NovelToon NovelToon
Morning Dew

Morning Dew

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Harem / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain / Kontras Takdir
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Vidiana

Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.

Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.

Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?

Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

Suara dalam dari seorang Pria di belakang Yuki membuat Yuki terkejut. Dia berbalik dan menemukan sesosok Pria berusia sekitaran 28 tahun sudah berdiri hanya berjarak satu hasta dengannya. Pria itu baru saja keluar dari suatu kumparan yang membentuk blackhole berwarna putih.

Mengenakan pakaian kerajaan jaman dahulu. Yuki langsung merasakan aroma mengintimidasi yang kuat dan dominan pada diri Pria itu, Phil pun merasakan perasaan yang sama. Pria yang baru muncul ini bukankah Pria yang mudah dihadapi.

Rambutnya berwarna gelap dengan semburat warna biru keabu-abuan. Kulitnya putih bersih untuk ukuran seorang Pria pekerja keras. Postur tubuhnya tinggi dan ramping. Namun jelas terlihat adanya otot-otot yang terbentuk sempurna di balik pakaian yang dikenakannya.

Pandangan mata Pria itu bertemu dengan Yuki. Warna matanya berwarna biru es, sangat dingin dan tidak bersahabat. Jelas sekali Pria ini adalah orang yang sukar didekati dan dipahami.

Yuki merasa Pria didepannya bagaikan bulan di malam musim dingin.

...****************...

Pangeran Riana memandang gadis kecil didepannya. Mata gadis itu terbuka lebar saat melihatnya. Ada perasaan aneh ketika melihat gadis itu, sesuatu dalam dirinya mengatakan ingin memiliki gadis itu. Perasaan yang tidak lazim menghantuinya. Dengan cepat Dia mengalihkan pikirannya. Dia kemudian berpikir lagi, perasaan yang Dia rasakan saat ini, mungkin karena Pangeran Riana tahu, siapa Ibu dari gadis didepannya ini.

Yuki yang tersentak mundur satu langkah kebelakang. Dia bersiap akan menjauhi Pangeran Riana. Mungkin melarikan diri dari ruangan ini. Tapi Pangeran Riana sudah bisa membaca gerakan Yuki, jadi dengan sigap, Dia langsung mencekal tangan gadis itu.

“Aku datang untuk membawamu kembali” ujar Pangeran Riana tanpa ekpresi. Dia mencekal Yuki yang memberontak dengan sangat kuat.

“Tidak mau” Yuki berusaha keras untuk melepaskan diri, namun Dia tidak berhasil mengalahkan tenaga Pangeran Riana. Cekalan Pangeran Riana seperti belenggu besi yang menahan Yuki. “Lepaskan Aku, Bibi…Tolong Aku”

Mendengar teriakan Yuki, Bibi Sheira berusaha untuk menahan keinginannya menghambur menarik Yuki kembali. Tapi Dia tidak bisa melakukannya. Pangeran Riana tidak akan sungkan membunuhnya dan Phil. Selain itu, Yuki memang harus kembali ke asalnya untuk membantu Ayahnya membersihkan nama baik Ibunya. Sudah menjadi tugas Yuki untuk melakukannya.

Phil yang berdiri di belakang istrinya, memasang ekpresi datar. Tapi tangannya terkepal kuat. Naluri untuk melindungi anak gadisnya mempengaruhi perasaan Phil. Tapi Dia harus tetap tenang meskipun mendengar tangisan Yuki meminta tolong. Dia merasa sakit melihatnya. Tapi Istrinya sudah berpesan padanya sebelum Yuki datang, agar membiarkan Yuki kembali ke dunianya. Jadi Phil mengalihkan fokusnya pada istrinya yang terduduk menangis. Memeluk wanita itu untuk menenangkannya.

Pangeran Riana memeluk Yuki dengan mudah, mengangkatnya sehingga kedua kaki Yuki tidak lagi menyentuh lantai. Yuki menendang-nendang untuk membebaskan diri. Pangeran Riana tanpa kesulitan yang berarti, membawa Yuki untuk masuk ke dalam lubang putih seukuran manusia dewasa yang telah menunggunya. Pemberontakan Yuki tidak berarti apapun untuknya. Dengan mudah Dia mampu mematahkannya.

“Lepaskan Aku, Phil….Bibi..” Yuki menggapai tangannya yang bebas kedepan. Terus memohon kepada kedua orang tua angkatnya untuk membantunya. Tapi Mereka tidak bergeming dan hanya menatap Yuki dengan pandangan meminta maaf. Perlahan tubuh Yuki terhisap kedalam lubang. Kepalanya terasa berat. Kesadarannya perlahan menghilang. Yuki sudah tidak lagi memberontak sekuat tadi. Gerakan tubuhnya pun perlahan melemah. Rasanya seluruh sendi dalam tubuhnya melemas seketika. Tenaganya seperti terkuras habis.

Mereka tertarik kuat begitu masuk ke dalam lubang putih. Rasanya jatuh di atas timbunan jelly yang cukup besar. Sesaat sebelum kesadaran Yuki benar-benar menghilang, Dia merasakan tangan Pangeran Riana memeluknya dengan kuat.

...****************...

Terdengar cicit burung yang bersahutan, Angin berhembus ringan, masuk ke dalam ruangan melalui jendela yang dibiarkan terbuka. Tercium aroma bunga-bunga yang menandakan musim semi diluar sana. Menguar memenuhi udara.

Seorang pelayan dengan berhati-hati meletakan aroma terapi yang baru saja dibakarnya ke atas meja disamping tempat tidur. Bersama segelas air yang telah diberikan oleh Pendeta Serfa.

“Perdana Menteri” Gadis pelayan bernama Rena membungkukan badan untuk memberi hormat ketika melihat Perdana Menteri Olwrendho, majikannya masuk ke dalam kamar.

“Apa Dia sudah bangun ?” Tanya Pria paruh baya itu langsung. Tanpa menunggu jawaban, Dia berjalan menuju ranjang tempat Yuki tertidur dengan pulas di atasnya.

Sudah lima jam berlalu semenjak Yuki dibawa dari dunianya sampai ke kediaman Perdana Menteri Olwrendho. Tapi Yuki belum sadar dari pingsannya. Pendeta Serfa yang membantu Pangeran Riana untuk membawa Yuki dengan kemampuannya, mengatakan Yuki tidak memiliki tenaga dalam seperti Pangeran Riana, tubuhnya sudah pasti tidak mampu menahan tekanan yang terjadi ketika harus melewati perputaran dimensi. Dia hanya pingsan, tidak ada hal serius yang perlu dikhawatirkan. Pendeta Serfa menjamin keselamatan Yuki setelah memeriksanya di dalam istana Pangeran Riana tadi. Perdana Menteri Olwrendho hanya perlu membiarkan Yuki beristirahat dan membiarkannya bangun dengan sendirinya.

“Tinggalkan Kami, Aku yang akan menjaganya sendiri. Katakan pada juru masak agar memilih menu makan malam untuk penambah tenaga”

“Baik Tuan” setelah membungkuk untuk memberi hormat, Rena berjalan keluar kamar. Menutup pintu dengan perlahan.

Perdana Menteri menarik kursi dan membawanya ke samping tempat tidur. Angin meniup lembut tirai tempat tidur yang terbuat dari bahan sutra berkualitas tinggi. Dipandanginya gadis didepannya. Dia masih belum percaya bahwa akhirnya Dia bisa menyentuh Yuki.

Perdana Menteri Olwrendho mengusap rambut Yuki dengan penuh kasih sayang. Memeriksa tangan gadis itu beberapa saat untuk meyakinkan dirinya bahwa Dia sedang tidak bermimpi dan setelah cukup yakin Dia memasukkannya kedalam selimut. Yuki sangat mirip dengan Ibunya sewaktu muda. Hanya Ibunya tidak semungil dirinya. Wajah dan parasnya, seperti cetakan wajah Ibunya. Perdana Menteri Olwrendho tersenyum sendiri, setidaknya rambut dan warna mata gadis itu masih diturunkan dari dirinya.

Tiba-tiba bulu mata Yuki bergetar. Spontan Perdana Menteri mencondongkan tubuhnya untuk melihat kearah Yuki dengan lebih seksama. Yakin anaknya akan segera siuman, Dia bergegas keluar untuk mencari tabib istana yang diutus Pendera Serfa untuk berjaga.

...****************...

Setelah terombang-ambing cukup lama dalam kegelapan, Yuki merasakan kesadarannya perlahan mulai ada. Semua pancaindra yang tadinya lumpuh, perlahan kembali pada fungsinya. Tercium aroma terapi di hidungnya, membuat syaraf-syarafnya yang kaku menjadi lebih rileks. Terdengar pula cicit burung yang saling bersahutan tidak jauh dari jendela didekatnya. Dan ketika pada akhirnya Yuki mampu membuka mata, hal yang pertama kali dilihatnya adalah atap tempat tidur terbuat dari kain sutera berwarna ungu lembut.

Yuki meringis saat Dia berusaha mengangkat kepalanya. Kepalanya terasa berat. Yuki mencoba tenang. Dia melihat kesekeliling dan menyadari Dia berada di tempat yang sangat asing.

Yuki berada disebuah kamar yang cukup mewah dan luas. Tetapi dari furniturenya, Dia yakin ini bukan kamar dari sebuah ruangan yang modern. Ada empat jendela besar menghadap ke timur. Yang langsung terhubung dengan balkon kamar. Angin bertiup lembut dari jendela yang dibiarkan terbuka, dengan gorden terbuat dari kain sutera berkualitas tinggi berwarna ungu lembut, melambai-lambai tertiup angin. Ruangan ini ditata sedemikian rupa dan dan furniturenya di pilih oleh orang dengan selera yang cukup baik.

Di tengah ruangan. Ada perapian dengan sebuah sofa empuk disampingnya, berdampingan dengan rak buku yang tersusun rapi. Ada meja bulat dan dua buah kursi didepan perapian. Meja rias dan ada juga nakas disamping tempat tidurnya. Seseorang meletakan aromaterapi dan segelas air di sana.

Di sisi barat, dua buah pintu yang tertutup terlihat berjajar. Di sisi utara ada sebuah pintu lainnya. Di balik pintu tersebut, Yuki mendengar suara langkah kaki dan orang bercakap-cakap mendekat. Namun Yuki tidak mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Mereka. Dia hanya tahu beberapa kali namanya disebut dalam percakapan itu.

Secara keseluruhan, kamar tempatnya sekarang bukan kamar yang bisa dimiliki oleh orang biasa, tapi juga bukan kamar yang akan ditemukan di era modern pada jamannya. Kamar ini lebih mirip kamar kerajaan jaman dahulu yang sering ditontonnya dalam drama-drama percintaan yang Dia sukai.

Yuki baru saja akan mencoba bangun dengan menahan sakit di kepalanya. Rasanya seperti baru saja turun dari perahu dengan ombak yang cukup tinggi. Dia masih berusaha bangun ketika tiba-tiba pintu terbuka. Perdana Menteri Olwrendho masuk tanpa keraguan bersama dengan tabib istana kerajaan.

“Kau akhirnya bangun” kata Perdana Menteri Olwrendho lega.

Yuki melihat Pria paruh baya didepannya dengan tatapan terkejut. Suara Pria itu sangat familier ditelinganya. Dan lagi sosok Pria itu sangat tidak asing baginya meskipun Yuki sangat yakin Dia belum pernah bertemu dengan Pria itu sebelumnya.

“Jangan takut” Yuki terkesiap ketika Pria itu kembali berbicara. Dia semakin menyadari suara yang didengar adalah suara yang muncul dari dalam mimpinya tempo hari. Suara seorang Pria yang terus memanggil-manggil namanya didalam mimpi itu.

1
CaH KangKung,
👣👣
Dewi hartika
siip thoorrt di tunggu up datenya.
Zhietha Shietha
Hay kak,aq ada grup wa nie,husus para pembaca novel,novel siapa aja.kali aja kakak minat untuk gabung bisa inbox no kkak di fb/ig aku,atau balas komen di sini,mungkin aja minat 🥰 itung2 tambah teman
Rendi Rustandi
lanjut dong
Hana
lanjut
Aegis Aetna
kalo lagi mimpi jiwanya pindah
Aegis Aetna
di sekitarnya
Aegis Aetna
sedari tadi
Aegis Aetna
kok diulang narasinya?
Aegis Aetna
sudah kuduga pasti mimpi
Aegis Aetna
di atas. di bawah
Aegis Aetna
di sekelilingnya
Aegis Aetna
disummon
Aegis Aetna
manusia serigala
Aegis Aetna
di mana.
Aegis Aetna
di sini.
Aegis Aetna
ki yuki... tangi woy wes awan...
Dewi hartika
di tunggu kelanjutannya thorr.
Dewi hartika
semangat up datenya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!