu sebelum Aaron berhasil melakukan tindakan tak terpuji. Marchel yang dikenal sebagai seorang mafia kejam, ia bersumpah akan memberikan Aaron pelajaran yang tak akan pernah ia sangka dari sosoknya yang tertutup.