Alicia Sandra Hellypolter baru saja lulus SMA malah dinikah kan dengan pilihan ibu tirinya yang jahat. Alicia yang di kerap di panggil Cila yang sudah berharap agar bisa keluar dari keluarga Hellypolter malah berujung pergi ke neraka kedua bagi Cila. Padahal Cila sudah menderita di rumah nya sendiri ternyata Cila malah lebih menderita di rumah suaminya. Cila di campakkan oleh suaminya karena semua keluarga suami nya menganggapnya mandul padahal dirinya belum di sentuh oleh suaminya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Pagi ini Alicia baru habis berolahraga. Dengan di penuhi oleh keringat, Alicia begitu seksi. Alicia lalu kini sedang berada di dapur untuk minum. Untung tidak ada laki-laki di rumah ini kecuali Ethan. Kalau ada? mungkin Alicia sudah habis di tangan pria itu.
Ethan memperhatikan Mommy nya yang sedang minum dan memicingkan matanya dengan tajam.
"Jangan memakai baju yang ketat kalau keluar Mom" celetuk Ethan dengan nada dingin nya.
Alicia melihat putra sulungnya yang sedang duduk di kursi meja sambil bersedekap versis seperti orang dewasa.
"Gak mungkin lah Ethan" jawab Alicia.
"Yah Bagus Mom" Angguk Ethan lalu kembali membaca buku nya.
Alicia kembali ke kamarnya untuk segera membersihkan badannya yang sudah di penuhi oleh keringat.
Alicia menatap tubuhnya di depan cermin. Banyak perubahan di dalam dirinya. Lima tahun lamanya dirinya berusaha untuk mempercantik dirinya dan sekarang itu sudah berhasil. Tinggal memperbanyak uang nya saja.
"Kak Ethan "panggil Emma lalu duduk di samping Ethan.
"Hmm..." jawab Ethan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.
"Apa Mommy mau membeli kan kita leptop kak Ethan?" tanya Emma menatap Ethan dengan mata bulatnya sambil menopang dagunya dengan tangan gemoy nya.
"Belum ada jawaban" ucap Ethan.
"Padahal Ema mau mencari identitas Daddy kita kak" Emma kemudian meletakkan kepalanya di tas meja.
"Nanti aku akan membujuk Mommy lagi"
Emma tidak tahu bahwa kedua anaknya begitu pintar selama ini. Emma dan Ethan sudah bisa meretas di usia mereka yang baru mau menginjak lima tahun.
Bahkan Emma dan Ethan sudah mempunyai pekerjaan sukses yang di mana mereka kini sudah mempunyai banyak uang.
Dengan mengirim desain mereka tentang ruangan dan gaya arsitek kepada perusahaan tertentu yang mau membayar mereka dengan mahal.
Terkadang pekerjaan mereka begitu terbatas sebab tidak ada komputer atau laptop milik sendiri. Hanya kadang-kadang saja Emma dan Ethan meminjam laptop milik alicia.
"Apa Daddy tidak menyayangi kita kak?" tanya Emma lagi dengan berpikir keras.
"Aku tidak tahu" jawab Ethan dengan singkat.
"Tidak usah membahas tentang Daddy lagi terutama di depan Mommy lagi" peringat Ethan.
Jika di bahas tentang Daddy kepada Alicia maka Alicia akan bilang bahwa Daddy mereka itu sangat jelek dan sudah mati. Lalu Alicia habis itu akan merasa sedih. Ethan tidak mau kalau Alicia merasa sedih.
"Tapi teman-teman Ema punya Daddy kak. Terus kenapa kita tidak ada Daddy. Ema juga di bilang anak haram" jelas Emma begitu sedih.
"Yang mengatakan kepada mu" ucap Ethan begitu dingin menatap adik nya.
"Sasa dan Claudi" jawab Emma dengan begitu polosnya.
"Jangan berteman dengan mereka lagi" ucap Ethan dengan tegas.
Ethan mengepalkan tangan nya dengan kuat dan langsung pergi meninggalkan adik nya.
Ethan langsung mengambil Leptop nya Alicia dan segera membawa nya ke kamarnya.
Ethan membuka leptopnya dengan dimana jari kecilnya menari-nari di atas keyboard dengan pencarian data seseorang.
Klik....
"Perusahaan Property" Gumam Ethan dengan tersenyum licik.
"Aku akan membalas kalian karena telah menghina adikku" Tentu saja Ethan tidak akan diam saja ketika adiknya di hina oleh orang lain.
Ethan pasti akan menghancurkan mereka dengan cara nya sendiri. Ethan mencari data dari Claudi dan Sasa yang di katakan oleh adiknya.
Pantas saja berbicara nya tinggi, ternyata anak orang kaya. Lagi-lagi tangan mungil Ethan menari-nari begitu lincah. Tangan nya yang mungil tidak akan menghalanginya dengan mengetik sesuatu di Leptop milik Alicia
"Perusahaan apa ini?" Sinis Ethan yang bisa dengan mudahnya membobol milik perusahaan ayah nya Claudi dengan mudahnya.
Satu...dua...tiga...
Klikk...
"Mampus ...." Ethan tersenyum senang melihat kehancuran perusahaan Ayah nya Claudi. Tinggal Sasa yang harus di bereskan olehnya nya.
"Ahhh cuma pengusaha kecil" Gumam Ethan tanpa henti tangan nya sibuk mengetik sesuatu yang hanya dirinya yang tahu.
Senyum kepuasan langsung terpancar di bibir indah milik Ethan. Melihat dua perusahaan hancur dalam bersamaan. Itu pun karena di buatnya.
Tok...tok..tok..
Ethan tersentak karena seseorang telah mengetuk pintu kamarnya.
"Ethan!"
Itu adalah suara Mommy tersayang nya. Dengan buru-buru Ethan menghapus jejak yang sudah dirinya gunakan tadi agar Ibu nya tidak curiga.
"Ethan! apa kamu mengambil Leptop ibu nak?"
"Iya mom, Sebentar"
Ethan segera membuka pintu.
"Maaf mom, tidak memberitahu Mommy kalau Ethan mengambil Leptop Mommy" Ucap Ethan dengan nada polosnya.
"Tidak apa-apa Ethan, tapi lain kali beri tahu Mommy dulu yah" Jawab Alicia dengan mengelus pucuk kepala Ethan.
Sepertinya Alicia memang harus membelikan Leptop kepada putranya.
Entahlah, Alicia pun terkadang bingung, Kenapa Putra nya bisa memainka Leptop sedangkan dirinya tidak pernah mengajari nya.
Alicia hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kepintaran Ethan dan Emma yang di luar kepala orang dewasa.
Alicia memang bersyukur kedua anaknya di berikan kepintaran yang luar biasa di bandingkan anak sesuai Ethan dan Emma.
"Ethan!" panggil Alicia lagi.
"Iya Mom" jawab Ethan dengan memberikan Kembali leptopnya kepada Alicia.
"Mommy akan memesan Leptop untukmu dan Emma" Ucap Alicia.
Ethan yang mendengar nya langsung tersenyum senang dan memeluk kaki Alicia.
"Terimakasih Mom, Ethan sayang Mommy"
Alicia berjongkok dengan menyamakan dirinya dengan Ethan.
"Mommy juga sayang Ethan dan Emma. Kalian adalah paripurna Mommy"
Cup...
Emma mencium kening Ethan.
"Kamu di cari oleh adik mu Ethan"
"Baik mom, sekali lagi terimakasih yah Mom"
Alicia mengangguk kan kepalanya dan segera kembali ke ruang kerjanya.
Tingg....
Alicia segera melihat Handphone nya dan seketika menutup mulutnya tidak percaya.
"Astaga...Aku di terima di perusahaan yang paling terkenal di Indonesia" Ucap Alicia tidak percaya.
Ini adalah kebahagiaan yang terbesar dan ping bahagia menurut Alicia karena sudah di terima di perusahaan yang paling terkenal yang dulu selalu dirinya cita-cita kan.