Terpaksa Menikah Dengan Playboy

"AAAAAAAAAA!"

Listrik di rumah Thara dengan sendirinya menyala kembali. Darren refleks memeluk Thara yang ada di hadapannya. Napasnya tidak beraturan. Thara menenangkan Darren dengan mengusap punggungnya. Darren merasa nyaman. Darren teringat pria yang tadi ada di samping Thara. Darren segera menarik tangan Thara untuk keluar dari rumahnya.

Darren membukakan pintu mobil untuk Thara. Darren di tengah derasnya hujan melarikan mobilnya. Darren sempat melirik ke pinggir jalan, pria yang tadi bersama Thara tersenyum melambaikan tangan ke arahnya. Setelah lumayan jauh meninggalkan rumah Thara, Darren menepikan mobilnya. Darren memukul setirnya dan menatap ke arah Thara. Thara tersentak dan menundukkan wajahnya.

"Dari mana saja kamu!" Darren dengan suara penuh emosi.

"Hmmm, maaf Tuan. Saya tidak tahu harus melakukan apa. Saya tidak ingin mengganggu Tuan dan kekasih Tuan. Hanya rumah orang tua saya saja yang bisa saya tuju," jawab Thara.

"Tolong, apapun yang kamu lihat hari ini, jangan beritahu orang tuaku. Paham!"

"I ... iya Tuan," Thara meremas kedua tangannya.

"Dan ini, ponsel untuk kamu. Kamu harus siap kapanpun jika aku perlukan." Darren memberikan ponsel kepada Thara.

Thara mengambil ponsel itu dan hanya memperhatikan.

"Jangan bilang kamu juga gak tau cara makainya?"

Thara mengangguk sedih. Thara memang sering melihat Jasmin dan teman-teman di sekolahnya memainkan ponsel tapi Thara sama sekali belum pernah memegang ponsel. Darren kemudian memberitahu Thara cara menggunakan ponsel. Thara memang anak yang pintar, Thara sudah mengerti cara mengirim pesan, menyimpan kontak dan melakukan panggilan.

"Simpan ponsel itu. Kita pulang." Darren menuju rumah orang tuanya.

Setiba di kediaman Tuan Elvan, Thara langsung mencoba baju pernikahannya. Maryam yang saat itu ada di sampingnya merasa posisinya tergantikan. Maryam masih tidak terima bila Thara menjadi majikannya. Nyonya Delisha terlihat sangat semangat menyiapkan pesta pernikahan.

Apa sih yang membuat Nyonya besar sangat menyukai Thara. Gadis kampung udik, gak pantas lah bersanding dengan Tuan Darren, batin Maryam.

Setelah Delisha dan Thara keluar dari kamar tamu, Maryam menggunting baju pernikahan Thara. Maryam langsung keluar dari kamar tamu dan naik ke lantai dua menuju kamar Darren. Maryam masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu. Darren yang baru keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk di pinggang dibikin kaget.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

"Tuan, apa tidak menyesal menikah dengan gadis udik itu? Masih ada kesempatan Tuan untuk membatalkannya," Maryam mendekati Darren.

"Siapa kamu? Kamu hanya pembantu di rumah ini." Darren menjauh dari Maryam.

"Tapi Tuan, apa kurangnya saya dari Thara. Saya lebih cantik dari dia. Saya lebih berpengalaman dari dia dalam hal menyenangkan Tuan." Maryam memeluk Darren dari belakang. Maryam sangat menikmati aroma harum tubuh Darren.

"Cukup! Keluar kamu dari sini!" Darren melepaskan pelukan Maryam dan mengusir Maryam yang mulai tidak terkendali.

Maryam merobek pakaiannya, mengacak-acak rambutnya, Maryam kemudian berteriak dengan kencang. Delisha, Elvan, Thara dan beberapa assisten rumah tangga berlari masuk ke dalam kamar Darren. Maryam menangis mengadu ke Nyonya Delisha, Darren baru saja berbuat tidak senonoh padanya.

Darren dengan santainya menertawakan Maryam. Delisha meminta penjelasan pada Darren, apa yang dia lakukan pada Maryam. Elvan juga meminta penjelasan dari Darren. Darren dengan tenang mengatakan Maryam berbohong, dia tidak rela Darren menikah dengan Thara. Semua terkejut mendengarnya.

"Darren sebenarnya ada hubungan apa antara kamu dan Maryam?" Elvan memandangi Darren dan Maryam.

"Pa, Ma, Darren pernah beberapa kali meminta bantuan Maryam menghadiri pesta teman Darren. Tapi semua itu tidak gratis, Darren membayar Maryam. Dan Maryam mengira Darren menyukainya," jawab Darren.

"Apa benar itu Maryam?" Delisha berpaling menghadap Maryam.

"Hmmm, iya Nyonya. Tapi tadi Tuan Darren ...." Maryam kembali menangis.

Darren bertepuk tangan melihat akting Maryam. Darren sangat memuji kehebatan Maryam untuk mengambil simpati orang tuanya. Darren mengambil laptopnya dan menunjukkan rekaman CCTV di dalam kamarnya kepada Elvan dan Delisha. Darren juga menunjukkan rekaman CCTV yang ada di dalam kamar tamu.

"Maaf Ma, Pa. Darren melihat Maryam sangat membenci calon mantu Mama dan Papa. Untuk itu Darren antisipasi memasang CCTV." Darren duduk di atas sofa kamarnya.

"Maryam, hari ini juga kamu dipecat! Kemasi barang-barangmu. Gaji, bonus dan pesangon dari kami akan ditransfer ke dalam rekeningmu. Terima kasih atas kerja samanya selama ini."

"Tapi Nyonya ...." Belum selesai Maryam membela dirinya, Delisha menunjukkan rekaman CCTV kepada Maryam.

Maryam menatap ke arah Darren penuh dengan kebencian. Darren memang hanya menganggapnya sebagai seorang pembantu. Ternyata cinta Maryam bertepuk sebelah tangan. Mimpi Maryam terlalu tinggi untuk menjadi istri Darren di masa depan. Kebencian Maryam pun semakin besar kepada Thara. Maryam berjanji akan membalas dendam kepada Thara. Maryam pergi dengan sakit hatinya.

🌑 Hari Pernikahan

Pernikahan yang sederhana pun dilaksanakan. Elvan secara khusus datang ke kediaman Tuan Arjuna mengundang ke acara pernikahan Thara. Tapi Tuan Arjuna dengan tegas menolak hadir karena sudah memutuskan hubungan keluarga dengan Thara. Elvan kemudian meminta restu untuk pernikahan Thara dan Darren.

Dan akhirnya Darren dan Thara resmi dan sah menjadi pasangan suami istri. Dan di hari itu juga mereka pergi berbulan madu hadiah pernikahan dari Elvan dan Delisha. Mereka pun terbang menggunakan pesawat pribadi milik Elvan.

Di bandara Thara dan Darren ditunggu oleh Arsel dan seorang wanita cantik yang langsung memeluk dan mencium Darren ketika mereka bertemu. Thara baru menyadari Darren mempunyai banyak kekasih. Tapi mengapa Darren menikah kontrak dengannya, apa maksud pernikahan ini, begitu banyak pertanyaan di kepala Thara.

"Thara? Apa kamu masih ingat aku? Apa kamu istri Darren?" Arsel tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

"Tuan Arsel? Kenapa Anda ada di sini?" tanya Thara.

"Aku sahabat Darren dan akan menemani kalian," jawab Arsel.

Thara patuh pada Darren dan masuk ke dalam pesawat. Arsel menarik lengan Darren.

"Darren, apa alasan lo nikah dengan Thara?"

"Lo tau sendiri kan, semua ini hanya sandiwara tuk nyenengin ortu gue. Lo suka sama Thara? Silakan, ambil," kata Darren.

"Ok, gue akan ngejar Thara. Jangan nyesel lo. Makasih Darren," Arsel menyusul Thara masuk ke dalam pesawat.

Darren tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kok bisa seorang Arsel bisa jatuh cinta pada gadis primitif seperti Thara. Darren pun masuk ke dalam pesawat dan duduk di samping teman wanitanya.

Arsel duduk di samping Thara dengan raut wajah penuh ketegangan. Mulut Thara tidak hentinya komat kamit membaca doa. Keringat dingin mengucur pelan di wajahnya.

"Thara, kamu sakit?" Arsel menyentuh kening Thara dengan punggung tangannya.

"Tuan, saya takut. Ini pertama kalinya saya naik pesawat," Thara meremas-remas tangannya.

"Tenang, kita akan aman," Arsel memegang tangan Thara.

Pesawat mereka pun take off.

"AAAAAAAAAA!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...